Apa makna Asmaul Husna : Nama-nama Allah yang Maha Besar ?

Berikut adalah asma-asma Allah Swt :

  1. Allah
  2. Ar-Rahman = Yang Maha Pemurah
  3. Ar-Rahim = Yang Maha Penyayang
  4. Al-Malik = Yang Maha Menguasai dan Merajai Segala-galanya
  5. Al-Quddus = Yang Maha Suci
  6. As-Salaam = Yang Maha Sejahtera
  7. Al-Mu’min = Yang Maha Membenarkan Rasul-rasul-Nya
  8. Al-Muhaimin = Yang Maha Memperhatikan
  9. Al-Aziiz = Yang Maha Kuat dan Mengalahkan Sesuatu
  10. Al-Jabbaar Artinya Yang Maha Memaksakan Kehendak-Ny
  11. Al-Mutakabbir = Yang Maha Memiliki Kebesaran
  12. Al-Khaaliq = Yang Maha Pencipta
  13. Al-Baari = Yang Maha Menjadikan Segala Sesuatu
  14. Al-Mushawwir = Yang Maha Memberi Rupa Kepada Segala Sesuatu
  15. Al-Ghaffar = Yang Maha Menutupi Kesalahan Hamba-hamba-Nya
  16. Al-Qahhaar = Yang Maha Perkasa
  17. Al-Wahaab = Yang Maha Memberi Sesuatu Kepada Makhluk-Nya
  18. Ar-Razzaaaq = Yang Maha Pemberi Rezeki
  19. Al-Fattaah = Yang Maha Kuasa Membuka Perbendaharaan
  20. Al-Aliim = Yang Maha Mengetahui
  21. Al-Qaabidl = Yang Maha Menyempitkan
  22. Al-Baasith = Yang Maha Melapangkan
  23. Al-Khaafiz = Yang Maha Merendahkan
  24. Ar-Raafi’ = Yang Maha Meninggikan
  25. Al-Mu’izz = Yang Maha Meninggikan Derajat
  26. Al-Mudzill= Yang Maha Menghinakan Kedudukan Siapa Saja Yang dikehendaki
  27. As-Samii’ =Yang Maha Mendengar
  28. Al-Bashiir = Yang Maha Melihat
  29. Al-Hakam = Yang MenetapkanKeputusan Atas Segala Sesuatu
  30. Al-Adl = Yang Maha Adil
  31. Al-Lathiif = Yang Maha Lembut
  32. Al-Khabiir = Yang Maha Mengetahui
  33. Al-Haliim = Yang Maha Penyantun
  34. Al-Azhiim = Yang Maha Agung
  35. Al-Ghafuur = Yang Maha Pengampun
  36. As-Syakuur = Yang Maha Mensyukuri
  37. Al-Aliy = Yang Maha Tinggi
  38. Al-Kabiir = Yang Maha Besar
  39. Al-Hafizh = Yang Maha Memelihara dan Menjaga Semua Makhluknya
  40. Al-Muqiit = Yang Maha Pemelihara
  41. Al-Hasiib = Yang Maha Menghitung
  42. Al-Jaliil = Yang Maha Agung dan Maha Mulia
  43. Al-Kariim =Yang Maha Mulia atau yang Maha Pemurah
  44. Ar-Raqiib = Yang Maha Mengawasi Segala Hal
  45. Al-Mujiib = Yang Maha Mengabulkan
  46. Al-Waasi’ = Yang Maha Luas
  47. Al-Hakiim = Yang Maha Bijaksana
  48. Al-Waduud = Yang Maha Mencintai dan Mengasihi
  49. Al-Majiid = Yang Maha Mulia
  50. Al-Baa’its = Yang Maha Membangkitkan Makhluk yang Telah Meninggal
  51. Asy-Syahiid = Yang Maha Menyaksikan
  52. Al-Haqq = Yang Maha Benar
  53. Al-Wakiil = Yang Maha Mewakili
  54. Al-Qawiyy = Yang Maha Kuat
  55. Al-Matiin = Yang Maha Kokoh
  56. Al-Waliyy = Yang Maha Melindungi
  57. Al-Hamiid = Yang Maha Terpuji
  58. Al-Muhshii = Yang Maha Menghitung
  59. Al-Mubdi’ = Yang Maha Memulai Semuanya
  60. Al-Mu’iid = Yang Maha Mengulangi Kehidupan
  61. Al-Muhyii = Yang Maha Menghidupkan
  62. Al-Mumiit = Yang Maha Mematikan
  63. Al-Hayyu = Yang Maha Hidup
  64. Al-Qayyuum = Yang Maha Berdiri Sendiri
  65. Al-Waajid = Yang Maha Menemukan
  66. Al-Majiid = Yang Maha Mulia dan Maha Agung
  67. Al-Waahid = Yang Maha Esa
  68. Ash-Shamad = Tempat Bergantung
  69. Al-Qaadir = Yang Maha Kuasa
  70. Al-Muqtadir = Yang Sangat Berkuasa
  71. Al-Muqaddim = Yang Maha Mendahulukan
  72. Al-Muakhkhiru = Yang Maha Mengakhirkan Siapa Pun
  73. Al-Awwal = Yang Maha Awal
  74. Al-Aakhir = Yang Maha Akhir
  75. Az-Zhaahir = Yang Nampak dengan Jelas
  76. Al-Baathin = Yang Maha Tersembunyi Hakikat Zat dan Sifat-Nya
  77. Al-Waalii = Yang Maha Memerintah
  78. Al-Muta’aalii = Yang Maha Tinggi dan Maha Luhur
  79. Al-Barru = Yang Maha Berkebajikan
  80. At-Tawwaab = Yang Maha Penerima Taubat
  81. Al-Muntaqim = Yang Maha Pembalas
  82. Al-'Afuwwu = Yang Maha Pemaaf
  83. Ar-Ra’uuf = Yang Maha Belas Kasihan
  84. Maalikul Mulki = Yang Maha Menguasai Kerajaan
  85. Dzul jalaali Wal Ikraam = Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan
  86. Al-Muqsit = Yang Maha Mengadili
  87. Al-Jaami’ = Yang Maha Penghimpun
  88. Al-Ghaniyy = Yang Maha Kaya
  89. Al-Mughnii = Yang Memberi Kekayaan
  90. Al-Maani’ = Yang Maha Mencegah
  91. An-Naafi’ = Yang Memberi Manfaat
  92. Adh-Dhaarru = Yang Maha Pemberi Bahaya
  93. An-Nuur = Yang Maha Bercahaya
  94. Al-Haadii = Yang Maha Pemberi Petunjuk
  95. Al-Badii’ = Yang Maha Menciptakan Alam Semesta
  96. Al-Baaqii = Yang Maha Kekal
  97. Al-Waarits = Yang Maha Mewarisi
  98. Ar-Rasyiid = Yang Maha Pandai
  99. Ash-Shabuur = Yang Maha Penyabar

