Apakah Yang Kalian Ketahui Mengenai Jenis – Jenis Puisi Beserta Elemen – Elemen dari Puisi?

image

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra selain prosa (novel, cerita pendek, dan lain sebagainya). Puisi merupakan karya sastra yang dimana gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga biasanya tidak terlalu panjang dan seperti yang sudah disinggung sebelumnya, puisi terdiri dari baris dan stanza yang dimana fungsinya sendiri adalah untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran dalam tingka intensitas tertentu oleh para penyair yang membuatnya.

Nah, Tetapi tahukah kalian mengenai apa – apa saja jenis puisi yang dikenal dan di pelajari oleh pembelajar sastra serta digunakan oleh penyair saat ini ? Lalu, apakah kalian juga mengetahui tentang elemen – elemen yang ada dalam sebuah puisi ?

Puisi dan Jenis - Jenisnya

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra tertua di dunia yang keberadaannya diperkirakan sudah ada sejak 4000 tahun yang lalu. Hingga saat ini, puisi merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari seni dan budaya. Seorang penyair atau penulis puisi memilih kata – kata berdasarkan makna dan unsur akustik-nya, kemudian menyusunnya ke dalam sebuah kesatuan untuk menciptakan sebuah tempo yang sering disebut sebagai meter. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, puisi memiliki banyak jenis atau tipe. Imogen Rayfield dalam artikelnya di laman Penguin, mengutarakan jika ada 9 jenis puisi yang umum dikenal di dunia sastra.

Haiku

Yang pertama adalah Haiku atau Hokku . Haiku merupakan jenis puisi kuno dari Jepang yang begitu populer di seluruh dunia. Haiku meruapakan puisi yang berukuran kecil dengan hanya terdiri dari 3 baris saja dalam satu stanza dan mengikuti aturan 5-7-5. Aturan 5-7-5 sendiri artinya, baris pertama dan ketiga, memiliki 5 silabel atau 5 suku kata, sedangkan baris kedua memiliki 7 silabel atau 7 suku kata.

Haiku sendiri juga merupakan puisi yang tidak memerlukan rima dan biasanya ditulis untuk mengekspresikan sebuah perasaan atau ide tertentu. Haiku sendiri ada sejak akhir abad ke-19 di Jepang dan dipopulerkan oleh penyair bernama Masaoka Shiki. Contoh Haiku adalah sebagai berikut :

An/ oc/ean voy/age (5 suku kata)

As /wave/s /break /over /the /bow (7 suku kata)

The/ sea/ wel/comes/ me (5 suku kata)

Free Verse

Free verse atau syair bebas juga merupakan jenis puisi populer yang banyak ditemui di era modern. Free verse sendiri juga termasuk sebagai bagian dari puisi modern yang dimana penulisannya lebih bebas dan tidak terikat oleh aturan – aturan seperti di zaman – zaman sebelumnya. Free verse atau syair bebas bisa be-rima dan bisa juga tidak. Selain itu, jumlah stanza dan barisnya pun juga bebas sesuai keinginan si penyair atau penulis puisi tersebut entah itu panjang ataupun pendek.

Semua-nya benar – benar berada di kendali si penyair. Kita bisa menemukan jenis puisi ini dimanapun dan dalam genre apapun. Untuk melihat contoh – contoh dari free verse ini lebih banyak, kalian bisa mengakses instapoem yang di populerkan oleh penyair muda bernama Rupi Kaur. Rupi Kaur merupakan penyair yang terkenal dengan style free versenya dalam puisi – puisi karya-nya.

Contoh Dari Free Verse :
image

Sonnet

Sonnet merupakan jenis puisi kuno yang berasal dari zaman Elizabethan atau Renaissance Inggris yang dipopulerkan oleh seorang penyair yang namanya tentu tidak asing lagi untuk kita, yakni, William Shakespeare di abad ke 16. Tetapi menurut Rayfield, Sonnet sebenarnya sudah ada sejak abad ke-13 masehi yang berkembang di wilayah Italia tengah dan dipopulerkan oleh sastrawan Italia bernama Petrarkha. Nama sonnet sendiri juga berasal dari bahasa Italia “ sonetto “ yang artinya “ lagu – lagu sederhana “.

Sonnet secara tradisional terdiri dari satu stanza yang mengandung sebanyak 14 baris dan tema – tema dari Sonnet ini sendiri kebanyakan tentang cinta dan romansa yang dimana menjadi salah satu ciri khas dari Shakespeare. Kendati demikian, aliran Shakespearean dan aliran pertrarkha memiliki pandangan yang berbeda mengenai rima yang ada di sonnet.

