Apakah yang dimaksud Gravida atau hamil?

Gravida

Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalam kandungannya disebut embrio (minggu awal) kemudian janin (sampai kelahiran)

Gravida adalah wanita hamil. Gravida merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus.

Klasifikasi gravida :

  • Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya

  • Multigravida adalah seorang perempuan yang telah hamil beberapa kali. Juga ditulis gravida II, III, dst., bergantung pada jumlah kehamilan.

Pada primigravida ibu benar-benar memperhatikan kehamilannya sehingga pemenuhan gizi ibu tercukupi dan ibu secara rutin melakukan ANC. Sedangkan pada kehamilan kedua atau ketiga, para ibu merasa sudah berpengalaman sehingga diduga cenderung untuk menganggap biasa perkembangan calon jabang bayi dipandingakan dengan kehamilan pertamanya.

Kehamilan lebih dari empat ini berisiko mengalami komplikasi serius, seperti perdarahan dan infeksi yang akan mengakibatkan adanya kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR bahkan terjadinya kematian ibu dan bayi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 samapai 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 sampai 40 minggu) (Prawirohardjo, 2010).

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut: usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila berakhir disebut keguguran, usia kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut persalinan prematurus, usia kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm, usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus) (Manuaba, 2010).

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu) (Manuaba, 2010).

Proses permulaan kehamilan


Setiap bulan saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium), yang ditangkap oleh umbai (fimbriae) dan masuk kedalm saluran telur. Sewaktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam cairan vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian tuba uterina yang mengembang.

Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi disebut pembuahan(konsepsi = fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira- kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah (embrio) dan janin, dipersiapkan uri (plasenta).

Jadi dapat dikataka bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spematozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasenta (Mochtar, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan janin


Menurut Williams (2013), periode pertumbuhan dan perkembangan janin adalah sebagai berikut :

  1. Ovum, Zigot, dan Blastokista
    Selama 2 minggu pertama pascaovulasi, fase perkembangan meliputi fertilisasi, pembentukan blastokista dan implantasi plastokista.

  2. Periode embrionik
    Periode embrionik dimulai pada permulaan minggu ketiga setelah ovulasi dan fertilisasi yeng terjadi bersamaan dengan perkiraan permulaan periode menstruasi berikutnya. Pada minggu keempat sistem kardiovaskuler telah terbentuk sehingga terbentuklah sirkulasi sejati dalam embrio.

    Pada akhir minggu keempat sakus korionik berdiameter 2 hingga 3 mm, dan embrio memiliki panjang 4-5 mm, bakal lengan dan tungkai telah terbentuk dan selubung amnion mulai terlepas dari body stalk, yang selanjutnya menjadi tali pusat.

    Pada akhir minggu keenam embrio memiliki panjang 22 hingga 24 mm serta kepala berukuran relatif besar dibandingkan badan, jantung telah terbentuk sempurna, jari-jari tangan dan kaki telah ditemukan dan lengan menekuk pada siku. Bibir atas telah sempurna dan telinga dan telinga luar membentuk peninggian definitif pada masing-masing sisi kepala.

  3. Periode janin
    Pada usia 10 minggu setelah awitan menstruasi terakhir, embriofetus memiliki panjang hampir 4 cm, perkembangan selama periodik janin terdiri atas pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur yang dibentuk saat periode embrionik.

    Minggu ke 12 gestasi uterus teraba tepat diatas simpisis pubis dan panjang kepala bokong janin adalah 6 hingga 7 cm. Pusat penulangan telah timbul pada sebagian besar tulang janin, jari tangan dan kaki juga telah berdiferensiasiasi, kulit dan kuku telah berkembang dan muncul tunas-tunas rambut yang tersebar, genitalia eksternal mulai memperlihatkn tanda pasti jenis kelamin laki-laki atau perempuan, janin mulai melakukan pergerakan spontan.

    Minggu ke 16 gestasi panjang kepala bokong janin adalah 12 cm dan berat janin 110 g, jenis kelamin telah dapat ditentukan.

    Minggu ke 20 gestasi sejak saat ini janin bergerak kurang lebih setiap menit, kulit janin telah menjadi kurang transparan, lanugo seperti beledu menutupi seluruh tubuh janin dan telah terbentuk sebagian rambut di kulit kepala.

    Minggu ke 24 gestasi kulit secara khas tampak keriput dan penimbunan lemak dimulai, kepala masih relatif besar, alis mata dan bulu mata biasanya dapat dikenali, periode kanalikular perkembangan paru-paru, saat membesarnya bronkus dan bronkiolus serta berkembanganya duktus alveolus hampir selese.

    Minggu ke 28 gestasi panjang kepala bokong sekitar 25cm kulit janin yang tipis berwarna merah dan ditutupi oleh verniks kaseosa.

