Apakah Yang Kalian Ketahui Mengenai Perbedaan di Antara Wilayah Northern dan Southern di Amerika Serikat?

Amerika Serikat merupakan salah satu negara adidaya di dunia yang memiliki kekayaan budaya yang beragam karena di tinggali oleh orang – orang dari etnis dan suku yang berbeda – beda selama ratusan tahun. Dari awal kemerdekaannya pada tahun 1776 hingga saat ini Amerika Serikat sebagai negara dengan bentuk Republik Federal tercatat telah memiliki sekitar 50 negara bagian atau yang biasa disebut sebagai states . Ke lima puluh negara bagian ini masing – masing dipimpin oleh seorang gubernur yang memiliki otonomi-nya sendiri seperti misalnya, setiap negara bagian berhak untuk membuat Undang – Undang mereka sendiri. Selain itu juga 50 negara bagian Amerika Serikat tersebut juga diwakili dalam 50 bintang berwarna putih di dalam bendera Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat sendiri terdapat istilah yang sering digunakan untuk membagi perwilayahan Amerika Serikat menjadi dua bagian besar yang disebut sebagai Northern dan Southern. Northern sesuai namanya adalah wilayah negara – negara bagian AS yang berada di wilayah utara dan Southern merupakan wilayah negara – negara bagian AS yang berada di selatan. Masing – masing wilayah baik Northern maupun Southern memiliki karakteristik masing – masing yang membedakannya satu sama lain. Pembagian ini juga berlandaskan sejarah yang panjang, budaya, sosial, dan lain sebagainya yang akan dibahas di referensi topik edisi kali ini.

Nah, Apakah yang Youdics sekalian tahu mengenai Perbedaan di Antara Wilayah Northern dan Southern di Amerika Serikat ? Lalu apakah kalian juga mengetahui mengenai Northerner dan Southerner ?

Sejarah Pembagian Amerika Serikat Menjadi Northern States dan Southern States dan Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, dan Politik-nya

Ekonomi Utara vs Selatan Amerika Serikat
Perang Sipil Amerika yang terjadi pada tanggal 12 April 1861 hingga 9 April 1865 di masa pemerintahan Presiden AS ke-16, Abraham Lincoln merupakan tonggak pertama yang menjadikan adanya pemisahan antara negara – negara bagian Amerika Serikat menjadi dua bagian besar. Penyebab utama dari Perang Sipil ini sendiri adalah perbedaan pendapat yang sangat tajam mengenai masalah perbudakan di Amerika Serikat karena di masa itu,

Negara – negara bagian yang ada di utara sangat anti perbudakan dan menerapkan sistem ekonomi yang berlandaskan kepada industri ketimbang pertanian ditambah dengan banyaknya imigran – imigran dari Eropa yang menetap dan bekerja di pabrik – pabrik industri di wilayah utara menjadikan negara – negara bagian di wilayah utara Amerika Serikat mengalami kemakmuran dalam bidang ekonomi. Karena kemajuan ekonomi inilah yang membuat negara – negara bagian AS di utara saat itu memutuskan untuk menghapus perbudakan.

Selain itu kedatangan para imigran Eropa yang di upah rendah itu juga menurunkan permintaan akan budak dari wilayah selatan menurun. Apalagi hal ini juga ditunjang dengan pembangunan – pembangunan infrastruktur seperti kanal – kanal dan rel – rel kereta api seperti contohnya kanal Ernie di Great Lakes dan menghubungkan New York dan Chicago dengan rel kereta api.

Sementara itu, negara – negara bagian Amerika Serikat di wilayah selatan saat itu masih menerapkan pertanian dan menerapkan sistem perbudakan sebagai penunjang utama ekonomi mereka. Apalagi wilayah selatan Amerika Serikat memang dikenal sebagai wilayah yang memiliki tanah yang subur untuk pertanian membuat negara – negara bagian di selatan sangat bergantung dengan sistem perbudakan yang sistemnya biasanya berbentuk perkebunan atau plantation yang dimiliki oleh orang kulit putih dan segala urusan pekerjaan kasar di ladang dan lainnya dikerjakan oleh orang – orang kulit hitam yang saat itu banyak digunakan sebagai budak.

