Bagaimana Airbnb menggunakan Minimum Viable Product (MVP) untuk mengembangkan bisnisnya sehingga bisa menjadi startup yang sukses?

Airbnb adalah marketplace online yang memungkinkan orang untuk menyewakan properti atau ruang yang tak terpakai kepada tamu. Airbnb secara unik memanfaatkan teknologi untuk memberdayakan jutaan orang di seluruh dunia untuk membuka dan memonetisasi ruang, gairah, dan bakat mereka untuk menjadi pengusaha perhotelan. Pasar akomodasi Airbnb menawarkan akses ke jutaan tempat untuk menginap di lebih dari 191 negara, mulai dari apartemen dan villa hingga istana, rumah pohon, dan B & B. Perusahaan ini memulai bisnis atau produknya dengan MVP. Lalu, bagaimana MVP dari Airbnb?

Airbnb tidak langsung menjadi perusahaan besar yang memiliki situs berfungsionalitas lengkap, tim customer support berjumlah lebih dari 100 orang, atau beberapa aplikasi mobile. Airbnb mengawalinya dengan MVP.

Pada akhir 2017, para pendiri Airbnb, Brian Chesky dan Joe Gebbia, yang baru saja pindah ke San Fransisco, kesulitan untuk membayar uang sewa karena pada saat itu mereka tidak memiliki pekerjaan.

Saat itu, ada konferensi yang diadakan di San Fransisco. Hampir seluruh hotel telah habis dipesan dan orang-orang tetap membutuhkan tempat untuk tinggal. Brian dan Joe melihat ada kesempatan, dan mereka membeli 3 matras yang kemudian diletakkan di ruang keluarga di apartemen mereka. Mereka juga menyediakan sarapan. Mereka berpikir, mungkin ada beberapa orang yang mau membayar untuk tinggal disitu. Mereka mengambil foto apartemen mereka dan menaruhnya di website yang sederhana. Dalam waktu yang singkat, mereka memiliki tiga tamu yang akan menyewa karena akan menghadiri konferensi di San Fransisco.

Brian dan Joe mengamati masalah kedua. Di kota yang sering menyelenggarakan konferensi, sulit dan mahal untuk menemukan kamar hotel. Peserta konferensi membutuhkan bukan hanya tempat yang terjangkau untuk tinggal, tetapi tempat tinggal. Mungkin orang akan bersedia membayar untuk tinggal bersama beberapa orang asing.

Airbnb v1
Mereka memiliki ide untuk memulai bisnis ini dengan menyediakan matras, wifi, dan sarapan. Situs web mereka memungkinkan orang untuk mengunggah foto tempat mereka dan menyediakan akomodasi bersama untuk pengunjung. Itu adalah situs web dasar yang hanya menyediakan fungsionalitas sederhana dengan lokasi dan tempat.

Tampilan situs web awal Airbnb tampak seperti ini:
airbnb2

Website ini memberi validasi ide mereka. Mereka sekarang tahu bahwa ada banyak orang yang ingin mendapatkan uang tambahan dan pada saat yang sama cukup banyak pengunjung yang bersedia tinggal di tempat-tempat ini. Mereka tahu bahwa mereka dapat mengambil ide ini lebih jauh.

Produk ini jelas menunjukkan fokus pada fitur-fitur dasar dan bagaimana ini digunakan sebagai MVP untuk memvalidasi ide.

Airbnb v2
Bahkan dengan ide ini, mereka tidak bisa berhasil. Penghasilan mereka menjadi stagnan dan mereka tidak bisa tumbuh. Mereka mencoba memahami mengapa lebih banyak pelanggan tidak tertarik dengan akomodasi ini. Setelah melakukan penelitian, mereka menemukan bahwa itu disebabkan oleh kualitas gambar yang buruk yang diunggah oleh orang-orang. Ini diketahui ketika mereka memutuskan untuk berkeliling di New York City dan mengambil foto dari tempat itu sendiri. Hal ini meningkatkan kualitas dan mendorong pertumbuhan pendapatan. Dalam waktu singkat, bisnis mereka meningkat dari 200 per minggu menjadi 400 seminggu.

Tidak ada yang berubah dalam produk, tetapi mereka menyediakan fungsionalitas yang lebih baik. Kualitas gambar adalah fitur kinerja yang memberikan lebih banyak keandalan kepada pengunjung mengenai tempat mereka akan tinggal dimana. Karena hal ini tidak ada di v1, terjadilah stagnasi. Dengan peningkatan fitur ini, produk melihat pertumbuhan.

Airbnb v3
Selagi mereka bereksperimen dengan ide mereka, ada salah satu pemilik memposting rumah untuk disewakan. Daftar rumah mendapat banyak minat dari orang-orang dan ini adalah ketika Airbnb memikirkan mengubah fokusnya untuk menyediakan rumah kepada pengunjung. Hal ini menghasilkan pertumbuhan yang luar biasa dalam bisnis mereka dan nilai perusahaan.

Dalam MVP pertama mereka, tidak ada opsi yang kuat untuk memilih beberapa tanggal, lokasi, atau harga pada website. Mereka menargetkan satu demografi: peserta konferensi. Mereka tidak perlu memberikan opsi lain untuk membuktikan asumsi sederhana ini. Mereka tidak perlu memperhitungkan setiap kasus penggunaan. Mereka hanya perlu memastikan bahwa jumlah orang yang cukup bersedia untuk menyewa apa yang mereka tawarkan. Mereka akhirnya menemukan tiga, yang masing-masing setuju untuk membayar $ 80 per malam.

Dengan membangun secara sederhana dan belajar pada tahap awal, mereka menghindari apa yang bisa menjadi kegagalan yang menghabiskan banyak uang dan kaya fitur. Lebih baik gagal dan cepat menyesuaikan diri, daripada belajar pelajaran yang sama setelah menghabiskan banyak waktu dan uang.

Saat ini, AirBed & Breakfast menjadi Airbnb. Mereka punya logo baru dan identitas merek baru. Mereka juga menyediakan aplikasi ponsel dan tablet. Airbnb tidak lagi berfokus khusus pada konferensi atau acara, dan digunakan oleh jutaan host dan tamu di seluruh dunia. Pada tahun 2014, Airbnb dihargai 10 miliar. Pada 2015, mereka dihargai lebih dari 20 miliar.

Airbnb masih memiliki banyak tantangan. Mereka masih perlu beradaptasi dengan permintaan pengguna, dan hubungan mereka dengan industri hotel, serta pemerintah. Tetapi dengan memulai dengan satu ide, menguji asumsi mereka dengan cepat, dan iterasi berdasarkan data, Airbnb dapat menjadi pemain utama dalam ekonomi.

Pertumbuhan tahap demi tahap produk mereka memungkinkan mereka untuk mengubah fokus mereka dari akomodasi bersama ke akomodasi rumah / flat. Sejak itu, Airbnb telah meningkatkan semua fitur mereka. Perjalanan mereka adalah contoh yang bagus tentang bagaimana MVP harus dibuat dan bagaimana MVP yang baik dapat mengarah pada kesuksesan suatu produk.

Referensi: