Bagaimana Agroforestri berperan dalam Kelestarian Biodiversitas?


Hal-hal yang menjadi ancaman terhadap biodiversitas, diantaranya kerusakan habitat, eksploitasi berlebihan dan kompetisi oleh spesies eksotik. Perusakan habitat oleh manusia secara besar-besaran disebabkan oleh pertanian, pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan dan polusi lingkungan. Fragmentasi lanskap semakin luas karena berkembangnya lahan pertanian intensif, sehingga semakin menekan ruang gerak mega-fauna sehingga Siklus hidrologi dan kimia alami terganggu oleh pembukaan lahan yang menyebabkan milyaran ton tanah subur mengalami erosi dan hanyut ke dalam sungai, danau, dan laut setiap tahun, sehingga sungai, danau, dan perairan pesisir pantai menjadi dangkal, dimana potensi dan kejadian banjir semakin sering terjadi dalam skala yang semakin meningkat. Jadi, bagaimana peran agroforestri dalam mengatasi permasalahan biodiversitas/keanekaragaman hayati? dan bagaimana pengaruh peran biodiversitas dalam aplikasi agroforestri? dan bagaimana cara untuk menjaga eksistensi biodiversitas dalam mengelola sistem pertanian berbasis agroforestri?

berikut tambahan bacaan untuk meluaskan literasi temen-temen, monggo di eksplor ya :blush:
175-402-1-PB.pdf (463.4 KB) LN0009-04_2.pdf (625.1 KB) PR0043-15-3.pdf (4.0 MB)

24 Likes

Dapatkah agroforestri mempertahankan keanekaragaman hayati?
Umumnya jawaban yang diperoleh adalah TIDAK DAPAT, karena dalam
pengelolaan sistem agroforestri ada campur tangan manusia yang sangat
mempengaruhi tingkat keanekaragaman hayati. Bila kita kaji lebih mendalam
argumen tersebut di atas, paling tidak ada empat alasan yang dapat diajukan
yaitu:

  1. Spesies yang sangat sensitif terhadap gangguan aktivitas manusia tidak
    dapat dilestarikan dengan agroforestri karena adanya eksploitasi untuk
    tujuan komersial atau memang spesies tersebut tidak tahan sama sekali
    oleh adanya gangguan manusia. Misalnya: eksplotasi terhadap jenis pohon
    yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti gaharu (Aquilaria) dan gemur
    (Litsea) serta hewan liar lainnya.

Sebagai contoh sejenis pakuan yang berdaun tipis membutuhkan mikroklimat tertentu seperti yang dijumpai di bawah tegakan hutan tua nyang rapat akan sangat terganggu bila ada kegiatan eksploitasi oleh manusia, demikian pula dengan burung rangkong (hornbill) yang tergantung pada keberadaan kayu besar (pohon mati) di hutan. Tidak mengherankan bila jumlah spesies flora dan fauna di agroforest tua masih lebih rendah bila dibandingkan dengan hutan alam di sekitarnya. Pada agroforest dijumpai jenis tanaman 30% lebih rendah, dan untuk jenis burung sekitar 50% lebih rendah daripada yang dijumpai di hutan (Van
Schaick dan Van Noordwijk, 2002).

  1. Banyak binatang liar merupakan hama bagi agroforestri, sehingga
    cenderung untuk diberantas, meskipun sebenarnya mereka dapat hidup
    dalam lingkungan agroforestri tersebut. Misalnya babi hutan dan kera
    pemakan daun tanaman ataupun orangutan yang sering datang mencari
    makanan di agroforsetri di pinggiran hutan. Pada kondisi ini, petani tidak
    akan melihat keanekaragaman hayati sebagai kebutuhan, hewan-hewan
    tersebut merupakan musuh yang harus dibasmi. Jenis hewan macam ini
    yang membutuhkan perlindungan karena kehidupannya lebih terancam
    oleh adanya manusia, atau karena adanya eksploitasi dan adanya konflik
    dengan manusia. Pada tingkat plot, kedua proses ini tidak bisa jalan
    beriringan bila ditinjau dari perspektif organisme dan petani.