Apalagi dengan adanya penemuan cotton gin oleh Eli Whitney pada tahun 1793 yang menjadi tren pertanian di saat itu makin membuat usaha perkebunan dan perbudakan di wilayah selatan makin pesat. Tetapi menurut Kelly (2020), tidak semua orang – orang yang tinggal di wilayah selatan saat itu menerapkan perbudakan.

Hubungan antara negara – negara bagian AS di wilayah utara dan selatan pada masa itu menurut Kelly dapat dilihat dari segi ekonomi yang dimana kendari wilayah utara sudah menerapkan sistem industri, tetapi mereka tetap memerlukan bahan baku produksi terutama kapas mentah untuk di olah di pabrik – pabrik di wilayah utara menjadi barang jadi. Kelly juga menegaskan jika perbedaan tingkat kesejahteraan ekonomi di antara wilayah utara dan selatan Amerika Serikat sangat berdampak kepada perbedaan pandangan dalam hal sosial dan politik di masing – masing wilayah.

Di wilayah utara misalnya, dengan kedatangan imigran dari berbagai wilayah di dunia terutama dari Eropa telah membuat kebudayaan dan masyarakat di wilayah utara menjadi lebih beragam dengan mereka sama – sama tinggal di tempat yang sama dan bekerja bersama – sama. Sedangkan di wilayah selatan karena menganut sistem perbudakan dan ekonomi agrikultur, wilayah selatan cenderung menerapkan Supremasi kulit putih baik dalam kehidupan sosial maupun politik.

Perbedaan inilah yang membuat negara – negara bagian AS di wilayah Utara dan Selatan menjadi berusaha untuk mendapatkan pengaruh dan kontrol atas politik dan ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan.

Perdebatan Mengenai Wilayah yang Pro Perbudakan dan Tidak Pro Perbudakan

Pada tahun 1800 – 1860-an, Amerika Serikat mulai berkembang menjadi negara besar dengan berbagai penambahan – penambahan wilayah yang nantinya akan menjadi cikal bakal negara – negara bagian di Amerika Serikat. Penambahan wilayah di Amerika Serikat sendiri dilakukan dengan berbagai macam cara seperti misalnya membeli tanah ataupun dengan cara penaklukan.

Perdebatan – perdebatan mulai muncul dengan topik utama yaitu memberikan jatah yang setara mengenai pembagian mana negara bagian AS yang pro perbudakan dan mana negara bagian AS yang tidak pro perbudakan. Pada tahun 1846 misalnya, seorang politisi bernama David Wilmot, mengusulkan pelarangan setiap aktivitas perbudakan di tanah – tanah baru (wilayah – wilayah baru AS yang baru saja diresmikan , tetapi belum menjadi negara bagian) yang dikenal sebagal Wilmot Proviso yang hasilnya usulan ini ditolak oleh banyak pihak setelah debat – debat panjang.

Hal – hal ini tidak menemukan jalan keluar yang pasti setelah perdebatan – perdebatan mengenai usulan pembagian wilayah pro budak dan tidak pro budak mengalami stagnansi terutama setelah usulan Henry Clay dan kolega di tahun 1850 mengenai pembagian wilayah pro budak dan non budak berdasarkan kepentingan wilayah utara dan selatan. Yang pasti adalah, perpecahan di antara wilayah utara dan selatan makin meruncing. Menjelang perang sipil, Amerika Serikat sendiri terbagi dalam 19 negara bagian non budak dan 15 negara bagian pro budak.

Negara Bagian dan Hak Federal

Sejak Revolusi Amerika bergulir, perdebatan mengenai peran pemerintah sudah mencuat dan bertambah panas setelah Amerika Serikat merdeka. Beberapa kalangan menilai jika negara bagian memiliki hak untuk mengatur pemerintahan mereka sendiri dan beberapa kalangan di sisi lain menilai jika pemerintah federal Amerika Serikat harus memiliki wewenang lebih dalam pengaturan pemerintah di Amerika Serikat terutama atas negara bagian.