    Minggu ke 32 gestasi janin telah mencapai panjang kepala bokong 28 cm, kulit perkumaan masih merah dan keriput.

    Minggu ke 36 gestasi panjang rata-rata kepala bokong pada janin sekitar 32 cm, tubuh menjadi lebih bulat serta gambaran keriput pada wajah telah menghilang.

    Minggu ke 40 gestasi merupakan periode saat janin dianggap aterm menurut usia yang dihitung dari awitan periode menstruasi terakhir, janin telah berkembang sempurna.

Perubahan fisiologi pada kehamilan


Menurut Manuaba (2010) dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh di bawah ini :

1. Rahim atau Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

Pertumbuhan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda heger. Hubungan antar besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar.

Sebagai gambaran dapat dikemukaan sebagai berikut :

  • Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parientalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.

  • Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari di bawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat.

  • Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.

  • Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat.

  • Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.

  • Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya 27 cm, dan umur kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkemangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di segmen bawah rahim.

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertmbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama, bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda piskaseck. Pertumbuhan konsentrasi hormonal yang mempengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progesteron menyebabkan progestron mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut Braxton Hicks.

2. Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks).

3. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korianik gonadotropin yang mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

  • Payudara menjadi lebih besar.

  • Areola payudara makin hiperpigmentasi hitam.

  • Glandula montgomery makin tampak.

  • Puting susu makin menonjol.

  • Pengeluran ASI belum berlangsung karena prolktinbelum berfungsi, karena hambatan dari PHI (prolactine inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI.

  • Setelah melahirkan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

5. Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri vena pada sirkulasi retroplasenter, pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijupai beberapa perubahan peredaran darah, antara lain :

  • Volume darah
    Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), denga puncaknya pada usia kehamiln 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampi 30% sedankan sel darah bertambah sekitar 20%, curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali, kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantungdapat jatuh dalam dekompensasi kordis.

  • Sel darah
    Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml.

6. Sistem respirasi

Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi oksigen, disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu, sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya.

7. Sistem pencernaan

Oleh karena pengaruh estrogen, pengaruh asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi disebut hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

8. Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentuntukan urine akan bertambah. Filtrasi pada glomelurus bertambah sekitar 69 sampai 70%.

9. Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum, areola mamae, papilla mamae, linia nigra, pipi (khloasma gravidarum).

10. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalmi perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi, untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

Tanda-tanda kehamilan


Menurut (Manuaba, 2010; h, 108) tanda-tanda kehamilan

1. Tanda dugaan kehamilan

Tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :

  • Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  • Mual dan muntah (emese). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.

  • Ngidam, wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

  • Sinkope atau pingsan. Terjadi ganggan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemi susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  • Payudara tegang. Pengeluaran estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit teruratam pada hamil pertama.

  • Sering buang air kecil. Deskan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering buang air kecil. Pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.

  • Konstipasi atau obstipasi. Pegaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  • Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara), disekitar pipi (kloasma gravidarum).

  • Epulis. Hipertropi gusi yang disebut epulis dapat terjadi bila hamil.

  • Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksternal, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

2. Tanda tidak pasti kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan ditentukan oleh :

  • Rahim membesar sesuai dengan tuanya hamil
    Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda heger, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks dan teraba ballottement.

    • Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguaan pada vulva, vagina dan serviks.

    • Tanda goodell adalah perubahan konsisteni (yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks dianalogikan dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung) pada saat tidak hamil.

    • Tanda heger adalah penularan dan kompresibilitas ismus serviks sehingga ujing-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila imus ditekan dari arah yang berlawanan.

    • Tanda piskacek adalah pembesaran asimetris dan penonjolan salah satu kornu.

    • Kontaksi Braxton Hicks, terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus.

    • Ballottement yaitu fenomena bandul atau pantulan balik.

  • Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif

3. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui :

  • Gerakan janin dalam rahim.

  • Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.

  • Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotografi, alat doopler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

Ketidaknyamanan selama kehamilan


Trimester I

  • Nausea
    Nausea, dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, ditafsirkan keliru sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari. Nausea lebih kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui dengan pasti kendati sebuah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah, lambung yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat, dan faktor-faktor emosi yang lain.

    Nausea merupakan masalah umum yang dialami oleh lebih dari sebagian hingga tiga perempat wanita hamil. Begitu umum hingga pada kenyataannya nausea dan muntah salah satu tanda praduga kehamilan. Jumlah puncak nausea dan muntah pada wanita hamiladalah pada usia kandungan 11 minggu dengan awitan rata-rata antara lima hingga enam minggu (Varney, 2007)

  • Ptialisme (Saliva berlebihan)
    Ptialisme, merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan. Pada wanita yang mengalami ptialisme biasanya juga mengalami mual.

    Kondisi mereka berlangsung terus menerus dan menjadi suatu siklus karena bukan saja saliva yang berlebihan membuat rasa mual semakin kuat, tetapi keinginan untuk menghindari nausea juga mengakibatkan pasien menelan lebih sedikit makanan sehingga jumlah saliva di dalam mulut meningkat (Varney, 2007).

  • Keletihan
    Keletihan dilami pada trimester pertama, namun alasannya belum diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan ini terjadi masih belum jelas, dugaan lain adalah bahwa peningkatan progesteron memiliki efek menyebabkan tidur, keletihan biasanya hilang pada akhir trimester pertama (Varney, 2007).

  • Nyeri punggung bagian atas (Nonpatologis)
    Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat (Varney, 2007).

  • Leukoria
    Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahansejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan janin dari kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan medium yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang bertanggung jawab terhadap terjadinya vaginitis. Produktivitas kelenjar serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendirpada saat ini guna membentuk sumbat lendir serviks ternyata juga dapat mengakibatkan leukoria (Varney, 2007).

  • Peningkatan frekuensi berkemih (Nonpatologis)
    Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus, peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda heger), menyebabkan anterfleksi pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang seiring uterus terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah satu organ abdomen, sementara kandung kemih tetap merupakan organ panggul.

    Frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu berkemih (Varney, 2007).

  • Emesis gravidaraum
    Emesis gravidaraum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan emesis gravidarum.

    Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual-muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan (Manuaba, 2010).

    Cara mengatasinya yang pertama pencegahan, dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit dan sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong-oyong, mual, dann muntah. Defeksi diusahakan teratur. Kedua memberikan obat vitamin (B1 dan B6), antisida, anti mual. Ketiga untuk hiperemesis grafidarum tingkat 2 dan 3 harus dirawat inap di rumah sakit.(Mochtar, 2012)

Trimester II

  • Nyeri ulu hati
    Nyeri ulu hati ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester tiga. Isi lambung bersifat asam hidroklorida yang terdapat di dalam lambung, keasaman ini menyebabkan materi tersebut membakar tenggorokan dan teras tidak enak.

    Penyebab nyeri ulu hati adalah sebagai berikut :

    • Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

    • Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

    • Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar (Varney, 2007).

  • Konstipasi
    Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek samping yang umum muncul pada penggunaan zat besi adalah konstipasi (Varney, 2007).

  • Hemoroid
    Hemoroid sering didahului oleh konstipai. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar, selain itu pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid (Varney, 2007).

Trimester III

  • Edema dependen
    Edema dependen pda kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gagguan ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri paa vena kava inferior sat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah (Varney, 2007).

  • Varices
    Varices vena lebih mudah muncul pad wanita yang memiliki kecendurungan tersebut dalam keluarga atau memiliki faktor predisposisi kongenital. Varices dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring, pakaian yang ketat menghambat aliran vena balik dari ekstremitas bagian bawah atau posisi berdiri yang lama memperberat masalah tersebut. Relaksasi dinding vena dan katup dan otot polos sekeliling karena induksi juga turut menyebabkan timbulnya varices (Varney, 2007).

  • Dispareunia
    Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah penyebab selama kehamilan. Perubahan fisiologis dapat menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan sirkulasi yang diakrenakan tekanan uterus yang membesar atau tekanan bagian presentasi, masalah-masalah fisikkemungkinan disebabkan abdomen yang membesar atau dijumpi pada tahap akhir kehamilan saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati. Faktor-faktor psikologis dapat menyebabkan dispareunia karena pemahaman yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti jabang bayi meskipun kekhawatiran ini tidak beralasan kecuali terdapat perdarahan vagina atau pecah ketuban (Varney, 2007).

  • Insomnia
    Insomnia baik pada wanita yang mengandung maupun tidak dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab, seperti kekhaawatiran, kecemasan, terlalu gembira, meyambut suatu acara untuk keesokan harinya. Wanita hamil bagaimanapun memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi ketidak nyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif (Varney, 2007).

  • Nyeri pada ligamentum teres uteri
    Nyeri pada ligamentum teres uteri diduga terjadi akibat peregangan dan kemungkinan akibat penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligamen. Nyeri ini merupakan ketidaknyamanan umum yang harus dibedakan dari penyakit saluran gastrointestinal maupun penyakit organ abdomen (contoh apendistis, radang kandung kemih dan ulser peptik). Salah satu faktor yang membedakan nyeri ini adalah penyebaran nyeri hingga ke area inguinal, yang merupakan ciri khas nyeri pada ligamentum teres uteri (Varney, 2007).

  • Nyeri punggung bawah (Nonpatologis)
    Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkatkan intensitasnya seiring pertumbuhan usia kehamilan karena nyeri ini meruoakan akibat pergerakan pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan denganayunan tubuh ke belakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudiaan akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney, 2007).