  2. Untuk skala bentang lahan, agroforestri menyebabkan lahan hutan
    terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga membatasi ruang
    gerak hewan. Adanya fraksi-fraksi hutan ini menyebabkan kondisi
    mikroklimat berbeda, sehingga beberapa flora tidak dapat berkembang
    biak bahkan mengalami kepunahan. Ulasan tentang fraksi-fraksi hutan ini
    akan dibahas lebih jauh di sub-bab berikutnya.

10 Likes

Agroforestri memiliki tujuan positif, terutama bagi lingkungan hidup. Salah satunya adalah sebagai upaya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. Mengapa bisa? karena sistem wanatani dapat menghasilkan keanekaragaman yang tinggi, baik menyangkut produk maupun jasa

6 Likes

http://seminar.uny.ac.id/semnasbio/sites/seminar.uny.ac.id.semnasbio/files/A_PU_041_Didik.pdf

3 Likes

Laju kerusakan lingkungan akibat pemanasan global dapat dikurangi dengan integrasi sektor pertanian dan sektor kehutanan melalui sistem agroforestri. Kegiatan dalam agroforestri dapat dilakukan melalui kombinasi produksi tanaman khas hutan, tanaman pohon-pohon berkayu keras, dan atau ternak hewan dengan pengaturan ruang tertentu sesuai dengan budaya masyarakat setempat. Semakin banyak pohon-pohon dedaunan hijau, semakin banyak CO2 di atmosfer yang diserap tumbuhan. Peningkatan penyerapan CO2 oleh tumbuhan memacu peningkatan laju fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tumbuhan.
Program agroforestri memiliki fungsi utama dalam bidang lingkungan sebagai peran utama dalam fungsi hidrologi dan konservasi. Dengan menerapkan program agroforestri, maka dapat mencegah kerusakan-kerusakan yang dapat diakibatkan oleh erosi, pemanasan global, dsb. Agroforestri ini dapat mencegah adanya erosi dan tanah longsor, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, dan sebagai perlindungan terhadap habitat flora dan fauna yang ada (Widiyanto, 2013).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Agroforestri berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati yang ada.

3 Likes

Keragaman tanaman yang dusahakan antara tanaman tahunan dan tanaman
pertanian memungkinkan terjadinya rantai makanan dan energi yang lebih panjang.
Kondisi ini selanjutnya akan mendukung terciptanya keragaman hayati yang tinggi
(biodiversitas).

Secara ringkas, menyebutkan beberapa manfaat lingkungan
yang dapat diperoleh dari sistem agroforestry;

  1. Mengurangi tekanan terhadap hutan, sehingga fungsi kawasan hutan tidak terganggu
    (tata air, keanekaragaman hayati dll);
  2. Lebih efisien dalam recycling unsur hara melalui pohon berakar dalam di lokasi tsb.
  3. Perlindungan yang lebih baik terhadap sistem ekologi daerah hulu DAS
  4. Mengurangi aliran permukaan, pencucian hara dan erosi tanah
  5. Memperbaiki iklim mikro, mengurangi suhu permukaan tanah, mengurangi
    evapotranspirasi karena kombinasi mulsa dari tanaman setahun/semusim dan
    naungan pohon.

bahwa belukar yang mendominasi lahan perkebunan tersebut merupakan tanaman yang mampu hidup di lahan manapun dan merupakan tanaman liar yang memberi naungan pada tanaman utama. Nilai penting pada stadia pertumbuhan pancang di penggunaan lahan tanaman semusim.

9 Likes

Secara umum manfaat dari sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat
dengan model agroforestry menurut Bismark dan Sawitri (2006) di bidang konservasi antara lain:
1.Kesetimbangan biodiversity.
Keragaman tanaman yang dusahakan antara tanaman tahunan dan tanaman
pertanian memungkinkan terjadinya rantai makanan dan energi yang lebih panjang.
Kondisi ini selanjutnya akan mendukung terciptanya keragaman hayati yang tinggi
(biodiversitas).
Secara ringkas, (Sabarnurdin, 2004) menyebutkan beberapa manfaat lingkungan yang dapat diperoleh dari sistem agroforestry;