Sesudah merdeka pada tahun 1776, Amerika Serikat menerapkan pemerintahan yang berdasarkan kepada Articles of Confederation yang dimana 13 negara bagian bekas 13 koloni Inggris yang menandatangi Declaration of Independence membentuk sebuah konfederasi longgar dengan pemerintahan federal yang sangat lemah. Kelemahan dari Articles of Confederation membuat para pemimpin Amerika Serikat saat itu menggelar Konvensi Konstitusi dan secara rahasia membuat dan mengesahkan Konstitusi Amerika Serikat pada bulan Mei 1787. Pertemuan itu sendiri dihadiri oleh 55 perwakilan dari 13 negara bagian Amerika Serikat. Beberapa tokoh seperti Thomas Jefferson dan Patrick Henry yang mendukung hak - hak independen negara bagian tidak hadir di dalam pertemuan ini.

Beberapa pihak menilai jika konstitusi yang baru mengabaikan hak - hak negara bagian untuk bertindak secara independen dalam artian negara bagian memiliki hak untuk menentukan apakah mereka akan menerima atau menolak suatu peraturan tertentu yang dibuat oleh pemerintah federal atau pusat Amerika Serikat.

Ketidakpuasan akan konstitusi yang baru ini memunculkan “ ide penolakan “ atau yang biasa disebut sebagai nullification idea yang dicanangkan oleh John. C. Calhoun yang merupakan wakil presiden AS untuk Presiden ketujuh AS Andrew Jackson yang mengundurkan diri untuk mereprentasikan negara bagian asalnya, yaitu South Carolina pada tahun 1832. Isinya menyatakan jika sebuah negara bagian tidak harus mematuhi dan mengikuti peraturan dan undang – undang yang dibuat oleh pemerintah Federal. South Carolina menjadi yang pertama mengesahkan ide ini menjadi undang – undang yang dimana South Carolina tidak akan menghiraukan peraturan yang dibuat oleh pemerintah Federal jika peraturan itu bersinggungan dengan kepentingan wilayah South Carolina dan menganggapnya sebagai peraturan yang inkonstitusional.

Ide ini sendiri juga menarik perhatian dari negara – negara bagian di wilayah selatan yang pada akhirnya mengalami kegagalan. Kegagalan dari ide nulifikasi ini membuat negara – negara bagian di wilayah selatan AS yang saat itu merasa tidak dihormati dan dihargai oleh Pemerintah Federal mulai mempertimbangkan untuk memisahkan diri dari pemerintahan federal Amerika Serikat yang puncaknya mengarah kepada Perang Sipil.

Naiknya Abraham Lincoln Menjadi Presiden AS

Politik pada tahun – tahun menjelang meletusnya perang dingin sama panasnya dengan perdebatan mengenai anti perbudakan di Amerika Serikat. Kelly menegaskan jika ada pembentukan ulang sistem dua partai yang ada di Amerika Serikat saat itu yang diwakili oleh Partai Demokrat dan Partai Whig. Partai Demokrat terbelah menjadi dua menjadi dua faksi yang masing – masing mewakili wilayah utara dan selatan, sedangkan Partai Whig berubah nama menjadi Partai Republikan.

Di wilayah utara, Republikan dikenal sebagai partai yang mendukung anti perbudakan dan kemajuan ekonomi Amerika Serikat melalui modernisasi yang termasuk mendukung industri dan homesteading yang diimbangi dengan kesempatan pendidikan untuk masyarakat. Sementara di wilayah selatan, Partai Republikan dikenal sebagai partai yang hobi memecah belah.

Pemilu AS pada tahun 1860, menjadi salah satu momentum utama menuju pemisahan wilayah utara dan selatan. Terdapat 4 calon utama yang ada saat itu yakni Abraham Lincoln dari Partai Republikan, Stephen Douglas dari Partai Demokrat Utara, John Breckenridge yang mewakili partai Demokrat Selatan, dan John.C. Bell mewakili partai minor kecil bernama Partai Persatuan Konstitusi yang berisi kalangan konservatif dari mantan anggota partai Whig yang mengharapkan upaya pemisahan diri tidak terjadi.

