Apakah yang dimaksud Persuasi Politik?

Pace, Peterson dan Burnett (1979) (dalam Venus 2007:30) mendefinisikan pesuasi sebagai tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan mengadopsi pandangan komunikator mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu. Pada dasarnya setiap kegiatan persuasi selalu ditandai oleh empat hal:

  • melibatkan sekurang-kurangnya melibatkan 2 pihak,
  • ada tindakan secara sengaja mempengaruhi,
  • adanya pertukaran/transaksi pesan persuasif,
  • adanya kesukarelaan menerima atau menolak gagasan yg ditawarkan

Persuasi Sebagai Retorika


Retorika adalah seni berbicara yang dilakukan seorang komunikator dengan cara menggabungkan antara kekuatan ingatan (logika), perasaan (emosi) dan
“harga diri” (kredibilitas) sang komunikator. Retorika disebut-sebut sebagi awal lahirnya Ilmu Komunikasi. Retorika, kata Aristoteles adalah segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Menurutnya, retorika mengandung tiga unsur: Ethos, Pathos, dan Logos, dengan uraian sebagai berikut:

  • Ethos: kredibilitas
  • Pathos: Hal yang menyangkut emosi/perasaan
  • Logos: Hal yang menyangkut fakta

Persuasi Politik Sebagai Agitasi


Agitasi Politik, dari bahasa latin Agitare artinya bergerak atau menggerakan, dalam bahasa Inggris agitation. Menurut Harbert Blumer agitasi beroprasi untuk membangkitkan rakyat kepada suatu garakan politik, baik lisan maupun tulisan dengan merangsang dan membangkitkan emosi khalayak.Dimulai dengan cara membuat kotradiksi dalam masyarakat dan menggerakan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yang dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh
penderitaan) dengan tujuan menimbulkan kegilisahan di kalangan massa. Orang yang melakukan agitasi disebut agitator yang oleh Nepheus Smith disebut sebagai orang yang berusaha menimbulkan ketidakpuasan, kegelisahan atau pemberontakan orang lain. khalayak dengan ucapan dan tulisannya.

Persuasi Politik Sebagai Propaganda


Propaganda, berasal dari kata latin propagare (menanamkan tunas suatu tanaman) yang pada awalnya sebagai bentuk kegiatan penyebaran agama khatolik Pada Tahun 1822 Paus Gregorius XV membentuk suatu komisi kardinal yang bernama Congregatio de Propaganda Fide untuk menumbuhkan keimanan kristiani diantara bangsa-bangsa. Propagandis adalah orang yang melakukan propaganda yang mampu menjangkau khalayak kolektif lebih besar, biasanya dilakukan oleh politikus atau kader partai politik yang memiliki kemampuan dalam melakukan sugesti kepada khalayak dan menciptakan sauasana yang mudah terkena sugesti (suggestivitas). Di negara demokratis menurut W. Dobb dipahami sebagai suatu usaha individu atau kelompok yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok individu lainnya dengan mengunakan sugesti.Sedangkan Harbert Blumer, suatu kampanye politik dengan senagaja mengajak, mempengaruhi guna menerima suatu pandangan, sentimen atau nilai.

Persuasi Politik Sebagai Kampanye


Kampanye Politik, adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan orang atau
kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan memperkuat
dukungan politik dari rakyat atau pemilih.Menurut Rogers dan Storey (1987)
(dalam Venus, 2004) merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang
terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak
yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertntu. Sehingga berbeda
dengan propaganda, dimana kampanye cirinya sumber yang melakukannya selalu
jelas, waktu pelaksanaan terikat dan dibatasi, sifat gagasan terbuka untuk
diperdebatkan khalayak, tujuannya tegas, variatf serta spesifik, modus penerimaan
pesan sukarela dan persuasi, modus tindakannya diatur kaidah dan kode etiknya,
sifat kepentingan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.

Persuasi Politik Sebagai Periklanan


Karakteristik periklanan ini, yang beroprasi sebagai komunikasi satu kepada banyak erhadap individu-individu didalam suatu massa yang heterogen, dan bukan sebagai anggota kelompok yang agak homogen. Periklanan poitik termasuk kedalam periklanan non komersial. Para pengiklan politik menaruh minaat terhadap karakteristik anggotaanggota khalayak karena dua alasan:

  • ada kemungkinan bahwa pola komunikasi dipengaruhi demografi; artinya orang berbeda-beda dalam: kebiasaan menonton TV karena usia, jenis klamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sebagaginya.
  • para pengiklan politik mengandalkan para pemuka pendapat, jenis individu bagaimana didalam massa yang sekali-sekali mengikutu nasihat orang lain adalah bahan pertimbangan yang penting dalam iklan politik. Maka dari itu iklan politik memusatkan perhatiannya pada pengidentifikasian partisan yang lemah dan orang-orang independen (massa mengambang, meliputu pemilih pemula dll)