  1. Mengurangi tekanan terhadap hutan, sehingga fungsi kawasan hutan tidak terganggu
    (tata air, keanekaragaman hayati dll);
  2. Lebih efisien dalam recycling unsur hara melalui pohon berakar dalam di lokasi tsb.;
  3. Perlindungan yang lebih baik terhadap sistem ekologi daerah hulu DAS;
  4. Mengurangi aliran permukaan, pencucian hara dan erosi tanah ;
  5. Memperbaiki iklim mikro, mengurangi suhu permukaan tanah, mengurangi
    evapotranspirasi karena kombinasi mulsa dari tanaman setahun/semusim dan
    naungan pohon
    Agroforestry_dan_Peranannya_dalam_Memper.pdf (217.7 KB)
4 Likes

Sistem agroforestri memberikan dampak
positif bagi aspek konservasi salah satunya yaitu upaya konservasi keanekaragaman hayati. Contoh, repong damar di Lampung terbukti berperan mempertahankan ratusan spesies langka seperti flora epifit, jamur dan berbagai herba (de Foresta dan Michon 1994). Selain itu repong juga berperan sebagai habitat bagi 92 jenis burung dan 46 jenis mamalia, termasuk
17 spesies yang dilindungi (ICRAF 2001). Berdasarkan hasil kajian Fernández (2004) dan Fernández et al. (2003), sistem agroforestri di Sumatera Utara juga terbukti berkontribusi terhadap konservasi keanekaragaman hayati serta menjaga kondisi hutan alam di sekitarnya yang menjadi habitat bagi orang utan. Pada contoh kasus sistem agroforestri dudukuhan di Jawa Barat, Manurung et al. (2008) menunjukkan bahwa sistem ini selain memainkan peran penting dalam aktivitas ekonomi regional, juga mampu menjaga kelestarian sejumlah jenis tanaman kehutanan dan buah-buahan.

Namun keanekaragaman hayati khususnya spesies² hewan tidak semuanya berperan baik bagi tanaman semusim yang ditanam di bawah tegakan hutan. Hewan-hewan tersebut memang memiliki habitat hidup yang layak tetapi hewan-hewan di hutan dapat berperan sebagai hama pada tanaman semusim. Misalnya saja dibawah tegakan hutan ditanami kacang-kacangan. Lalu di hutan tersebut terdapat burung yang memakan biji-bijian. Maka burung tersebut dapat berperan sebagai hama yang memakan biji dari tanaman yang sedang dibudidayakan. Dari peristiwa tersebut bisa juga burung yang merupakan komponen biodiversitas punah karena dimusnahkan supaya tidak mengganggu budidaya tanaman semusim.

Untuk menjaga keanekaragaman hayati dalam sistem agroforestri yaitu diperlukan lembaga yang jelas untuk mengatur petani dalam budidaya sistem agroforestri. Jika tidak adanya kelembagaan yang jelas, maka keanekaragaman hayati akan punah karena tidak adanya penanganan yang bijak.

10 Likes

Ancaman biodiversitas merupakan bagian dari kelestarian lingkungan. Ekosistem yang produktif dan stabil biasanya mempunyai daur ulang yang bersifat tertutup. Dengan demikian usaha pertanian atau suatu wilayah pertanian harus berada dalam satu sistem yang tertutup, meskipun dalam sistem tersebut. Harus mempertimbangkan juga keragaman dan kompleksitas.
Prinsip dasar pertanian berwawasan lingkungan dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut:

  1. Produktif, dikontrol oleh keragaman sistem.
  2. Memadukan tanaman pohon-pangan-pakan-
    ternak-tanaman spesifik yang lain.
  3. Bahan tercukupi secara swadaya dan memanfaatkan daur energi.
  4. Mempertahankan kesuburan tanah melalui prinsip daur ulang.
  5. Menerapkan teknologi masukan rendah (LEISA).
  6. Produksi tinggi dan stabilitas pertanaman tinggi
  7. Pengolahan tanah secara mekanik dari rendah
    sampai sedang
  8. Erosi dikontrol secara biologi
  9. Petak usaha tani dipisahkan menggunakan pagar
    hidup
  10. Menggunakan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit
  11. Pertanaman campuran
  12. Tanaman toleran terhadap gulma
  13. Target peningkatan produksi

sumber : https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/4061d9bfd00823daa900669bd2cce41d.pdf

4 Likes

Contoh studi kasus :