Versi Wanita

Versi Pria

Kata asma dalam bahasa Arab berarti nama-nama, bentuk jamak dari ism, kata asma berakar dari kata assumu yang berarti “ketinggian” atau assimah yang berarti “tanda”. Bukankah nama merupakan tanda sesuatu, yang sekaligus harus dijunjung tinggi. Sedangkan, kata husna adalah muanats dari kata ahsan yang artinya “terbaik”.

Dijelaskan pula oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul “menyikap Tabir Illahi: Asmaul Husna dalam Perspektif Alqur’an”, penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif itu menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja “baik”, tapi juga yang “terbaik” bila dibandingkan dengan yang baik lainnya.

Sifat “pengasih” misalnya adalah baik, sifat ini dapat disanding oleh makhluk atau manusia, tapi karena Allah yang terbaik, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk dalam kapasitas kasih maupun substansinya.

Disisi lain, sifat pemberani merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia. Namun, sifat, sifat ini tidak wajar disbanding-Nya, karena keberanian mengandung kaitan dengan substansinya dengan tubuh sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbeda dari sifat: kasih, pemurah, adil dan sebagainya.

Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tapi sifat kesempurnaan manusia ini tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya kesamaan Tuhan dengan yang lain, disamping menunjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.

dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (QS: al-Ikhlas: 4)

Sifat-sifat itu hanya ada pada Allah SWT, dan tidak mungkin ada pada diri makhluk-Nya. Sedangkan usaha yang dilakukan manusia adalah untuk mendekati atau menyerupai sifat-sifat Allah itu secara manusiawi (kodrati).