  • Hiperventilasi dan sesak napas
    Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma.

    Selain itu, diafragma akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Meski terjadi pelebaran diameter tranversal pada rangka iga, hal ini tidak cukup untuk mengkonpensasi elevensi diafragma sehingga terjadi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume udara residual. Hal ini ditambah pada tekanan diafragma, menimbulkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak napas (Varney, 2007).

Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil (Prawirohardjo, 2002). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalam kandungannya disebut embrio (minggu awal) kemudian janin (sampai kelahiran) (Dorland, 2010) .Kehamilan terjadi karena adanya dua pertemuan dan persenyawaan antara sel ovum dan spermatozoa. Lama kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :

  • Trimester I : Usia kehamilan 0 – 12 minggu

  • Trimester II : Usia kehamilan 12 – 28 minggu

  • Trimester III : Usia kehamilan 28 – 40 minggu (Prawirohardjo, 2002).

Fisiologi Kehamilan

Selama masa kehamilan yang berlangsung sekitar 38 – 40 minggu dari konsepsi, janin memiliki plasenta yang berfungsi sebagai sistem pernafasan, pencernaan dan ginjal. Selain itu, plasenta juga berfungsi menyalurkan nutrisi dari ibu ke janin (Guyton AC, 2006)

  • Perubahan sistem respirasi

    Adaptasi sistem respirasi bertujuan untuk oksigenasi ibu ke janin dan memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu. Selama masa kehamilan, konsumsi oksigen meningkat 20-50% dan ventilasi meningkat secara progresif hingga 50%. Terjadi penurunan pada konsentrasi plasma bikarbonat yang merupakan mekanisme kompensasi untuk menghindari alkalosis respiratorik dan terjadi penurunan PaCO2 sekitar 28-32 mmHg.

    Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaCO2 secara perlahan (Chappel. S. Morgan, 2006) Terjadi perubahan posisi pada diafragma diakibatkan oleh pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thoraks sehingga posisi diafragma terdorong ke atas. Pada kasus ini kapasitas paru tidak mengalami perubahan karena secara umum ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume (Lisa Kane Low, 2014).

    Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya (Sulistyawati, 2011)

  • Perubahan Sistem Gastrointestinal

    Selama masa kehamilan refluks gastroesofagus dan esofagitis merupakan hal yang umum. Disposisi abdomen ke arah atas dan anterior memicu ketidakmampuan dari sfingter gastroesofagus. Mual dan muntah pada ibu hamil mulanya terjadi karena peningkatan kadar progesteron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung (Guyton AC, 2006).

    Pada trimester 2 dan 3 biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena henoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Sunarsih, 2011).

  • Perubahan Sistem Renal

    Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16- 24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan, pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar (Sulistyawati, 2011).

  • Perubahan Kardiovaskuler

    Untuk mengatasi pertambahan volume darah dan kebutuhan oksigen yang meningkat, curah jantung meningkat sebesar 30-50% pada kehamilan, meningkat dari 5 l/menit pada kehamilan 8 minggu menjadi 6,5 l/menit pada kehamilan minggu ke 25. Peningkatan curah jantung disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup yang diimbangi dengan penurunan tahanan perifer, dan frekuensi denyut jantung meningkat kira-kira 15%. Oleh karena itu, tekanan darah wanita hamil hanya sedikit berubah pada kehamilan 30 minggu pertama, jika tidak terjadi hipertensi yang diinduksi kehamilan. Sedangkan setelah minggu ke 30 cenderung terjadi peningkatan tekanan darah (Cunningham, 2013)

  • Perubahan Metabolik

    Laju metabolisme meningkat sekitar 15% mendekati masa akhir dari kehamilan. Wanita hamil sering mengalami sensasi rasa panas yang berlebih diakibatkan oleh hasil dari peningkatan laju metabolisme basal. Disamping itu, adanya penambahan beban pada ibu hamil menyebabkan pengeluaran energi untuk aktivitas otot lebih besar dari biasanya (Guyton, 2006).

  • Perubahan Hematologi

    Perubahan osmoregulasi dan sistem renin angiotensin di awal masa kehamilan menyebabkan peningkatan volume darah maternal. Volume sel darah merah biasanya hanya meningkat sampai 45%, tetapi pada masa kehamilan hanya meningkat sekita 30%. Perubahan yang terjadi menyebabkan anemia fisiologis dalam kehamilan. Kompensasi yang dilakukan dengan cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oksihemoglobin untuk menghindari terjadinya gangguan pada transport oksigen. Pada masa kehamilan terjadi keadaan hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam meminimalisir terjadinya kehilangan darah saat proses persalinan (Guyton AC, 2006).