AYAH… (Oleh Irfan Hamka)

AYAH… (Oleh Irfan Hamka)

“Ayah…is a charming, personal, and informative book, ” James Rush, Associate Professor of history, Arizona State University, AS

Deskripsi Buku


“Buya Hamka merupakan ulama dan mubaligh yang hebat. Banyak ulama besar, tap tidak menjadi mubaligh yang besar. Saya pernah mendengar ceramah beliau ketika di Makasar sebanyak 36 kali ceramah, dan tidak ada satu pun yang sama. Hebat sekali,” H. Muhammad Jusuf Kalla, Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia/Mantan Wakil Presiden.

Buku ini memuat serangkaian kisah tentang Buya Hamka di mata putra kelimanya, Irfan Hamka, yang meliputi kehidupa masa kecil, remaja, dewasa, berkeluarga, hingga memiliki 12 orang anak; memulai jalan dakwah sebagai politisi, sastrawan, dan ulama; akidah dan pedoman hidup Buya Hamka; hubungan Buya Hamka dengan masjid al-Azhar; bagaimana kehidupan Buya Hamka saat istrinya meninggal; menghadapi fitnah, kebencian, dan penjara; hingga Buya Hamka meninggal dunia.

Semua kisah diceritakan dan dikemas dalam tulisan yang ringan, mengalir, dan sarat dengan pesan moral dan keteladanan. Pengantar Taufiq Ismail semakin melengkapi keindahan buku ini.

Detail Buku


Weight 291 g
Dimensions 13.5 × 20.5 cm
Halaman 349
Tahun Terbit 2013
Author Irfan Hamka
Publisher Republika Penerbit

Detail Pengarang


Irfan Hamka (lahir di Medan, 24 Desember 1943, meninggal di Jakarta, 11 Juli 2015 pada umur 71 tahun adalah seorang wartawan dan penulis. Irfan merupakan mantan aktivis `66 yang tergabung dalam Laskar Ampera, sebuah perhimpunan mahasiswa yang giat menuntut reformasi sosial politik pada 1960-an

Ia memulai karier jurnalistiknya pada majalah Panji Masyarakat yang didirikan ayahnya, HAMKA, pada akhir tahun 1950-an. Ia dikenal sebagai wartawan yang selalu menulis dengan data yang detail dan otentik. Ia menempuh pendidikan tinggi dan meraih gelar sarjana muda pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 1968.

Irfan merupakan anak ketujuh di antara 12 orang bersaudara, putra dari Buya Hamka dengan Siti Raham. Dua orang saudara tertuanya meninggal dunia sewaktu masih balita, sehingga ia menjadi anak kelima di antara 10 orang bersaudara yang berumur cukup panjang.