Sifat-sifat itu menunjukkan kemahasempurnaan Allah yang terangkum dalam segala sifat yang terpuji dan terbaik. Dan sifat-sifat itu menunjukkan eksistensi (al-wujud) Allah Taala.

1) Jumlah dan Bilangan Asmaul Husna


Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah Al-Asma al Husna adalah Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut berbunyi:

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama – seratus kurang satu- siapa yang „'Ahshaha (mengetahui/menghitung/memeliharanya) maka dia masuk ke surga. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Memang para ulama yang merujuk kepada Alqur’an mempunyai hitungan yang berbeda-beda. Seperti diantaranya Ath Thabathaba’I dalam tafsir “al Mizan” mengumpulkan tidak kurang dari 127 nama, ibnu Barjam Al Andalusi dalam karyanya “Syareh al-Asma‟ al-Husna” mengumpulkan sebanyak 132 nama, Imam al Qurthubi dalam tafsirnya mengemukakan bahwa ia telah menghimpun dalam bukunya “Al Kitab al Asna‟ Fi Syareh Asma Al Husna” nama-nama Tuhan yang disepakati dan yang diperselisihkan dan yang bersumber dari para ulama sebelumnya, keseluruhannya lebih dari 200 nama.

Bahkan ada pula seorang ulama bermadzhab Maliki ia bernama Abukabar Ibnul Araby seperti yang dikutip oleh Ibnu Kasir, ia menyebutkan bahwa sebagian ulama telah menghimpun nama-nama Tuhan dari Alqur’an dan Sunnah sebanyak 1000 nama, seperti antara lain Mutimmun Nurihii, Khairul Waaritsin, Khairul Maakirin.

Memang jika merujuk pada Alqur’an dan Sunnah ditemukan sekian banyak kata atau nama yang dapat dinilai sebagai Asma al Husna, misalnya: Al-Mauwla, An-Nashiir, Al- Ghaalib, Ar-Rab, Syadidul Iqab, Qa bilit Taubi, Ghafiriz Zanb, Muwlijil Laili Fin-Nahaar Wa Muliji Annahaara Fil Lail, Mukhrijul Hayya Minal Mayyit Wa Mukhrijul Almayyita Minal Hay dan sebagainya.

Dari As-sunah ditemukan juga nama-nama diantaranya: As- Sayyid, Ad-dayyan, Al-Hannan, Al-Mannan dan masih banyak yang lain. Jika demikian jelas, bahwa nama-nama Allah tidak terbatas pada sembilan puluh sembilan nama, seperti diterangkan dalam hadits nabi:
َ
aku memohon kepada-Mu dengan segala nama milik-Mu yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang telah Engkau ajarkan kepada seorang makhluk-Mu yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang telah Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib di sisi-Mu. (HR. Ahmad).

Disisi lain perlu ditambahkan bahwa Fakhruddin Arrazy dalam tafsirnya mengklasifikasikan nama-nama Allah dan beberapa kategori, antara lain:

  1. Nama yang juga disandang makhluk (tapi tentunya dengan kapasitas dan substansi yang berbeda. Seperti “Al Karimm, Rahim, Aziz, Lathif, Kabir, dan Khaaliq"

  2. Nama yang tidak boleh disandang makhluk, yakni Allah dan Ar-Rahimin. Pada kategori pertamapun jika desertai dengan bentuk Superlatif atau kalimat tertentu, maka ia tidak boleh disandang oleh manusia kecuali Allah, seperti: Arhamur Rahimin (yang sebesar-besar pengasih), Akramul Akrimin (yang paling mulia kemuliaan-Nya), Khaliqus Samawaati Wal Ardh (pencipta langit dan bumi);

  3. Nama-nama yang boleh disebut sendiri seperti: Allah, Rahmaan, Rahiim, Kariim dan sebagainya;

  4. Nama-nama yang tidak boleh disebut kecuali berangkai, seperti “Mumit” (yang mematikan) atau “Ad-Dhar” (yang menimpakan mudharrat) kesemuanya tidak boleh dibaca secara terpisah namun harus secara berangkai, yaitu: “Muhyi Wa Mumit” (yang menghidupkan dan yang mematikan) dan “Ya Dhar, Ya Nafi” (wahai yang menimpakan mudharrat dan menganugrahkan manfaat).

