Bagaiamankah ciri-ciri dari kwashiorkor?

Kwashiorkor juga merupakan salah satu dampak dari gizi buruk.
Bagaiamankah ciri-ciri dari kwashiorkor?

Kwashiorkor adalah salah satu bentuk gizi buruk (busung lapar) yang disebabkan oleh kekurangan gizi protein, dikenal juga sebagai kekurangan gizi edematous karena tanda dominan yang ditampakkan adalah edema atau penumpukan cairan pada tubuh terutama pada daerah mata kaki, kaki, perut, dan bisa seluruh tubuh.

Ciri-ciri anak yang mengalami kwashiorkor antara lain:

  • Oedema umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum pedis).
  • Wajahnya membulat dan sembab
  • Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak-anak berbaring terus-menerus.
  • Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
  • Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia).
  • Pembesaran hati.
  • Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret.
  • Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
  • Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
  • Pandangan mata anak tampak sayu.

Ciri-ciri Kwashiorkor

  1. Diderita oleh anak-anak yang sedang melakukan penyapihan dini (usia 6 sampai 12 bulan) karena ibunya mengandung anak berikutnya.

  2. Berat badan penderita antara 70-80% berat badan ideal atau <-2 SD berat badan terhadap tinggi badan dibandingkan baku rujukan WHO/NCHS dan disertai adanya edema.

  3. Terjadinya perubahan mental (iritabel)
    Perubahan mental pada penderita kwashiorkor sangat khas, yaitu apatis jika sendirian dan menangis jika didekati oleh orang yang belum dikenal. Perbaikan kelainan mental ini menandakan suksesnya penatalaksanaan.

  4. Edema
    Edema baik ringan maupun berat ditemukan pada penderita kwashiorkor. Edema bersifat pitting yang disebabkan karena retensi natrium dan air ekstraseluler. Pada umumnya, edema ini mencapai 10-30% dari berat badan tapi pada kasus yang berat bisa mencapai 50% berat badan.

  5. Kelainan kulit (dermatosis)
    Perubahan pada kulit penderita kwashiorkor terjadi beberapa hari setelah oset penyakit. Pada mulanya perubahan warna kulit (hiperpigmentasi), terutama pada daerah yang terus-menerus mendapat tekanan atau bagian tubuh yang sering basah seperti di punggung, pantat, perinium, tungkai, dan lain-lain. Lapisan kulit luar menipis seperti selapis kertas, dan mudah retak meninggalkan bekas yang hipopigmentasi. Fenomena semacam ini biasa disebut dengan “crazy pavement dermatosis”.

  6. Gangguan sistem pencernaan
    Pada penderita kwashiorkor juga terjadi gangguan sistem pencernaan, yaitu anoreksia, diare, dan muntah. Pada anoreksia yang berat, apalagi jika disertai muntah, penderita biasanya menolak segala macam makanan sehingga perlu dilakukan pemasangan sonde lambung. Diare juga tampak pada sebagian besar penderita, dengan feses yang cair atau lembek, dengan pH rendah dan mengandung banyak asam laktat karen arendahnya kadar laktase atau enzim diskharidase yang lain. Diare pada kwashiorkor juga bisa disebabkan kaena infeksi parasit.

  7. Terjadinya perubahan rambut (kemerahan dan mudah dicabut/rontok)
    Perubahan rambut sering dijumpai, baik pada tekstur maupun warnanya. Rambut berubah menjadi kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut tanpa rasa nyeri. Warna rambut bisa berubah menjadi coklat, merah, kelabu maupun putih. Di Afrika, perubahan warna rambut menjadi kemerahan sehingga disebut sebagai “red boy”. Dispigmentasi rambut bisa terjadi berseling dengan warna rambut normal (hitam) sehingga tampak seperti bendera. Pada anak berambut ikal, memberikan gambaran seperti pohon sehingga disebut “forest sign”. Golden menyatakan bahwa pada kasus yang berat, bisa terjadi kebotakan yang merata di seluruh kulit kepala.

  8. Perlemakan hati
    hepatomegali merupakan gejala yang sering dijumpai pada penderita kwashiorkor. Pada palpasi abdomen didapatkan hati yang membesar dengan konsistensi yang kenyal, tepi tajam, permukaan yang licin dan tanpa menimbulkan rasa nyeri. Hepatomegali ini disebabkan karena perlemakan hati terutama trigliserida. Waterlow dan Alleyne (1971) seperti yang dikutip oleh Frenk menegaskan bahwa jika perlemakan hati mencapai >40% maka berhubungan dengan tingginya angka kematian.

  9. Adanya anemia ringan
    Anemia ringan hampir selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor, dimana pada pemerikasaan hapusan darah bisa menunjukkan anemia normokromik normositer, hipokromik mikrositer atau pun hiperkromik makrositer. Perbedaan jenis anemia ini dapat dijelaskan oleh kekurangan berbagai faktor yang mengiringi kekurangan protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C, tembaga, dan sebagainya.

  10. Tanda patognomonis untuk kwashiorkor adalah edema disertai adanya ‘flaky paint’ dermatosis.

  11. Penamapilan anak kwashiorkor seperti anak yang gemuk (sugar baby), walaupun dibagian tubuh lainnya, terutama di pantat terlihat adanya atrofi.

  12. Gambaran klinis lainnya dari penderita kwashiorkor adalah gynaecomastia, tympanosclerosis, atrofi tonsil, kandidiasis oral, angural stomatitis, atrofi lidah, follicular hyperkeratosis, pembesaran costochondral junction, xeropthalmia atau keratomalacia (defisiensi vitamin A).

Referensi

Soegijanto, Soegeng. 2016. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Surabaya : UNAIR Press.