Apakah Yang Kalian Ketahui Mengenai Semantik dan Pragmatik?

image

Jika kita melihat kedua gambar diatas berdasarkan keterangannya, tentu sekilas kedua kalimat itu terlihat sama. Padahal, artinya sangatlah berbeda walaupun memiliki struktur kalimat yang sama. Fenonema ini tentunya tidak asing bagi para pembelajar ilmu sastra terutama sastra Inggris, yang pastinya pernah mendengar istilah Semantik dan Pragmatik. Semantik dan Pragmatik sendiri merupakan salah satu cabang dari ilmu Linguistik yang mempelajari tentang struktur kebahasaan. Nah, apakah yang kalian ketahui mengenai cabang ilmu Semantik dan Pragmatik serta Mengapa itu Penting untuk dipelajari ?

Wah, kebetulan banget nih aku pagi ini tadi dapet materi tentang semantik dan pragmatik.
Semantik dan Pragmatik merupakan kedua cabang ilmu linguistik yang kajian bahasannya berupa makna. Menurut Katz (1971;13) semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang makna bahasa serta struktur pada suatu wicara. Singkatnya, semantik mengkaji unsur internal tanpa memperhatikan konteks.

Sedangkan pragmatik yaitu cabang ilmu linguistik yang membahas tentang manka juga, namun bersifat eksternal dan memperhatikan konteks pada saat tuturan berlangsung

Semantik lebih dikenal sebagai bagian dari struktur ilmu kebahasaan (linguistik) yang membicarakan tentang makna sebuah ungkapan atau kata dalam sebuah bahasa. Slamet Muljana menyatakan bahwa yang dimaksud semantik adalah penelitian makna kata dalam bahasa tertentu menurut sistem penggolongan.

Sedangkan pragmatik, Menurut Yule (1996: 5) pragmatik didefinisikan sebagai studi tentang
hubungan antara bentuk linguistik dengan pemakai bentuk-bentuk tersebut dan
diantara tiga bagian perbedaan tersebut hanya pragmatiklah yang memungkinkan
manusia ke dalam suatu analisis.

Sebagai pemakai bahasa, tentu kita perlu mempelajarinya. Mempelajari semantik sangat berguna untuk mengetahui makna yang tepat dalam sebuah bahasa. Dan mempelajari ilmu pragmatik dapat membantu manusia dapat bertutur kata tentang makna yang disampaikan atau dimaksudkan oleh orang, asumsi mereka, maksud maupun tujuan mereka, serta berbagai jenis tindakan misalnya permohonan yang diperlihatkan ketika mereka sedang berbicara.

Summary

Bab 2.pdf (uinsby.ac.id)
BAB II.pdf (umm.ac.id)

Griffiths (2006) menyatakan kalau semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari arti dan konteks dari kata atau kalimat. Pragmatik, menurut Yule (1996) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti dari sebuah ungkapan atau perkataan. Dengan pragmatik, kita dapat memahami makna dari perkataan seseorang.

Referensi:

  • Griffiths, Ptrick. (2006). An Introduction to English Semantics and Pragmatics. Edinburgh:
    Edinburgh University Press.

  • Yule, George. (1996). Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

Menurut Morris (1938) semiotika terbagi menjadi 3 bidang, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis mengkaji tentang hubungan formal antartanda. Semantik mengkaji hubungan tanda dengan objek tanda tersebut. Pragmatik melihat hubungan tanda dengan orang yang menginterpretasikan tanda itu. Mungkin sekilas pragmatik dan semantik memiliki kegunaan yang sama, yaitu studi tentang makna. Namun, terdapat perbedaan diantara keduanya, seperti pendapat Leech (dalam Eelen, 2001):

Pertama, semantik mengkaji makna (sense) kalimat yang bersifat abstrak dan logis, sedangkan pragmatik mengkaji tentang hubungan antara makna ujaran dan daya (force). Kedua, semantik terikat pada kaidah (rule-governed), sedangkan pragmatik terikat pada prinsip (principle-governed).