Agroforestri berbasis kopi (sebagian) mempertahankan biodiversitas biota seperti cacing tanah,rayap dan nematode. Petani mengatakan bahwa cacing tanah adalah hewan yang penting, sebagai penghancur seresah dan merupakan indicator dari kesuburan tanah. Namun peran cacing tanah yang bisa membuat liang dalam tanah yang penting untuk infiltrasi tanah masih belum banyak diketahui petani, karena sulit dilihat dengan kasat mata. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa di DAS Kontoditemukan 12 spesies cacing tanah dari 3 famili yaitu Megascolicidae, Lumbricidae dan Moniligastridae

Source :
Sudi Biodiversitas ; Apakah agroforestri mampumengkonservasi keanekaragaman hayatidi DAS KONTO?
Fitri Khusyu Aini, Syahrul Kurniawan, Gede Wibawa, dan Kurniatun Hairiah
RABA (Rapid Agro-Biodiversity Appraisal)

4 Likes

Peran Agroforestry dalam Pelestarian biodiversitas adalah melalui Agroforestry Kakao dengan mengurangi laju aliran permukaan dan erosi tanah,memberikan kelembaban udara,dan menambah unsur hara kandungan unsur N. Hal Ini sependapat dengan Sumilia (2019) Salah satu bentuk Agroforestry yang dapat menunjang kelestarian hayati di Indonesia adalah Model Agroforestry berbasis Kakao. Agroforestry berbasis Kakao dapat mengurangi laju aliran permukaan dan erosi tanah. Penyerapan air pada Agroforestry kakao lebih tinggi dibandingkan kakao monokultur maupun hutan sekunder.

Selain itu, menurut Lia (2019) bahwa Agroforestri berperan penting bagi habitat komponen biotik sehingga dapat melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini dibuktikan dengan penelitiannya bahwa terdapat 438 individu tanaman pada sistem agroforestri sederhana dibandingkan dengan sistem agroforestri kompleks sebesar 348 tanaman. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat naungan pada sistem kompleks yang menurunkan keanekaragaman tumbuhan bawah.

Daftar Pustaka

Lia,S.2019. Cocoa productivity and Plant diversity on various Cocoa based Agroforestry system in Pasaman Disctrict,Wes Sumatra. Jurnal Agroforestri Indonesia.2(2):51-62.

Sumila.2019.Produktivitas Berbagai Sistem Agroforestri Berbasis Kakao di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.(Thesis)

3 Likes

Peran Agroforestri terhadap Pencapaian Kelestarian Biodiversitas
Agroforestri memainkan peran penting dalam pelestarian biodiversitas karena struktur dan sifatnya yang khas. Agroforestri mampu menciptakan kembali arsitektur khas hutan yang mengandung habitat mikro dengan sejumlah tanaman hutan alam di dalamnya. Sumberdaya hutan hingga hari ini terus dieksploitasi tanpa kendali. Berbeda dengan agroforestri, petani memposisikannya sebagai kebun bukan hutan. Agroforestri merupakan warisan dalam bentuk modal produksi. Seluruh sumberdaya di dalamnya dimanfaatkan dengan selalu mengingat kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam. Pohon di hutan dianggap tidak ada yang memiliki. Sebaliknya, pohon di kebun ada pemiliknya sehingga pohon tersebut mendapat perlindungan yang lebih efektif daripada yang terdapat di hutan Negara. Secara tidak langsung agroforestri turut melindungi hutan alam. Kemajuan perkembangan agroforestri dapat memberikan kontribusi yang besar dan signifikan pada upaya pencapaian pelestarian biodiversitas. Agroforestri berfokus pada peran vegetasi hutan (pohon) pada lansekap pertanian dan atau peternakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan ekologi mulai dari level plot sebagai satuan unit terkecil sampai pada level global. Garrity (2004) menyatakan bahwa World Agroforestri Centre (ICRAF) mengidentifikasi beberapa tantangan utama terkait dengan MDGs. Ilmu pengetahuan dan praktek agroforestri secara material ditujukan pada :

