Apayang anda ketahui tentang Prasasti Bukateja Jawa Tengah?

Prasasti Bukateja

Prasasti Bukateja adalah sebuah dokumen berbentuk lempengan emas yang ditemukan dalam koleksi pribadi keluarga Tan Oen Dji, yang tinggal di Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Tempat penemuan aslinya tidak diketahui. Prasasti ini tidak berangka tahun tetapi dari bentuk tulisannya diduga berasal kira-kira dari antara tahun 821-840 M.

Prasasti ini dianalisa J.G. de Casparis (1956) dan bersifat Siwais. Tulisannya adalah dengan aksara Kawi dalam bahasa Melayu Kuno dan sangat singkat: Ini padehanda Hawang Payangan. Casparis mengartikan kata “padehanda” sebagai “sisa-sisa tubuh”.

Apayang anda ketahui tentang Prasasti Bukateja Jawa Tengah ?

Prasasti Bukateja terletak di daerah Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah. Bukateja adalah salah satu kecamatan di kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Kecamatan Bukateja berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Banjarnegara, di bagian selatan terpisah sungai Serayu antara kecamatan Bukateja dengan kecamatan Purworejo Klampok. Ternyata di Bukateja terdapat temuan arkeologi jaman pararaja klasik berupa prasasti logam emas yang dikenal sebagai Prasasti Bukateja.

Yang lebih menarik perhatian, Prasasti Bukateja ini menggunakan bahasa Melayu. Menjadi pertanyaan besar mengapa ada prasasti berbahasa Melayu. Beberapa sejarawan menafsirkan bahwa keberadaan prasasti berbahasa Melayu di Bukateja menunjukkan bahwa pada suatu ketika kerajaan Sriwijaya pernah menguasai Jawa Tengah dan mendirikan pusat pemerintahan perwakilan di daerah Purbalingga. Ini tentu butuh kajian lebih lanjut. Yang pasti, berdasarkan data sejarah yang ada, pararaja tanah Jawa baik Jawa Timur maupun Jawa Tengah dan Jawa Barat, cenderung atau selalu membuat Prasasti berbahasa kerajaan bersangkutan.

Prasasti Bukateja menggunakan bahasa Melayu Kuna tanpa diketahui angka tahunnya. Prasasti ini juga hanya menyisakan satu baris kalimat berbunyi:

Padehanda hawang payangnan

Casparis menerjemahkan kalimat itu sebagai: these [presumably the deposit of bhasma] are the corporeal remains of hawang payangnan.

Jadi menurut Casparis, HAWANG adalah nama gelar, sedangkan PAYANGNAN adalah orang yang memiliki gelar tersebut.

HAWANG PAYANGNAN dimungkinkan adalah tokoh cikal bakal yang mungkin setara dengan Dapunta Selendra [Priyadi 2000b] seperti yang disebut dalam Prasasti Sojomerto yang juga berbahasa Melayu Kuno [Boechari 1996].

Source https://siwisang.wordpress.com/ Prasasti Bukateja Purbalingga Berbahasa Melayu – SIWI SANG