Meskipun berbeda, keduanya tidak dapat benar-benar dipisahkan, karena daya mencakup juga makna.

Mengapa ilmu semantik dan pragmatik itu penting untuk dipelajari? Dalam kehidupan sehari-hari, tentu dalam berkomunikasi kita tidak semata-mata mengikuti prinsip sinaksis. Oleh karena itu, dibutuhkannya semantik, agar kita dapat memaknai secara logis apa yang dimaksud dalam sebuah kalimat. Tentu, kita juga membutuhkan pragmatik, agar kita lebih cermat dalam menggunakan bahasa tergantung pada tempat dan lawan bicara, dan juga kita bisa lebih cermat dalam memaknai bahasa, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Pengenalan Tentang Semantik dan Pragmatik

Pertama – tama, Semantik dan Pragmatik seperti yang sudah dijelaskan dalam kolom deskripsi referensi merupakan cabang dari ilmu Linguistik yang mempelajari tentang meaning atau makna dari sebuah bahasa yang dikomunikasikan dan ekspresi linguistik. Walaupun dari definisinya Semantik dan Pragmatik adalah sama dalam hal fungsinya untuk menentukan makna atau meaning dari sebuah bahasa baik itu dalam bentuk percakapan atau tulisan, Semantik dan Pragmatik sendiri sebenarnya berbeda.

Semantik dalam definisinya merupakan bagian dari cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna sebenarnya dari kata – kata yang ada di dalam frasa dan kalimat serta mempelajari hubungan abstrak di antara komponen – komponen dalam sebuah kalimat. Sementara Pragmatik sendiri juga Sementara itu pragmatik merupakan ilmu yang meneliti makna yang dikomunikasikan oleh pembicara (speaker meaning) dan diterjemahkan oleh pendengar/pembaca .

Akibatnya pragmatik lebih banyak mempelajari tentang analisis maksud dari pembicara dari pada kosa kata itu sendiri. Studi seperti ini perlu mengikut sertakan penafsiran dari apa yang pembicara maksudkan dalam konteks tertentu, dan bagaimana konteks itu mempengaruhi pendengar maupun pembaca terhadap apa yang dikatakan. Jadi perlu mempertimbangkan siapa lawan bicaranya, di mana, kapan, dan dalam situasi apa. Dapat disimpulkan pragmatik adalah studi tentang makna konteks (Karsono, 2012).

Karsono (2012) juga mencatat, jika Noah Chomsky menyatakan Semantik adalah cabang ilmu yang sangat penting dalam studi linguistik mengingat salah satu unsur dari tata bahasa adalah semantik. Menurut Chomsky, komponen semantik menentukan makna kalimat, oleh karena itu, semantik tidak lagi disejajarkan dengan objek peripheral (objek tambahan) melainkan sudah disejajarkan dengan bidang morfologi dan sintaksis. Pragmatik mengacu dari definisi di atas sendiri sudah jelas jika cabang ilmu ini menelaah satuan bahasa, tetapi disinilah letak perbedaannya.

Semantik meneliti makna internal bahasa (berbentuk denotasi dan konotasi) sementara Pragmatik mempelajari makna eksternal bahasa yang dalam konteks ini, bertujuan untuk mengungkap maksud dari si penutur (speaker meaning).

Kegunaan dari Penguasaan Ilmu Semantik dan Pragmatik

Noori (2020), mengungkapkan jika ada beberapa manfaat dari penguasaan ilmu semantik dan Pragmatik. Yang pertama, pembelajaran Semantik dan Pragmatik sangat penting dikuasai oleh para pembelajar EFL (English as Foreign Language) dalam hal peningkatan pemahaman komunikasi serta sekaligus memudahkan komunikasi itu sendiri. Intinya adalah penguasaan dari Ilmu Semantik dan Pragmatik membuat seseorang dapat membedakan pemaknaan dari ujaran yang di sampaikan kepadanya entah itu dalam level literal (arti sebenarnya) atau level underlying meaning (arti yang lebih dalam atau bukan arti sebenarnya) menurut konteks.

