Bagaimana adab menyapa sesama muslim ketika saling berpapasan ?

salam

Di dalam ajaran agama islam, menyambung tali silaturahmi sangat dianjurkan. Senyumpun sudah disetarakan dengan pahala sedekah yang sederhana. Ajaran islam selalu menuntun kuta agar saling mendoakan dan saking menjalin hubungan baik antar sesama.

Bagaimana adab menyapa sesama muslim ketika saling berpapasan ?

1 Like

Islam sangat menganjurkan untuk saling memberikan salam kepada sesame muslim jika bertemu, dalam hadits Nabi disebutkan:

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)”. Riwayat Muslim.

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak.” Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: “Dan yang menaiki kendaraan kepada yang berjalan.”

Dari Ali Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Cukuplah bagi sekelompok orang berjalan untuk mengucapkan salam salah seorang di antara mereka dan cukuplah bagi sekelompok orang lainnya menjawab salam salah seorang di antara mereka.” Riwayat Ahmad dan Baihaqi.

Jadi ketika bertemu sesama muslim, maka sebaiknya:

  1. Tersenyumlah dan tunjukkan wajah berseri saat bertemu
    Apabila bertemu dengan sesama muslim, kerabat, atau tetangga, hendaknya kita menunjukkan wajah ceria dan berseri-seri untuk memberikan kegembiraan, menumbuhkan rasa cinta, mempererat ikatan hati dan memperdalam kasih sayang. Islam sangat memperhatikan perkara ini. Tersenyum dan menunjukkan wajah yang berseri-seri adalah suatu amalan yang tidak boleh dipandang remeh, bahkan digolongkan sebagai sedekah.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyum yang engkau berikan kepada saudaramu terhitung sedekah.” (HR. At-Tirmidzi dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’).

    Beliau juga bersabda, “Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan, walaupun hanya sekedar bermanis muka ketika kamu menemui saudaramu.” (HR. Muslim (2626) dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu)

  2. Mengucapkan salam dan wajib membalasnya apabila diberi salam
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    “Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam: Jika kamu bertemu dengannya kamu mengucapkan salam…” (HR. Muslim (5778) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

    Ucapan salam ini dapat mengokohkan rasa cinta antara sesama muslim.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebarkanlah salam di antara kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. Al-Hakim (IV/167:168) disetujui oleh Adz-Dzahabi dari Abu Musa)

  3. Menyebarkan salam merupakan salah satu sebab seseorang masuk surga.
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    “Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturrahmi, dan shalatlah di malam hari ketika manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (1085)).

    Menyebarkan salam adalah sebab keselamatan dunia dan akhirat.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebarkanlah salam, niscaya kalian akan selamat.” (HR. Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (1087)).

    Orang yang diberi salam wajib menjawab salam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa’: 86)

  4. Berjabat tangan.
    Hal ini dapat mempererat hubungan dan menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Bahkan berjabat tangan dapat menggugurkan dosa-dosa dan kesalahan.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorangpun dari kaum muslimin yang bertemu lantas mereka berjabat tangan kecuali dosa mereka akan diampuni sebelum mereka berpisah.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (1/184) dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah (536))

    Berpelukan ketika menyambut seseorang dari safar. Ketika Jabir radhiyallahu ‘anhu pergi ke negeri Syam untuk mendengar hadits dari ‘Abdullah bin Unais radhiyallahu ‘anhu, Jabir berkata, “…lalu dia keluar menyambutku dan memelukku.” Dalam beberapa atsar yang lain juga disebutkan bahwa para sahabat jika bertemu, mereka saling berjabat tangan dan apabila mereka pulang dari safar maka mereka saling berpelukan. (Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (1/97) dari Anas bin Malik dan riwayat ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah (2647)

Lalu, apa saja yang dilarang oleh syari’at (ketika bertemu dengan sesama muslim –ed)?

  1. Membungkuk
    Mungkin kita sering melihat fenomena “membungkuk”dalam rangka menghormati seseorang. Padahal hal ini dilarang dalam agama Islam karena ini merupakan perilaku orang kafir. Seseorang pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, apabila salah seorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya, bolehkah ia membungkukkan badannya? Beliau menjawab, “Tidak boleh.” Ia bertanya lagi, “Apakah harus menciumnya?” Beliau menjawab, “Tidak boleh.” Ia bertanya lagi, “Lalu, apakah ia menjabat tangannya?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. At-Tirmidzi (2728) dan beliau menghasankannya)

  2. Mencium
    Hal ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah maupun para sahabatnya, berdasarkan hadits yang telah disebutkan di atas.

  3. Memulai ucapan salam kepada orang kafir
    Rasulullah melarang umatnya untuk mendahului salam kepada orang kafir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mendahulu orang Yahudi dan Nasrani dalam mengucapkan salam.”(HR. Muslim (2167) dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)