Apakah yang dimaksud Dielectrical Constant?

Konstanta dielektrik (dielectrical constant) adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif juga diartikan sebagai konstanta yang melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. Konstanta ini merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap ruang hampa. Sifat dielektrik merupakan sifat yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu bahan untuk menyimpan muatan listrik pada beda potensial yang tinggi. Secara praktis, sifat dielektrik sering dikaitkan dengan kelistrikan bahan isolator yang ditempatkan di antara dua keping kapasitor. Apabila bahan isolator itu dikenai medan listrik yang dipasang di antara kedua keping kapasitor, maka di dalam bahan tersebut dapat terbentuk dwikutub (dipole) listrik. Sehingga pada permukaan bahan dapat terjadi muatan listrik induksi. Bahan dengan sifat seperti ini disebut sebagai bahan dielektrik (Sutrisno dan Gie, 1983).

Bahan dielektrik adalah bahan yang tidak memiliki muatan bebas yang berpengaruh penting terhadap sifat kelistrikan bahan tersebut. Bahan dielektrik sangat penting dalam kelistrikan karena beberapa sifatnya dapat menyimpan muatan listrik, melewatkan arus bolak-balik (AC) dan menahan arus searah (DC). Bahan dielektrik juga dapat diartikan suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik ini dapat berwujud padat, cair dan gas. Ketika bahan ini berada dalam medan listrik, muatan listrik yang terkandung di dalamnya tidak mengalami pergerakan sehingga tidak akan timbul arus seperti bahan konduktor ataupun semikonduktor, tetapi hanya sedikit bergeser dari posisi setimbangnya yang mengakibatkan terciptanya pengutuban dielektrik.

Pengutuban tersebut menyebabkan muatan positif bergerak menuju kutub negatif medan listrik, sedangkan muatan negatif bergerak pada arah berlawanan (yaitu menuju kutub positif medan listrik). Hal ini menimbulkan medan listrik internal (di dalam bahan dielektrik) yang menyebabkan jumlah keseluruhan medan listrik yang melingkupi bahan dielektrik menurun. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik (Utomo, 2011).

Bahan dielektrik ada dua jenis, yakni polar dan non-polar. Molekul dielektrik polar berarti bahwa molekul dielektrik tersebut ketika dalam keadaan tanpa medan listrik, antara elektron dan intinya telah membentuk dipol. Sedangkan molekul nonpolar ketika tidak ada medan listrik antara elektron dan inti tidak tampak sebagai dua muatan terpisah. Dielektrik molekul polar maupun non polar bila diletakkan dalam medan listrik akan mengalami polarisasi. Pada permukaan dielektrik yang terpolarisasi terdapat muatan-muatan negatif disatu bagian dan muatan positif di bagian lainnya pada permukaan tersebut. Muatan-muatan ini bukan muatan bebas, tetapi masing-masing terikat pada molekul yang terletak didekat permukaan, dan selebihnya dielektik bermuatan total nol (Sehah, 2009).

Setiap bahan isolator mempunyai sifat dielektrik yang berbeda-beda. Bahan dengan sifat dielektrik yang cukup baik, banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri terutama industri elektronik dan bangunan. Bahan yang memiliki sifat isolator yang baik misalnya tanah dapat digunakan untuk pembuatan keramik. Selain itu ada juga material keramik yang sangat bagus untuk bahan baku industri seperti CCTO yang memiliki sifat dielektrik sangat bagus sehingga sangat bermanfaat pada piranti elektronik seperti kapasitor, piranti memori, piranti gelombang mikro dan thin film. Selain itu juga CCTO dapat digunakan untuk membuat piranti elektronik yang berukuran kecil (Eryolamda, 2010).

Metode Pengukuran


Metode pengukuran konsentrasi bahan dielektrik yang umum digunakan adalah menggunakan metode lissajous (loss tangen). Metode lissajous merupakan metode sederhana karena hanya menggunakan beberapa peralatan sederhana seperti osiloskop sinar katoda (Cathode Ray Oscilloscope, CRO), generator isyarat, resistor serta keping logam sejajar. Kelebihan metode ini adalah proses pengujiannya relatif cukup singkat yaitu hanya mengukur beberapa nilai tegangan berdasarkan tampilan kurva lissajous pada CRO serta mengatur frekuensi medan listrik dari generator isyarat. Kemudian dengan formulasi yang tersedia, maka nilai permitivitas maupun rugi dielektrik dapat dihitung. Sementara kekurangan dari metode ini adalah sistim pengukurannya yang harus dilakukan dalam laboratorium dan butuh waktu serta ketelitian lebih dalam membaca kurva tampilan osiloskop untuk menentukan konstanta dielektrik dari suatu bahan atau material uji (Wang S., 2003).

Metode lain untuk pengukuran konsentrasi bahan dielektrik adalah menggunakan Diffferential Scanning Calorimetry (DSC). DSC digunakan untuk mempelajari perubahan entalpi dari sampel lateks karet alam saat dipanaskan di bawah suhu terkontrol. Perubahan total entalpi sampel dalam kisaran suhu ini ditafsirkan sebagai akibat variasi kuantitas air yang ditambahkan kedalam sampel. Pengukuran dilakukan dengan cara menimbang karet alam sebelum dimasukkan ke sistem DSC untuk dikeringkan. Dengan menggunakan formulasi perubahan entalpi dan kurva normalisasi DSC, diketahui kadar karet kering dari berbagai jenis karet alam yang dijadikan sampel. Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan kadar atau konsentrasi karet kering yang biasa disebut dry rubber content (DRC) dari karet alam secara akurat. Akan tetapi dibutuhkan waktu yang cenderung lama untuk pengujian beberapa sampel bahan. (Rejikumar dan Philip, 2010).