Hasil pemilu tersebut menunjukan Lincoln berhasil memenangkan suara di wilayah utara, Breckenridge memenangkan suara di wilayah selatan, Bell berhasil memenangkan suara di negara – negara bagian yang merupakan perbatasan , sementara Douglas hanya berhasil mendulang suara di Missouri dan Sebagian New Jersey. Dengan total 180 suara elektoral, Lincoln mengungguli semua pesaingnya dan kemudian secara resmi menjadi Presiden AS ke-16. Ketika Lincoln dilantik pada 4 Maret 1861 sebegai Presiden yang baru, semuanya telah begitu memanas karena dalam kurun waktu pemilu hingga pelantikan Lincoln, setidaknya 7 negara bagian di wilayah selatan telah melakukan pemisahan diri : South Carolina, Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, Louisiana, dan Texas.

Setelah pemisahan diri ini, Perang Sipil Amerika Serika resmi dimulai setelah penyerangan sebuah benteng milik pemerintah Amerika oleh pasukan Konfederasi di Charleston pada 12 April 1861.

Perang Sipil Amerika (12 April 1861 – 9 April 1865) dan Masa Rekonstruksi (1865 – 1877)

image

Perang Sipil Amerika membagi Amerika Serikat menjadi dua kubu besar yang saling melawan dan baku hantam. Kubu pertama adalah Kubu konfederasi yang merupakan kubu berisi 14 negara bagian AS di wilayah selatan yang sudah memisahkan diri dari pemerintahan federal dan menyatakan perang melawan pemerintahan Amerika Serikat. Presiden dari Negara – negara konfederasi adalah Jefferson Davis dan pemimpin tentara konfederasi adalah Jenderal Robert E. Lee. Pakaian tentara Konfederasi adalah warna abu – abu sehingga mereka sering disebut sebagai “ grey coat “.

Sementata itu, kubu kedua dinamakan sebagai kubu Union atau Federal yang berisikan negara – negara bagian AS di wilayah utara yang masih setia kepada pemerintahan Federal yang di pimpin oleh Abraham Lincoln dan pemimpin tentara Federal atau Union adalah Jenderal Ulysses S. Grant. Pakaian dari dari tentara Federal adalah warna biru tua sehingga mereka sering disebut sebagai “ blue coat “.

Perang Sipil dimulai ketika Tentara Konfederasi menyerang Benteng Sumter di Charleston. Benteng Sumter merupakan benteng milik federal. Tidak ada satupun negara – negara di dunia saat itu yang mendukung dan mengakui keberadaan Negara Konfederasi. Perang berlangsung lumayan lama dan keras yakni selama empat tahun dan pada tahun 1865, kekuatan Konfederasi mulai mengalami kekalahan besar – besaran dari Union/Federal dengan total korban jiwa mencapai 620.000 – 850.000 jiwa di pihak Konfederasi dan Pemerintahan negara Konfederasi sendiri semakin melemah.

Penyerahan diri Jenderal Robert E. Lee kepada Jenderal Ulysses S. Grant yang disusul oleh penyerahan diri Jenderal Joseph. E Johnston kepada Jenderal William T. Sherman menjadi titik penyerahan keseluruhan armada militer Konfederasi kepada Union. Perang Sipil ini sendiri juga memiliki dampak langsung kepada pembunuhan Presiden Lincoln pada 26 April 1865 yang dilakukan oleh John Wilkes Booth yang merupakan simpatisan Konfederasi saat Lincoln sedang menonton sebuah opera.

Setelah itu Amerika Serikat memasuki era baru yang dinamakan sebagai Era Rekonstruksi yang dilakukan di dalam 3 tahap yakni rekonstruksi pasca perang, rekonstruksi presidensial dan rekonstruksi kongres yang berakhir pada tahun 1877, ketika Pemerintah Federal Amerika Serikat untuk menarik semua prajuritnya dari negara – negara bagian di wilayah selatan yang mengakhiri masa rekonstruksi di Amerika Serikat .

Rekonstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat memiliki tiga poin yang penting yakni, pemulihan kekuasaan union atau federal, tranformasi masyarakat di wilayah selatan, dan pengesahan Undang – Undang yang berkaitan tentang perbudakan.

Pembagian Wilayah Northern dan Southern Di Masa Kini

Wilayah Northern (Utara) : Washington, Oregon, Montana, Idaho, Wyoming, North Dakota, South Dakota, Nebraska, Minnesota, Iowa, Wisconsin, Illinois, Michigan, Delaware, Indiana, Ohio, Pennsylvania, New York, Vermont, Maryland, New Hampshire, Maine, Massachusetts, Rhode Island, Connecticut, Alaska, Hawaii, dan New Jersey.

Wilayah Southern (Selatan) : California, Nevada, Utah, Arizona, New Mexico, Colorado, Kansas, Oklahoma, Texas, Arkansas, Louisiana, Mississippi, Kentucky, Tennessee, Alabama, Georgia, West Virginia, Virginia, North Carolina, South Carolina, Georgia, dan Florida.

Diatas merupakan pembagian wilayah Northern dan Southern secara keseluruhan, tetapi Amerika Serikat sendiri kemudian memutuskan untuk membagi lagi wilayah - wilayah diatas kedalam 5 wilayah besar sebagaimana ditunjukan pada peta berikut ini.

image

Wilayah Barat (West) : Washington, Oregon, Idaho, Montana, Wyoming, Colorado, Utah, Nevada, Alaska, Hawaii, dan California.

Wilayah Barat-Tengah (Mid-West) : Nebraska, Minnesota, Illinois, Indiana, Wisconsin, North Dakota, South Dakota, Michigan, Ohio, Missouri, Iowa.

Wilayah Timur Laut (Northeast) : Maine, Massachusetts, Rhode Island, Connecticut, New Hampshire, Vermont, New York, Pennsylvania, New Jersey, Delaware, dan Maryland.

Wilayah Tenggara (Southeast) : West Virginia, Virginia, Kentucky, Tennessee, North Carolina, South Carolina, Georgia, Alabama, Mississippi, Arkansas, Louisiana, dan Florida.

Wilayah Barat Daya (Southwest) : Texas, Oklahoma, New Mexico, dan Arizona.

Perbedaan Aksen Bahasa di antara Wilayah Northern dan Southern

Amerika Serikat seperti yang sudah dikatakan sebelumnya di deskripsi referensi merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman budaya. Dalam hal ini juga, negara – negara bagian di Amerika juga tentunya memiliki kebudayaan yang mencolok di antara wilayah Utara dan Selatan terutamanya dalam hal aksen bahasa Inggris. Ya, selama ini, Orang – orang dari seluruh dunia, terutama di Indonesia, selalu menganggap jika Bahasa Inggris Amerika hanya terdiri dari satu aksen saja, padahal itu tidak benar. Di Amerika sendiri, stereotip mengenai aksen Southern selalu digaungkan – gaungkan dalam berbagai media seperti acara televisi dan kehidupan keseharian.

Orang – orang yang tinggal di negara – negara bagian di wilayah utara seringkali menganggap jika orang – orang yang tinggal di negara – negara bagian di wilayah selatan memiliki aksen yang unik dan terkesan aneh. Menurut data yang saya kumpulkan di Quora mengenai perbedaan antara Aksen Utara dan Aksen Selatan, kira – kira dapat digambarkan sebagai berikut :

Menurut Jan Layton, seorang warga Amerika Serikat yang asli orang Selatan atau Southerner, Orang – orang yang berbicara dengan aksen selatan biasanya berbicara dengan nada yang lambat, serta menggunakan vowel – vowel panjang dan malas yang sering disebut sebagai Southern Drawl . Vowel – vowel panjang ini menurut Layton, menggunakan 2 – 3 suku kata, seperti misalnya ketika mengucapkan kata “ pen “ maka ketika aksen selatan digunakan maka akan terdengar seperti “ pe-an “ atau “ pe-yun “ dan misalnya untuk kasus pelafalan namanya sendiri saja yang normalnya dieja “ Jan “ tetapi malah terdengar seperti “ Ja-Yun “ jika diucapkan menggunakan aksen selatan.