  1. Membantu memberantas kelaparan melalui dasar makanan, pro-miskin sistem produksi di daerah tertinggal berbasis pada metode agroforestri kesuburan tanah dan tanah regenerasi;
  2. Memajukan kesehatan dan gizi masyarakat miskin pedesaan melalui sistem agroforestri;
  3. Melestarikan keanekaragaman hayati (biodiversitas) melalui konservasi terpadu pengembangan solusi berbasis agroforestri teknologi, lembaga inovatif, dan lebih baik kebijakan;
  4. Membantu masyarakat miskin pedesaan untuk lebih beradaptasi dengan iklim perubahan, dan memperoleh manfaat dari pasar karbon yang muncul, melalui budidaya pohon;
  5. Membangun kapasitas manusia dan kelembagaan dalam agroforestri penelitian dan pengembangan.
2 Likes

Menurut sumber yang saya baca, semakin dekat letak lahan pertanian dengan hutan akan meningkatkan tekanan pada hutan akibat semakin tingginya gangguan oleh aktivitas manusia walapun dalam sistem agroforestry menggabungkan keduanya tetap saja ada perubahan pada hutan tersebut. Pembersihan dan pengelolaan hutan menjadi agroforestry seringkali mengakibatkan berkurangnya jenis pohon yang menjadi sumber makanan bagi fauna yang ada disana dan adanya fragmentasi karena alih guna hutan menjadi agroforestry membuat hewan-hewan tersebut masuk ke lahan budidaya yang memang berada di lahan hutan tersebut untuk mencari makanan. Dalam kondisi ini hewan liar baik yang ada akan berubah menjadi hama bagi tanaman budidaya pada sistem agroforestry tersebut, sehingga kelestariannya semakin terancam apabila pengelola agroforestry yang tersebut ingin mengendalikan atau membasminya.
Dibalik dampak menurunnya biodiversitas, agroforestry memiliki biodiversitas yang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan sistem budidaya pertanian lainnya.

3 Likes

Agroforestri sebelumnya dikatakan sebagai budidaya tanaman hutan dan tanaman musiman pertanian dalam satu lahan. Penggunaan tanah untuk fungsi yang berbeda dapat menimbulkan dampak yang negatif. Biodiversitas vegetasi terkait erat
dengan biodiversitas tanah, dimana di banyak
lokasi terbukti terjadi penurunan yang nyata
terhadap biodiversitas tanah dengan semakin
intensifnya praktek pertanian yang juga
berdampak negatif terhadap bahan organik,
sifat fisik tanah dan hidrologi tanah. Schulte et
al (2014) mengidentifikasi bahwa tanah
melakukan berbagai sinkronisasi layanan
ekosistem atau ‘fungsi tanah’ dalam kaitannya
penyediaan bahan pangan, serat dan produksi
bahan bakar, penjernihan air, penyerapan
karbon, siklus unsur hara dan penyediaan
habitat bagi keanekaragaman organisme,
penyediaan dan menjaga kualitas air bagi
masyarakat. Kapasitas tanah berbeda-berbeda
untuk melakukan masing-masing fungsi
tersebut yang sangat tergantung dari
biodiversitas tanah sebagai akibat penggunaan
lahan yang berbeda dan infiltrasi merupakan indikator yang baik hidrologi tanah (Thurow et
al., 1986)Tingkat infiltrasi di lahan tanaman
tahunan lebih tinggi dibanding tanaman
semusim (Li et al., 2004). Biodiversitas tanah di
penggunaan lahan yang berbeda mempengaruhi
kandungan bahan organik dan struktur tanah
melalui kegiatan organisme di dalam tanah.
Kandungan bahan organik tanah dan kegiatan
organisme di dalam tanah serta keragamannya
sangat mempengaruhi struktur tanah.
175-402-1-PB.pdf (463.4 KB)

2 Likes

Agroforestry berperan dalam pelestarian sumberdaya genetik tanaman, habitat satwa, konservasi tanah dan air dan menjaga kesetimbangan biodiversity.

Cara untuk menjaga eksistensi biodiversitas dalam mengelola sistem pertanian berbasis agroforestry adalah dengan Meningkatkan kesuburan tanah, pemeliharaan kelembaban tanah dan pencegahan erosi, serta penyediaan sumber pakan ternak pada sistem agroforestry.