Selain itu juga Kegunaan dari penguasaan ilmu semantik dan pragmatik sendiri juga terletak pada peningkatan 4 kemampuan dasar dalam berbahasa yaitu, menulis, mendengarkan, membaca, dan percakapan. Dengan penguasaan semantik dan pragmatik, seseorang dapat lebih mudah mengerti terhadap apa yang mereka baca dan dengarkan dan memiliki peningkatan kemampuan dalam mengutarakan meaning (arti) melalui tulisan dan percakapan.

Cabang – cabang ilmu di bawah Payung Semantik dan Pragmatik

Semantik dan Pragmatik juga memayungi teori – teori lain yang ada di bawahnya. Teori – teori yang biasa dipelajari dalam Semantik dan Pragmatik adalah sebagai berikut :

  • Deixis and Reference
  • Presupposition and Entailment
  • Tense and Aspect
  • Modality Scopes and Quantification
  • Speech Act
  • Cooperative Principle (terdiri dari teori Maxim Paul Grice)

Teori – teori diataslah yang menjadi landasan dari Ilmu Semantik dan Pragmatik dalam keilmuan Linguistik dan Tata Bahasa.

Contoh Penerapan

Misalnya saja dalam gambar yang ada di deskripsi. Mari kita analisis menggunakan teori Semantik dan Pragmatik.

Sherlock saw the man using the binocular (Sherlock melihat seseorang menggunakan teropong)

Jika kita perhatikan maka terdapat dua meaning yang saling berlawanan kendati kalimat yang ada di gambar satu dan di gambar dua memiliki struktur kalimat yang sama. Dari gambar saja sebenarnya kita sudah dapat mengetahui jika konteks memainkan peranan yang amat penting dalam penentuan makna yang ingin diconvey dari sebuah frasa atau kalimat. Jika tidak ada gambar – gambar tersebut dengan asumsi kita tidak mengetahui konteksnya maka , kalimat diatas bisa dibedah meaningnya menjadi dua :

  • Sherlock saw the man using the binocular (dalam konteks Sherlock menggunakan teropong yang ia pegang di tangannya ketika ia melihat seorang pria)
  • Sherlock saw the man using the binocular (dalam konteks Sherlock sedang melihat seorang pria yang sedang menggunakan teropong).

Tentu saja kedua hal itu sangatlah berbeda kendati menggunakan struktur dan susunan kalimat dan kata yang sama. Hal inilah yang menjadi alasan begitu pentingnya seseorang mempelajari Semantik dan Pragmatik dengan memahami konteks.
Referensi :

  1. Karsono, O., M., F. (2012). Aplikasi Semantik versus Pragmatik pada Berita Newsweek. Menimang Bahasa, Membangun Bangsa, Universitas Mataram. 1 – 7.
  2. Noori, K., (2020). Semantic and Pragmatic. Cyprus International University. 1 – 6.

Secara umum, Semantik adalah telaah makna kalimat (sentence), sedangkan pragmatik adalah telaah makna tuturan (utterance). Semantik adalah ilmu linguistik yang mempelajari makna yang terkandung di dalam morfem, kata, frasa, dan kalimat yang bebas konteks.

Saya juga setuju dengan pendapat @agistarst bahwa Sebagai pemakai bahasa, tentu kita perlu mempelajarinya. Mempelajari semantik sangat berguna untuk mengetahui makna yang tepat dalam sebuah bahasa. Dan mempelajari ilmu pragmatik dapat membantu manusia dapat bertutur kata tentang makna yang disampaikan atau dimaksudkan oleh orang, asumsi mereka, maksud maupun tujuan mereka, serta berbagai jenis tindakan misalnya permohonan yang diperlihatkan ketika mereka sedang berbicara.