Petrarkha menggunakan formasi ABBA CDE CDE di dalam sonnet – sonnet buatannya sementara, Shakespeare cenderung lebih menggunakan pola dasar ABAB CDCD EFEF GG di dalam karya – karya sonnet-nya. Salah satu karya sonnet yang terkenal adalah “ Shall I Compare Thee to a Summers Day “. Shakespeare sendiri memproduksi ratusan sonnet selama hidupnya.

Contoh dari Sonnet :
image

Acrostic

Puisi Akrostik merupakan sejenis puisi yang lazim ditemui di era modern yang dimana huruf pertama dari setiap abjad bary menampilkan sebuah kata , pesan, atau abjad. Kata akrostik sendiri berasal dari bahasa Yunani. Puisi akrostik juga tidak perlu berima dan boleh juga jika ingin menggunakan rima.

Puisi akrostik ini juga menjadi salah satu jenis puisi yang populer di kalangan anak – anak zaman sekarang yang dimana, dengan menulis akrostik, mereka seolah – olah sedang membuat pesan bersandi yang terletak di setiap abjad di awal baris. Selain itu, puisi Akrostik juga bebas dalam hal jumlah baris.

Contoh Dari Puisi Akrostik :
image

Villanelle

Puisi villanelle merupakan sebuah jenis puisi yang sudah berumur sangat tua dan berasal dari Prancis. Vilanelle sendiri memiliki banyak sekali aturan yang harus diikuti. Pertama – tama, Villanelle terdiri dari 19 baris yang dibagi dalam lima stanza dengan masing – masing stanza memiliki tiga baris (tercet) dan sebuah stanza akhir dengan empat baris (quatrain). Lalu formasi rima dari Villanelle adalah ABA ABA ABA ABA ABAA, yang dimana puisi dengan tipe seperti ini hanya memiliki dua suara rima.

Villanelle sendiri juga memiliki pengulangan – pengulangan di dalamnya dengan aturan baris pertama akan di ulang di baris keenam, keduabelas, dan kedelapanbelas, sementara baris ketiga akan diulang di baris kesembilan, kelimabelas, dan kesembilanbelas. Disinilah tantangan dalam menulis sebuah villanelle, yang mengharuskan seorang penyair untuk membuat sebuah makna dari baris – baris yang diulang tersebut.

Contoh dari Villanelle :
image

Limerick

Limerick merupakan sebuah jenis puisi yang unik yang dipopulerkan oleh Edward Lear di abad ke-19. Limerick memiliki formasi rima AABBA dengan baris pertama, kedua, dan kelima lebih panjang daripada baris ketiga dan keempat. Baris terakhir dari limerick biasanya merupakan punchline.

Contoh dari Limerick
image

Ode

Ode merupakan salah jenis puisi tertua di dunia yang keberadaannya sudah ada sejak era Yunani dan Romawi Kuno. Kata ode sendiri berasal dari bahasa Yunani “ aeidein “ yang artinya “ bernyanyi “ dan jenis puisi ini sendiri di bacakan dengan diiringi alunan dari instrumen musik.

Ode biasanya ditulis untuk memuji keagungan seseorang, kejadian, atau sesuatu hal tertentu yang menarik minat si penyair dan biasanya Ode ditulis dalam bentuk lirik – lirik yang relatif pendek. Tone dari ode sendiri biasanya berbentuk seremonial dan formal. Kendati berasal dari zaman Yunani Kuno, penulisan Ode masih lumayan populer di era modern.

Contoh dari Ode :
image

Elegy

Elegy atau elegi merupakan sejenis puisi yang difungsikan sebagai bentuk ekspresi atas kehilangan dan merefleksikan kematian seseorang. Karena fungsinya tersebut, elegi biasanya memiliki tema – tema tentang kehilangan, ketakutan, kesedihan, perasaan berduka, ratapan, pelipur lara, dan penebusan. Elegi sendiri tidak memiliki banyak peraturan seperti Villanelle atau Sonnet dan memiliki peraturan yang cenderung sama dengan jenis puisi lainnya karena Elegi memang hanya berfokus kepada tema-nya saja.

Contoh dari Elegi :
image

Ballad

Ballad merupakan jenis puisi yang usianya juga sudah sangat tua dan keberadaannya bisa dilacak hingga ke zaman akhir abad pertengahan (abad 13 - 15 masehi) di wilayah Eropa. Ballad merupakan puisi yang sifatnya diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya dan kadang – kadang pembacaan ballad juga disertai dengan iringan musik.

Ballad memiliki beberapa aturan dan bentuk. Ballad biasanya terbentuk dari stanza – stanza yang terdiri dari masing – masing empat baris atau quatrain dan memiliki formasi rima ABAB atau ABCB. Selain itu, Ballad juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penyair dan kebanyakan lagu – lagu yang kita sekarang juga banyak mengadopsi konsep Ballad.