Layton juga mengungkapkan jika aksen selatan memiliki apa yang di sebut sebagai “ Midnight Magnolia Drawl “, yang dimana semua kata yang berakhiran –er, biasanya di lafalkan sebagai “ ah “ atau “ uh “. Contoh penerapannya seperti kata mother yang dilafalkan menjadi “ mothah “, atau kata “ supper “ yang dilafalkan menjadi “ suppah “. Layton juga menyatakan jika Southerner atau orang – orang selatan cenderung menghilangkan fonetik “ g “ di akhir setiap kata yang contohnya “ goin’ “, eatin’, dan “ fixin’ “. Kata – kata itu aslinya memiliki akhiran “ g “ .

Selain itu, menurut Layton, orang – orang selatan juga memiliki semacam kontraksi atau penyingkatan di dalam aksen mereka yang penerapannya bisa dilihat dalam kata – kata seperti “ y’all (you all) atau did ja’ (did you) dan juga orang – orang di selatan juga mengeja beberapa kata secara berbeda seperti misalnya, seperti pecan yang dieja menjadi “ pee-can “ atau aunt yang dieja menjadi “ ant “. Dan yang terkakhir menurut Layton, orang – orang di selatan juga cenderung menggunakan kata atau frasa verba yang berbeda seperti misalnya (crack the window) ketimbang open the window atau (cut the lights off) ketimbang turn off the lights.

Sedangkan untuk orang – orang yang tinggal di wilayah utara juga memiliki aksen bahasa Inggris mereka sendiri dan aksen inilah yang kebanyakan dipakai oleh orang – orang yang belajar untuk berbicaran American accent.

Tetapi tetap ada perbedaan signifikan yang membedakannya dari Southern Accent. Aksen utara , terutama yang ada di wilayah timur laut Amerika yang sering disebut sebagai Northeastern American English . Meskipun wilayah ini merupakan rumah bagi berbagai aksen dan dialek yang berbeda, Northeastern American English dianggap sebagai aksen pemersatu dalam hal linguistik tertentu termasuk dalam hal kosakata dan fonemik.

Untuk orang – orang utara yang tinggal di wilayah Barat Tengah atau Midwest mereka memiliki apa yang disebut sebagai Inland Northern American English yang pengucapannya tidak jauh berbeda dengan Northeastern American English dan selain itu ada juga Western American accent yang merupakan aksen – aksen yang digunakan di wilayah Barat dan Barat Tengah Amerika Serikat.

Stereotip “ Rednecks “ di Amerika Serikat dan Berbagai Istilah Lainnya

Dilansir dari laman Facing History and Ourselves , Redneck merupakan istilah negatif yang dialamatkan kepada orang kulit putih kelas rendah dan kaum pekerja yang berasal dari negara – negara bagian di wilayah selatan. Rednecks sebetulnya tidak selalu merupakan orang – orang miskin berkulit putih dan tidak selalu juga berprofesi sebagai petani, walaupun rednecks sendiri juga ada yang berasal dari kalangan yang di sebutkan ini. Menurut laman tersebut, yang membedakan rednecks dengan orang – orang miskin kulit putih adalah persepsinya yang ditulis oleh Joseph Flora dan Lucinda McKethan dalam buku mereka yang berjudul “ The Companion to Southern Literature “.

Menurut mereka berdua, Rednecks sering di persepsikan sebagai orang – orang yang sangat rasis, keras kepala, selalu main fisik, kasar, berisik, jahat, dan tidak berpendidikan serta bangga dengan semua jenis hinaan yang dilontarkan kepada mereka. Selain itu, orang – orang di luar wilayah selatan sering juga beranggapan mengenai rednecks, yang mereka anggap tidak mengadopsi bagaimana caranya berbicara dengan baik dan benar, dan sangat bangga dengan perasaan jujur mereka yang brutal terhadap orang – orang yang bukan kulit putih.

