Apakah yang menjadi penyebab mimisan?

Mimisan merupakan pendarahan yang terjadi dari hidung, mimisan merupakan knsisi yang umum terjadi dan biasanya tidak mengancam jiwa. Sebenarnya apakah yang menjadi penyebab mimisan?

Mimisan
Kondisi ini cenderung menakutkan dan menyebabkan kepanikan, khususnya jika terjadi pada anak-anak atau lansia. Perlu diketahui bahwa mimisan atau epistaksis merupakan kondisi yang umum terjadi dan biasanya tidak mengancam jiwa.

Mimisan adalah pendarahan yang terjadi dari hidung. Darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang mengalaminya hanya selama beberapa detik, dan ada yang lebih dari 10 menit.

Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami mimisan, yaitu anak-anak berusia 2 hingga 10 tahun, lansia, ibu hamil, orang yang sering mengonsumsi obat pengencer darah (seperti aspirin) dan obat antikoagulan, serta pengidap kelainan darah, seperti hemofilia.

Jenis dan Penyebab Mimisan
Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang terletak mendekati lapisan kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam dua jenis, yaitu anterior atau bagian depan dan posterior atau bagian belakang.

Lebih dari 90 persen kasus mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah ditangani. Pada jenis mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung. Mimisan ini juga umumnya dialami oleh anak-anak.

Sedangkan pada mimisan jenis posterior, pendarahan berasal dari pembuluh darah yang terletak di bagian belakang hidung (di antara langit-langit mulut dan rongga hidung). Mimisan yang umumnya jarang terjadi ini cenderung lebih serius dengan volume pendarahan yang lebih banyak. Kelompok orang yang sering mengalaminya adalah orang dewasa dan lansia.

Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Faktor pemicunya bisa berupa penggunaan obat-obatan, keturunan, hingga penyakit. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Proses buang ingus yang terlalu kencang.
  2. Tidak sengaja melukai dinding hidung saat mengorek hidung.
  3. Udara yang kering dan dingin. Lapisan dalam hidung yang kering menjadikannya lebih rentan terluka dan terinfeksi.
  4. Bentuk hidung yang bengkok, misalnya karena keturunan atau cedera.
  5. Sinusitis akut atau kronis.
  6. Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, antikoagulan, atau obat pelega pernapasan yang berlebihan.
  7. Iritasi akibat senyawa kimia, misalnya amonia.
  8. Cedera hidung.
  9. Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti menghirup kokain.
  10. Operasi hidung.
  11. Tumor pada rongga hidung.
  12. Kelainan pada kemampuan pembekuan darah, misalnya hemofilia.
  13. Konsumsi alkohol.

Sumber : Mimisan