Contoh Dari Ballad :

Epic

Puisi Epic atau Epik merupakan sebuah puisi yang sangat panjang dan bersifat naratif. Puisi yang sangat panjang ini berisi kisah – kisah yang diceritakan dengan sangat detail. Kata epik sendiri juga berasal dari bahasa Yunani “ Epos “ yang berarti “ cerita, kata – kata, dan puisi). Biasanya Puisi Epik memiliki beberapa elemen seperti awalan dari puisi dan cerita, latar, karakter, simile epic, dan deskripsi serta ucapan – ucapan yang sangat panjang.

Contoh dari Epik :
image

…….

Nah jenis – jenis puisi diatas kemudian dapat dimasukan lagi ke dalam tiga kategori besar yaitu puisi Lirikal, puisi naratif, dan puisi dramatik.

Puisi Lirikal

Puisi – puisi lirikal menggunakan tatanan – tatanan yang menyerupai sebuah lagu dan juga menggunakan kata – kata emosi untuk mendeskripsikan sebuah kejadian, objek, perasaan, atau seseorang. Puisi Lirikal sendiri pada dasarnya bukan tipe puisi yang menceritakan sebuah cerita tetapi lebih ke sebuah puisi yang mengekspresikan perasaan pribadi dan pikiran dari si penyair.

Yang termasuk dalam Puisi Lirikal adalah : Elegi, Haiku, Ode, dan Sonnet.

Puisi Naratif

Puisi naratif, sesuai namanya, adalah puisi – puisi yang menceritakan sebuah kisah. Puisi naratif sering disebut juga sebagai puisi epik. Dalam beberapa kasus, puisi naratif disusun dengan tatanan musikal seperi di dalam ballad dan biasanya tema – tema yang diangkat di dalam puisi naratif adalah tentang kisah – kisah manusia dan menyertakan epik atau cerita yang sangat panjang.

Yang termasuk dalam Puisi Naratif adalah : Alegori, Ballad, Burlesque, dan Epik

Puisi Dramatik

Puisi Dramatik atau yang dikenal sebagai monolog dramatic merupakan sebuah puisi yang biasanya digunakan layaknya sebuah drama dan di pentaskan dengan bantuan aktor dan aktris. Biasanya puisi dramatik ditulis di dalam bentuk monolog dan soliloquy. Jika dalam puisi naratif cerita atau pesannya disampaikan melalu seorang narrator, maka puisi dramatik ditulis berdasarkan perspektif seorang karakter yang diceritakan.

Elemen – Elemen Dalam Puisi

Puisi seperti karya sastra lainnya memiliki beberapa elemen – elemen baik itu elemen intrinsic maupun elemen ekstrinsik. Berikut adalah elemen – elemen dasar yang biasanya ada di dalam sebuah puisi.

Alliteration dan Assonance

Alliteration adalah sebuah pengulangan dari suara konsonan di yang ada di dalam susunan kata – kata di dalam puisi. Biasanya alliteration diletakan di awal sebuah kata dan silabel – silabel yang mengalami penekanan. Misalnya saja seperti dalam contoh berikut : “ descending dew drops “ yang dimana terdapat pengulangan suara dari konsonan “ d “ di dalamnya. Alliteration sendiri biasanya lebih menekankan kepada kesamaan bunyi ketimbang kesamaan pengejaan dari kata – kata seperti misalnya kata “ car “ dan “ keen “ meruapakan contoh alliteration karena memiliki bunyi yang sama, sementara kata “ car “ dan “ cite “ bukan merupakan sebuah alliteration karena memiliki suara dan pengejaan konsonan “ c “ yang tidak sama.

Assonance merupakan kebalikan dari alliteration merupakan pengulangan suara – suara dari huruf vokal yang ada di dalam susunan kata – kata di dalam puisi. Contoh dari assonance adalah sebagai berikut : “ I rose and told him about my woe “ yang dimana bisa kita lihat ada pengulangan suara huruf vokal “ O “ sebanyak tigak kali disana.

Bahasa Figurative (Figurative Language)

Bahasa figuratif merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam elemen instrinsik dari sebuah puisi. Bahasa figurative biasanya digunakan oleh penyair atau penulis puisi untuk mengekspresikan sesuatu maknanya “ di luar “ konotasi literal-nya. Ada berbagai macam bentuk dari bahasa figuratif yang sering digunakan dalam puisi.

Simile (Simile) : perbandingan antara dua hal yang tidak setara dengan menggunakan kata – kata seperti “ menyerupai “ dan “ seperti “. Contohnya : “ My love is like a red, red rose

Metafora (Metaphor) : perbandingan atau persamaan di antara dua hal yang sebenarnya tidak saling berhubungan, seperti halnya dalam simile, tetapi metafora mengungkapkan sesuatu secara langsung dengan mengilangkan kata – kata seperti “ layaknya “ , “ bagaikan “, dan lains sebagainya.