Selain itu menurut mereka, rednecks juga suka sekali menyelesaikan masalah mereka dengan memukuli seseorang di jalanan sampai babak belur ketimbang menyelesaikan masalah dengan bicara dengan kepala dingin, lalu mereka juga mengganggap jika Rednecks datang makan malam dengan bertelanjang kaki karena mereka tidak memiliki sepatu , tetapi sebetulnya, mereka mengejek aturan – aturan formalitas di meja makan.

Wanita – wanita Redneck suka mengunyah permen karet, menghisap rokok, dan menggunakan pengeriting rambut di tempat – tempat umum. Selain itu, Flora dan McKethan juga mengungkapkan jika Rednecks adalah orang – orang yang sering di persepsikan sebagai orang – orang yang anti pendidikan dan bahasa Inggris standard, memiliki kebiasaan berburu yang mereka banggakan, mandi hanya di saat tertentu, dan bekerja di mobil tua di halaman depan rumah mereka,

Dengan demikian, persepsi mengenai Rednecks dapat disimpulkan sebagai berikut : “ they eat too much, drink too much, smoke too much, play too hard, and live too hard .” Menurut Sanders (2013), anggapan mengenai istilah Rednecks sebagai istilah budaya atau istilah rasis semuanya merupakan tentang perspektif. Sanders sendiri juga mengemukakan juga istilah Rednecks memiliki sejarah penuh noda yang melibatkan konflik antar kelas, sifat keras kepala, diskriminasi ras, dan prasangka. Banyak yang menyebut diri mereka redneck hari ini melihatnya sebagai ekspresi kebanggaan tetapi ada juga yang menyebut jika istilah Rednecks ini merupakan istilah yang tidak lucu dan bersifat inappropriate. Menurut mereka istilah rednecks merupakan merupakan istilah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah yang dimana istilah tersebut digunakan oleh kaum fanatik.

Selain Rednecks, ada juga istilah Yankees yang merupakan sebutan untuk orang – orang yang tinggal dan berasal dari wilayah utara.Tetapi istilah yankee ini secara luas digunakan untuk menyebut orang – orang yang tinggal atau berasal dari Amerika Serikat.

Perbedaan Lain Antara Northerner dan Southerner
Northerner (Orang – orang utara) dan Southerner (orang – orang selatan) memiliki perbedaan budaya, tradisi, dan kebiasaan di dalam kehidupan keseharian mereka. Dalam penelusuran saya di situs Quora, saya menganalisis beberapa pendapat dari warga Amerika yang berasal dari kalangan Northerner dan Southerner. Misalnya menurut Susan Woina, seorang warga Amerika Serikat yag merupakan seorang Northerner atau orang Utara yang kini tinggal di wilayah selatan, mengatakan beberapa hal mengenai kehidupan orang – orang di utara sebagai berikut :


• Orang – Orang Utara atau Northener tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menghasilkan uang seperti misalnya, mereka secara sukarela bekerja di hari libur untuk mendapatkan upah yang lebih.
• Orang – orang utara sangat jarang sekali terlambat. Menurut Susan, Orang – orang utara cenderung tiba lebih awal atau tepat waktu untuk setiap kegiatan karena mereka tahu jika hal – hal seperti cuaca dan keadaan lalu lintas dapat menjadi penghalang untuk setiap kegiatan kapanpun.
• Orang – orang di utara cenderung tidak suka menganggu tetangga mereka denga suara – suara berisik, cahaya, dan sebagainya karena mereka menghormati sekeliling mereka.
• Orang – orang utara menerima pendatang yang datang dari seluruh negeri dengan tangan terbuka.

