Apakah yang dimaksud Primary carative factors?

Fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari Humanistik perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat pengembangan humanistic filosofi dan system nilai, serta latar belakang seni yang kuat itu perlu.

Apakah yang dimaksud Primary carative factors?

Asumsi dasar dari caring dalam keperawatan adalah :

  1. caring lebih efektif dilakukan dalam praktek secara interpersonal,
  2. caring mengandung faktor carative yang menghasilkan kepuasan pada pemenuhan kebutuhan manusia,
  3. caring yang efektif mempromosikan kesehatan dan pertumbuhan tentang kesehatan individu/keluarga,
  4. caring bukan hanya menerima seseorang saat sakit tetapi bagaimana sakit terjadi dan menjadi sehat
  5. lingkungan caring adalah dukungan dari semua pihak bagi penyembuhan pasien,
  6. caring lebih “healthogenic” daripada curing. Caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk menghasilkan atau meningkatkan kesehatan dan memberikan pelayanan bagi yang sakit. Caring melengkapi penyembuhan,
  7. caring adalah pusat dari keperawatan (Watson, 1979).

Sepuluh Carative Faktor

Menurut Watson (1979) terdapat 10 faktor carative dalam keperawatan caring yaitu :

  1. Nilai – nilai dan bentuk kepedulian sesama (nilai humanistik),
    Membentuk sistem nilai humanistik adalah mengenali nama, mengenali karakteristik klien, mengenali kelebihan dan kekurangan klien, mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi, memberikan waktu pada klien meskipun sedang sibuk, memperhatikan dan mendengarkan apa yang menjadi kebutuhannya, menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien terkait dengan perawatannya, memberikan informasi kepada klien terkait asuhan keperawatan yang diberikan, menggunakan sentuhan untuk kesembuhan, memberikan kesempatan pada klien untuk menentukan asuhan keperawatan yang akan dijalaninya (Watson, 1979).

  2. Menanamkan keyakinan dan membangkitkan harapan,
    Menanamkan keyakinan dan harapan adalah memotivasi klien untuk menghadapi penyakitnya secara realistis, membantu klien untuk memahami tindakan alternatif yang ditentukan, menjelaskan kepada klien tindakan pengobatan yang dilakukan, memberikan dukungan spiritual misalnya pendekatan keagamaan sesuai dengan keyakinan yang dianut klien sehingga meningkatkan motivasi klien untuk bertahan hidup (Watson, 1979).

  3. Meningkatkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
    Meningkatkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain adalah memperkenalkan diri kepada klien saat di awal kontrak dan membuat kontrak, menyampaikan tujuan, menyepakati kontrak, menjelaskan kepada klien bahwa perawat akan selalu ada setiap dibutuhkan klien, menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien, melakukan komunikasi terapeutik setiap konsekwensi dengan klien (Watson, 1979).

  4. Membina dan mengembangkan rasa saling percaya,
    Membina hubungan saling percaya memperkenalkan diri kepada klien saat di awal kontrak dan membuat kontrak, menyampaikan tujuan, menyepakati kontrak, menjelaskan kepada klien bahwa perawat akan selalu ada setiap dibutuhkan klien, menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien, melakukan komunikasi terapeutik setiap konsekwensi dengan klien (Watson, 1979).

  5. Mengembangkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif,
    Mengembangkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif adalah menjadi pendengar aktif dengan mendengarkan keluhan klien, mendengarkan ekspresi klien tentang keinginannya untuk sembuh dan apa yang dilakukan ketika sembuh, memotivasi klien untuk mengungkapkan perasannya baik positif maupun negatif, menerima aspek positif maupun negatif sebagai aspek kekuatan yang dimilikinya, menjelaskan tentang pemahaman diri perawat terhadap penderitaan klien (Watson, 1979).

  6. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah,
    Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah adalah mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keperawatan sesuai dengan masalah klien, mempertimbangkan untuk mengabulkan permintaan klien dalam memperoleh sesuatu yang membuat klien cemas bila tidak dilakukan, memenuhi keinginan klien yang bermacam-macam dengan sabar, selalu menanyakan keinginan klien yang spesifik (Watson, 1979).

  7. Meningkatkan proses pembelajaran interpersonal untuk meningkatkan tanggung jawab kesehatan klien,
    Meningkatkan proses pembelajaran interpersonal untuk meningkatkan tanggung jawab kesehatan klien adalah menjelaskan setiap keluhan klien secara rasional dan ilmiah sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan cara mengatasinya, selalu menjelaskan setiap tindakan yang dilakukan, menunjukkan situasi yang bermanfaat agar klien memahami proses penyakitnya, mengajarkan cara pemenuhan kebutuhan sesuai masalah yang dihadapi klien, menanyakan kepada klien tentang kebutuhan pengetahuan yang ingin diketahuinya terkait dengan penyakitnya, meyakinkan klien tentang kesediaan perawat untuk menjelaskan apa yang ingin diketahuinya (Watson, 1979).

  8. Menciptakan suasana suportif, korektif, dan protektif terhadap fisik, mental, sosial budaya dan spiritual,
    Menciptakan suasana suportif, korektif, dan protektif terhadap mental, fisik, sosial budaya dan spiritual adalah menyetujui keinginan klien untuk bertemu dengan ulama agama, menghadiri pertemuan klien dengan ulamanya, memfasilitasi atau menyediakan keperluan klien ketika akan berdo’a atau beribadah sesuai dengan agamanya, bersedia mencarikan alamat dan menghubungi keluarga yang sangat diharapkan mengunjungi klien, bersedia menghubungi teman klien atas permintaan klien (Watson, 1979).

  9. Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia
    Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia adalah bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan ikhlas, menyatakan perasaan bangga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi klien, menghargai privasi klien ketika sedang memenuhi kebutuhannya, menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang pantas dihargai dan dihormati (Watson, 1979).

  10. Menghargai kekuatan eksternal yang ada dalam kehidupan.
    Menghargai kekuatan eksternal yang ada dalam kehidupan adalah memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual dalam proses penyembuhannya, mampu memfasilitasi kebutuhan klien dan keluarga terhadap keinginan melakukan terapi sesuai pilihannya, memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyiapkan klien dan keluarganya ketika menghadapi fase berduka (Watson, 1979).