2) Berdo’a dengan Asmaul Husna


Doa’a artinya permohonan, yaitu permintaan dari makhluk kepada al-khaliq atau penciptanya. Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah dan termasuk makhluk yang lemah, manusia tidak akan bisa mengatasi semua persoalan yang diahadapi dan juga tidak akan mampu memenuhi segala apa yang dibutuhkannya.

Oleh karena itulah manusia sangat perlu dan bahkan disuruh agar berdo’a kepada Allah SWT. Firman Allah :

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (QS: Al-A’raf:55- 56)

Kemudian dijelaskan pula Allah menganjurkan untuk selalu berdzikir dan berdo’a dengan nama-nama-Nya yang baik lagi agung. Seperti dalam firman Allah SWT:

Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama- nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 180)

Para sahabat Rasulullah saw mengamalkan Asmaul husna dengan tiga cara, yaitu:

  1. Hanya membaca salah satu dari 99 nama sesuai khasiat dan hajat yang akan dicapai;
  2. Membaca dua atau lebih gabungan dari asmaul husna, dan;
  3. Asmaul husna dibaca seluruhnya mulai dari pertama sampai terakhir.

Apabila akan mengamalkan asmaul husna, baik diamalkan dengan membaca secara keseluruhan maupun memilih salah satu atau gabungannya sesuai dengan kebutuhan hajatnya maka dapat berdoa dengan menyebut asmaul husna dengan tatacara sebagai berikut:

  1. Membaca asmaul husna alangkah baiknya dilakukan dalam keadaan suci,

  2. Berniat untuk berta‟arub (mendekatkan) diri kepada Allah SWT,

  3. Sebelum membaca asmaul husna mulailah dengan membaca:

    Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutui-Nya, bagi-Nya semua kerajaan ddan baginya segala puji, diatas kekuasaanNyalah segala kebajikan. Dan Dia sangat berkuasa atas segalanya. Tidak ada Tuhan melainkan hanya Dia, yang memiliki nama-nama yang indah.

  4. Kemudian bacalah asmaul husna secara kesuluhan atau hanya diambil sebagian saja.

  5. Kemudian bacaan asmaul husna ditutup dengan bacaan:

    Mahasuci Tuhan yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang luhur. Mahasuci Dia dan Mahaluhur lah Dia dari perkataan orang-orang zalim dengan keluhuran yang sebesar-besarnya.

  6. Setelah itu berdoalah sesuai dengan maksud yang diinginkan

  7. Pahami dan hayati arti asmaul husna yang dibaca.

3) Manfaat Mengamalkan Asmaul Husna


Mengamalkan asmaul husna secara keseluruhan memiliki faedah atau khasiat yang besar sekali karena disamping mendapat pahala, juga sekaligus akan memperoleh apa yang dicita-citakan sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya. Seseorang yang senantiasa menghayati atau menginternalisasikan sifat-sifat Allah SWT akan memancarkan sifat-sifat terpuji dalam setiap perilakunya.

Ia akan menjadi seorang yang mengasihi sebagai dorongan sifat ar-rahman, ia akan menjadi penyayang sesama manusia sebagai dorongan aplikasi dari sifat ar-rahim dan ia selalu memaknai sifat-sifat Allah SWT.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Sebab, kehendak manusiawinya luluh (fana) dalam kehendak Tuhan. Sehingga, ia berada dalam kesatuan hati yang tak terpisahkan. Ia akan terus menerus menyelami lautan ketuhanan yang tak bertepi.

Referensi :

  • M. Ali Hasan, Memahami dan Meneladani Asmaul Husna, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1997).
  • Haikal H. Habibillah al-Jabaly, Ajaibnya Asmaul Husna: Atasi Masalah-masalah Harianmu, (Yogyakarta: Sabil, 2013).
  • M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Asma al Husna Dalam Perspektif al- Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2005).
  • Sulaiman Abdurrahim & Abu Fawaz, Asmaul Husna Effects: Kedahsyatan Asmaul Husna dalam Meraih Kebahagiaan Hakiki, (Bandung: Sygma Publising, 2009).