Lalu ada juga pendapat dari Jim Banjer yang lebih detail lagi mengungkapkan perbedaan di antara kehidupan Northerner dan Southerner yang ia jabarkan sebagai berikut :


• Orang – orang selatan menyukai teh mereka memiliki rasa yang manis, sementara orang – orang utara lebih menyukai teh yang memiliki rasa tawar.
• Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Orang – orang selatan berbicara dengan aksen Southern Drawl mereka yang santai, sementara orang – orang di utara berbicara dengan melafalkan setiap suku kata dengan jelas.
• Orang - orang di wilayah selatan terkenal karena Southern Hospitality mereka yang mengacu kepada sikap formal dan ramah mereka saat melayani tamu, sementara orang – orang di utara lebih dikenal karena kebiasaan mereka dalam memberi tip.
• Orang – orang selatan sangat mengagungkan penggunaan senjata sebagai alat pertahanan diri dari penjahat dan hewan liar, sementara orang – orang utara lebih mengandalkan pihak yang berwenang sepert insitusi hukum untuk melindungi mereka.
• Orang – orang di selatan sangat menyukai makanan – makanan yang digoreng, sementara orang – orang utara tidak terlalu menyukainya.
• Orang – orang di Selatan terutama di pedalaman sangat identik dengan truk yang dimana biasanya mereka akan menghiasnya menjadi lebih indah dan unik serta biasanya kendaraan truk orang – orang selatan memiliki tulisan – tulisan di jendelanya yang merupakan opini mereka akan sesuatu, sementara orang – orang di utara cenderung lebih fungsional alias mengendarai kendaraan hanya sebatas untuk fungsinya saja.
• Orang – Orang di selatan memiliki pandangan politik konservatif sementara Orang orang di utara cenderung memiliki pandangan politik liberal.

Jan Layton juga menambahkan jika southerner atau orang – orang selatan juga suka berbicara dengan orang – orang baru atau orang asing dan memiliki kebiasaan untuk membuka dan menahan pintu bagi orang yang masuk dan keluar sebagai tanda hospitality yang biasanya dibalas dengan ucapan “ terima kasih “ dan “ sama – sama “.

Selain itu menurut Layton orang – orang di selatan juga suka menolong orang lain yang membutuhkan dan yang terkahir, orang – orang di selatan juga cenderung lebih religius. Layton berpendapat jika perkembangan wilayah selatan juga sudah seperti di wilayah utara, yang dimana mereka memiliki kota besar, universitas ternama, dan industri – industri, tetapi sebagian besar, wilayah southern sendiri masih terbilang cukup rural.

Selain itu, menurut seorang warga Amerika lainnya, Danny Bragg yang merupakan seorang southerner, biaya hidup di wilayah selatan juga lebih murah dan terjangkau ketimbang di wilayah utara.

Dan menurut southerner lainnya, Michael Lynch yang tinggal di Lexington, mengatakan jika sebenarnya orang – orang di wilayah selatan itu well mannered jika dibesarkan dengan cara yang benar, sehingga menurutnya orang – orang di selatan memiliki kecenderungan sangat sopan dan tahu tata krama dan juga menurutnya Orang – orang di selatan lebih tahan udara panas ketimbang dengan orang – orang di wilayah utara yang lebih terbiasa dengan udara dingin.

Referensi :

  1. Kelly, M. (2020, July 21). What Were the Top 4 Causes of the Civil War?. Thoughtco. Retrieved from What Were the Top 4 Causes of the Civil War?
  2. Weber, J. L. and Hassler, . Warren W. (2021, April 5). American Civil War. Encyclopedia Britannica. American Civil War | History, Summary, Dates, Causes, Map, Timeline, Battles, Significance, & Facts | Britannica
  3. Foner, Eric. “Reconstruction”. Encyclopedia Britannica, 26 Jul. 2021, Reconstruction | Definition, Summary, Timeline & Facts | Britannica
  4. United States Geography: Regions
  5. https://www.quora.com/Whats-the-difference-between-the-Southern-and-Northern-accents-of-USA
  6. https://www.facinghistory.org/mockingbird/redneck-stereotype
  7. Sanders, T. (2013, Feb 5). What does redneck really mean? A racist or just a country person?. Jacksonville. Retrieved from Florida Times-Union: Local News, Politics & Sports in Jacksonville, FL
  8. https://www.quora.com/What-are-some-cultural-differences-between-southern-and-northern-United-States
  9. https://www.quora.com/What-are-the-main-differences-between-life-in-the-north-and-south-United-States
1 Like