Apakah zero waste benar-benar efektif untuk membantu mengatasi masalah lingkungan?

Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero waste juga berarti tidak menggunakan barang sekali pakai atau single use. Tujuannya adalah agar sampah tidak langsung dikirim ke tempat pembuangan akhir atau TPA. Hal ini berkaitan dengan tidak menggunakan barang-barang seperti plastik sekali pakai, sterofoam serta barang sekali pakai lainnya. Hal ini untuk menghindari penumpukan sampah yang nantinya akan menyelamatkan lingkungan hidup kita. Tapi apakah menjadi Zero Waste betul-betul akan menyelamatkan kehidupan alam kita?

2/3 Polusi di Bumi dihasilkan oleh perusahan-perusahaan besar mulai dari sektor energi seperti minyak dan batu bara, hingga komersil sepeti produk konsumer dan kemasan.

Menurut saya merupakan hal yang tidak adil jika kita kita warga biasa harus susah payah hidup zero waste namun disaat yang sama perusahaan-perusahaan ini tetap betingkah laku sesuai yang mereka mau. Sama saja percuma.

Menurut saya jika kita melakukan upaya Zero Waste, meski membantu akan terasa sangat kecil impactnya karena sampah yang dihasilkan populasi warga jauh lebih kecil dari perusahaan-perushaan, dan harusnya perushaaan yang berubah karena efek dari mereka jauh lebih besar dan terasa.

Efek zero waste tidak akan terasa dan percuma kita lakukan jika botol dan kantung plastik masih di produksi, limbah industri masih dibuang sembarangan, dan tidak ada upaya sama sekali untuk mencapai sustanibilitas dalam Industri.

Kesimpulannya, gerakan zero waste menurut saya tidak dapat membantu untuk mengatasi masalah lingkungan, setidaknya dalam tingkatan yang siginfikan.

Studi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa sampah di Indonesia hanya 7% yang bisa di kompos dan didaur ulang, 69% produksi sampah hanya di timbun di TPA dan produksi sampah harian bisa mencapai ratusan ribu ton!! waw banyak kan?

Nah, maka dari itu zero waste ini sangat di perlukan, dengan mengurangi produk sekali pakai akan mengurangi produksi sampah harian di Indonesia dan mampu membantu masalah lingkungan. Walaupun masih jauh dari kata nol sampah, setidaknya produksi sampah ini mampu berkurang secara perlahan. Namun memang, produksi sampah ini bukan cuma sekedar datang dari rumah tangga namun banyaknya perusahaan perusahaan yang juga pasti mengeluarkan sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti yang dikatakan oleh @stylo

namun saya yakin, perlahan tapi pasti Indonesia mampu menerapkan Zero Waste dengan sebaik mungkin.

Efektif atau tidaknya gerakan zero waste ini sebenarnya tergantung dari sikap kita. Tapi sebenarnya zero waste ini merupakan salah solusi jangka panjang yang lebih mumpuni daripada membuang sampah ke TPA. Dari laju konsumsi manusia dan perkembangan jumlah sampah sisa yang tinggi, pada tahun 2021 sendiri sudah ada beberapa TPA yang terancam tutup karena kapastias yang sudah tidak bisa menampung sampah sampah ini

Gerakan zero waste ini cukup mumpuni untuk mengatasi permasalah saat ini meskipun tidak benar-benar efektif. Negara Swedia merupakan contoh negara yang masyarakatnya telah sukses dalam menerapkan zero waste dalam kesehariannya. Budaya mendaur ulang sudah mengakar dalam masyarakat Swedia sejak dekade 90-an. Berkat hal ini, pada tahun 2014 hanya 1% dari seluruh sampah dan limbah di seluruh Swedia yang sampai di Tempat Pembuangan Akhir. Sisanya sudah mengalami proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Menerapkan zero waste sebagai gaya hidup adalah suatu langkah awal bagi kita untuk melindungi alam yang akan kita wariskan pada anak cucu kita nanti.

Referensi
  1. Gaya Hidup Zero Waste untuk Menyelamatkan Lingkungan
  2. Saatnya Bijak Kelola Sampah: Atasi Masalah tanpa Timbulkan Masalah Baru

Mengetahui data studi dri Kementrian lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menyatakan hanya 7% sampah yang bisa di kompos atau daur ulang.

Saya rasa yang menyebabkan sedikit sampah yang bisa didaur ulang karena dari awal sampah yang berasal dari rumah tangga tidak dipisahkan mana yang Organic dan non Organic, saya lihat masih banyak orang yang mencampur sampah di satu wadah. Namun meskipun sudah dipisah kenyataannya sampah organic dan non organic akan tercampur juga pada saat diangkut oleh truk. Saat sampai di TPA untuk memisahkan sampah organic dan non organic tentunya butuh waktu yang lama juga, mungkin itu penyebab kenapa sampah yang bisa didaur ulang dan dijadikan kompos hanya sedikit.

Saya juga setuju dengan pernyataan ini :

Saya juga yakin Zero waste dapat terlaksana sedikit demi sedikit dimulai dari kesadaran kita sendiri untuk menggunakan bahan pengganti yang ramah lingkuangan, awet dan tahan lama. Contohnya menggunakan tas belanja kain sebagai penganti kantong plastik, menggunakan botol saat membeli minuman sebagai pengganti gelas plastik.

1 Like

Kalo menyelamatkan alam, iya pasti akan menyelamatkan. Tetapi kalau efektif atau tidak, ini yang aku gabisa jawab. Meskipun banyak campaign yang menyebutkan zero waste akan efektif mengatasi masalah lingkungan, aku pribadi masih pesimis akan hal ini. Karena pada faktanya, proporsi warga yang acuh akan lingkungan dengan yang abai saja lebih banyak yang abai, kemudian kuantitas sampah plastik yang dihasilkan perhari saja bisa berton-ton. Sedangkan “tenaga” untuk mengolahnya menjadi biodegradabel saja tidak banyak, dan membutuhkan proses yang cukup panjang untuk merubahnya menjadi bentuk lain/produk ramah lingkungan.
Tetapi meskipun demikian, aku sendiri tetap mengapresiasi gerakan zero waste ini, aku termasuk salah satu yang cukup concern akan masalah lingkungan. Aku selalu berusaha untuk tetap less waste, karena aku erharap bahwa orang-orang dilingkunganku akan mencontohnya, dan tidak mungkin jika semakin banyak orang yang sadar akan lingkungan, maka akan sedikit sampah non-bio yang dihasilkan