3 Likes

Dari jurnal yang diberikan tadi, ada kesimpulan menarik yakni bahan organik dan sifat fisik tanah
(berat isi tanah, porositas dan, kemantapan
agregat tanah) akibat alih fungsi hutan menjadi
lahan yang lebih intensif penggunaannya ternyata memberikan pengaruh negatif terhadap laju
infiltrasi tanah. Biodiversitas vegetasi lahan
(Keanekaragaman Jenis, Kekayaan Jenis, dan
Keseragaman Jenis) yang tinggi berpengaruh
sangat nyata secara positif terhadap infiltrasi
tanah. Untuk itu dengan menjaga dan
meningkatkan biodiversitas lahan pertanian
akan memberikan dampak positif terhadap
layanan lingkungan.

5 Likes

Peran agroforestri dalam keanekaragaman hayati yaitu dikarenakan Sistem agroforestri seringkali memiliki banyak spesies alami yang tumbuh pada sebidang lahan yang sama, sehingga agroforestri dapat memberikan kontribusi penting dalam usaha melestarikan keanekaragaman hayati (biodiversitas). Banyaknya keanekaragaman yang diciptakan dalam agroforestry dapat mengatasi permasalahan biodiversitas yang ada.
Lalu peran biodiversitas dalam aplikasi agroforestri yaitu semakin banyak biodiversitas yang ada akan semakin memperkaya agroforestri tersebut. Lalu cara untuk menjaga eksistensi biodiversitas dalam mengelola sistem pertanian berbasis agroforestri yaitu menyeimvangkan libgkungan agroforestry bisa dengan cara menanam tanaman berkayu/ tanaman tahunan dan tanaman semusim, selain dapat menjaga biodiversitas kegiatan itu juga bisa dimanfaatkan oleh petani karena petani bisa mengambil hasil dari salah satu tanaman yang lain jika salah satu tanaman belom bisa menghasilkan, dan juga harus dilakukan oengelolaan yang terus berlanjut supaya biodiversitas dalam agroforestri tetap seimbang

3 Likes

Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang berfungsi
produktif dan protektif (mempertahankan keanekaragaman hayati, ekosistem
sehat, konservasi air dan tanah, lubuk C daratan), sehingga seringkali dipakai
sebagai salah satu contoh sistem pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Kenyataannya, agroforestri yang dipraktekkan masyarakat dengan menanam
pohon di lahan milik mereka, keberadaannya sering diabaikan dalam diskusi
pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Agroforestri dianggap bukan bagian
dari hutan tanaman (forestry plantation). Oleh karena itu, usaha mengubah
paradigma lama tentang agroforestri perlu dilakukan. Di lain pihak,
agroforestri berpotensi besar dalam mensukseskan revolusi hijau (regreening
revolution) yang dilakukan oleh petani. Tetapi sayangnya agroforestri
menghadapi lima kendala utama, yaitu:
• Masih simpang siurnya terminologi hutan, perkebunan, dan penghijauan
(reforestation) yang dipakai, sehingga seringkali menimbulkan kerancuan
terutama bila dikaitkan dengan penguasaan dan penggunaan lahan.
• Terbatasnya penyediaan bibit berkualitas tinggi, yang dibutuhkan terutama
pada stadia awal pembentukan agroforestri.
• Terbatasnya ketrampilan masyarakat dalam mengelola lahan dan
kemampuan mengatur produksi tanamannya yang sesuai dengan
permintaaan pasar.
• Adanya peraturan penjualan kayu yang rumit yang cukup menghambat
akses pasar bagi produk lahan yang dikelola oleh masyarakat.
Belum adanya mekanisme kompensasi (reward mechanism) dari pemerintah
untuk petani yang melaksanakan sistem pertanian yang ramah lingkungan
(agroforestri).

2 Likes

Lalu, apakah ada upaya agar ketidakseimbangan ini dapat diperkecil? Sehingga biodiversitas dan agroforestry dapat berjalan berdampingan, meskipun kemungkinannnya kecill.

3 Likes

Seperti yang disebutkan bahwasanya agroforestry untuk pelestarian biodivesitas itu kan dilakukan melalui agroforestri berbasis kakao ya, kira-kira kenapa agroforestri kakao itu bisa menunjang kelestarian hayati melalui pengurangan laju erosi tanah, memberikan kelembaban udara, dan menambah unsur hara?

4 Likes