Sinekdoke (Synecdote) : bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting dari suatu benda (hal) untuk benda atau hal tersebut sendiri. Contohnya adalah : “ Aku tidak pernah melihat batang hidungnya semenjak bertengkar dengan temanku. Sinekdoke hadir dalam dua jenis. Yang pertama adalah Sinekdoke Pars Pro Toto dan Sinekdoke Totem Pro Parte.

Metonimia (Metonymy) : metonimia merupakan sebuah bahasa figuratif yang menggunakan sepatah dua patah kata yang merupakan merek, macam, atau yang lainnya yang merupakan sebuah kesatuan dari sebuah kata. Contohnya adalah mengasosiasikan sesuatu seperti misalnya Presiden Amerika dengan Gedung Putih, atau penggunaan kata “ strength “ di dalam konteks “ country’s strength yang merupakan metonimia dari kekuatan militer.

Personifikasi (Personification) : Personifikasi merupakan bahasa figurative yang bertujuan untuk membandingkan sifat – sifat manusia dengan sifar – sifat yang dimiliki oleh benda ataupun mahaluk selain manusia. Artinya, mengibaratkan benda mati seolah – olah memiliki sifat bernyawa atau hidup. Contoh : “ Bencana alam ini menegur kita supaya kita selalu senantiasa menjaga alam “.

Imagery

Imagery merupakan bentuk representasi atau deskripsi untuk menghasilkan sebuah gambaran dari impresi, perasaan, dan pemikiran yang memicu bangkitnya sisi imajinatif dari sebuah pengalaman indrawi. Imagery sendiri dibagi dalam beberapa bentuk yang terdiri dari visual imagery (yang berhubungan dengan penglihatan), aural imagery (yang berhubungan dengan pendengaran), tactile imagery (yang berhubungan dengan perabaan), olfactory imagery (yang berhubungan dengan penciuman, dan yang terakhir adalah gustatory imagery (yang berhubungan dengan pengecapan).

Rima (Rhyme) dan Irama (Rhythm)

Rima adalah pengulangan dari silabel – silabel yang sifatnya identikal dan sama di beberapa kata yang berbeda. Rima biasanya mengacu dan berfokus kepada kesamaan bunyi ketimbang pengejaan. Rima bisa berbentuk pengulangan bunyi vokal ataupun konsonan. Biasanya rima di dalam puisi, diletakan di akhir tiap baris dengan formasi dasar ABAB kemudian dilanjutkan dengan CDCD di stanza berikutnya dan seterusnya. Tetapi rima sendiri bisa diletakan di tengah – tengah dan di awal yang penggunaannya sangat jarang.

Sementara itu Rhythm atau Irama merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pengulangan – pengulangan terhadap silabel – silabel yang ditekan maupun yang tidak. Penyair puisi sangat bergantung kepada irama untuk mengekspresikan makna dan perasaan. Irama dalam puisi memiliki dua jenis.

Yang pertama adalah Caesura yang merupakan jeda dalam sebuah ayat dimana satu frasa berakhir dan frasa lain dimulai. Biasanya ditandai dengan tanda koma, tanda centang, atau dua baris (miring atau tegak). Lalu ada juga end-stopped line adalah jeda yang terjadi di bagian akhir baris yang biasanya ditandai dengan tanda titik, tanda koma, dan tanda titik koma. Dan ada juga Enjambment yang merupakan sebuah baris yang tidak memiliki jeda berlanjut ke baris berikutnya.

Stanza dan Baris

Stanza adalah kumpulan baris – baris dalam puisi. Yang biasanya memiliki pola meter dan rima. Jumlah stanza dan baris adalah tergantung dari jenis puisi apa yang di buat atau sesuai dengan keinginan si penyair.

Simbolisme dan Tone

Elemen lainnya yang ada di dalam puisi adalah simbolisme. Simbolisme meruapakan alat kesusastraan yang menggunakan simbol – simbol dalam bentuk kata – kata, orang, tanda, lokasi, ataupun ide – ide abstrak untuk merepresentasikan sesuatu yang melebihi makna literal-nya atau makna harfiahnya. Penulisan simbolisme di dalam puisi selalu berhubungan dengan tone dan tema dari puisi yang hendak kita buat. Tone merupakan attitude penulis terhadap subjek puisi yang ditulisnya.

Selain dari elemen – elemen instrinsik di atas, puisi juga mengandung elemen ekstrinsik yang menyertainya seperti biografi dari si penulis, latar belakang sosial, dan latar belakang situasi ketika puisi tersebut dibuat.

Referensi :