Baagaimana hubungan antara politik dengan realitas atau ekspektasi ?

politik dengan realitas atau ekspektasi

Bagaimanakah hubungan antara politik dengan realitas dan ekspektasi, apakah politik sekedar bicara tentang cara merebut kekuasan dengan janji-janji yang benar-benar diluar realitas seperti harga murah, negara maju dan lain sebagainya ?

Hubungan antara politik dan realita atau ekspetasi merupakan suatu hal yang tidak dapat beriringan, apabila politik yang dianut adalah politik kekuasaan. Di dalam politik kekuasaan, yang menjadi fokus utama adalah kekuasaan itu sendiri. Yang mereka pedulikan hanyalah menang dan kalah, mereka tidak peduli apakah benar atau salah, apalagi baik atau buruk. Oleh karena itu, di Indonesia, Politik Media menjadi populer.

politik media

Politik media adalah suatu sistem politik dimana media massa mempunyai peranan penting didalam kepentingan politik, baik kepentingan partai politik maupun politisi dan berorientasi pada tujuan (goal-oriented behaviour) tertentu. Aktor utama dalam sistem politik media adalah politisi, jurnalis, dan masyarakat.

Kembali ke masalah politik dan realita, ketika politik di suatu negara sudah menjurus ke politik kekuasaan, maka sejatinya realita itu sendiri sudah tidak ada, atau tersembunyi. Semua data dan fakta sudah ditutup-tutupi atau bahkan dimanipulasi untuk kepentingan politik itu sendiri. Seperti yang disampaikan oleh Rocky Gerung di salah satu televisi swasta nasional, “Pembuat Hoax Terbaik Adalah Penguasa”.

Politik, kalau dilihat dari arti katanya, adalah siasat yang membutuhkan kecerdikan dan kebijaksanaan dalam prosesnya. Hal ini terlihat dari tujuan utama dari politik itu sendiri yaitu menyelenggarakan kepentingan negara untuk menuju negara yang lebih baik. Itulah politik yanh sesungguhnya.

Lalu bagaimana realitanya ?

Kenyataan yang terjadi, politik mengalami pergeseran makna, yaitu politik dilihat dengan pendekatan kekuasaan, pendekatan institutional, pendekatan moral, pendekatan konflik, pendekatan fungsional dan pendekatan analisis wacana politik.

Ketika pendekatan moral diabaikan, yang ada hanya pendekatan-pendekatan pragmatis yang berujung dengan perebutan kekuasaan semata. Dengan kata lain, antara politik dengan realita sudah bergeser jauh dari tujuan utama politik itu sendiri.