Apakah yang dimaksud dengan Transdermal Patch?

Transdermal patch merupakan salah satu bentuk sistem penghantaran obat dengan cara ditempel melalui kulit. Rute penghantaran obat secara transdermal merupakan rute pilihan alternatif untuk beberapa obat, karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat memberikan efek obat dalam jangka waktu yang lama, pelepasan obat dengan dosis konstan, cara penggunaan yang mudah, dan dapat mengurangi frekuensi pemberian obat (Khan, et al., 2012)

Melalui bentuk sediaan transdermal jumlah pelepasan obat yang diinginkan dapat dikendalikan, durasi penghantaran aktivitas terapeutik dari obat, dan target penghantaran obat ke jaringan yang dikehendaki. Tujuan dari pemberian obat secara transdermal adalah obat dapat berpenetrasi ke jaringan kulit dan memberikan efek terapeutik yang diharapkan (Barhate, et al., 2009)

Apakah yang dimaksud dengan Transdermal Patch ?

Transdermal Patch dikenal juga dengan nama patch kulit yang digunakan untuk memberikan sejumlah dosis melalui kulit dan langsung masuk ke dalam aliran darah.

Keuntungan rute pengiriman obat transdermal dibandingkan yang lain seperti oral, topikal, dan yang lainnya adalah bahwa obat transdermal dapat mengendalikan pelepasan obat untuk pasien.

Bahan obat yang dapat dihantarkan melalui rute transdermal yaitu:

  • Sifat kelarutan obat rendah dalam air: obat yang lebih larut lemak akan lebih mudah melewati stratum korneum.
  • Memiliki Log P 1-3: obat yang bersifat terlalu hidrofil ataupun terlalu lipofil akan sulit untuk mencapai sirkulasi sistemik.
  • Bobot molekulnya kurang dari 500 Dalton: bobot molekul obat yang lebih dari 500 Dalton akan sulit menembus stratum korneum. (Patel, 2009)

Keuntungan sistem pemberian obat dengan patch transdermal yaitu:

  1. Meningkatkan kepatuhan pasien karena mengurangi frekuensi pemakaian.
  2. Menjaga bioavailabilitas obat dalam plasma selama pemakaian dibandingkan 2 pemberian per oral.
  3. Menghindari first-pass effect pada pemberian peroral.
  4. Untuk pasien yang tidak dapat menelan obat dapat menggunakan alternatif patch.
  5. Pemakaian mudah dihentikan bila terjadi efek toksik. (Patel, 2009)

Kerugian sistem pemberian obat dengan patch transdermal yaitu:

  1. Jenis obat yang digunakan terbatas (bobot molekul kurang dari 500 Dalton).
  2. Sistem transdermal tidak cocok untuk obat yang dapat mengiritasi kulit.
  3. Tidak semua bagian tubuh dapat dijadikan tempat aplikasi obat seperti pada telapak kaki. (Patel, 2009)

Sistem Pembuatan Patch Transdermal

Ada beberapa jenis patch transdermal diantaranya adalah sistem reservoir dan sistem matrik.

Sistem membran (Reservoir)

Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan sebuah lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak berpori. Obat bisa dalam bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam matrik polimer padat. Polimer hipoalergenik adesif dapat diterapkan sebagai permukaan luar membran polimer yang kompatibel dengan obat. Sistem ini mengikuti kinetika orde ke nol (Rani et al., 2011).

image
Gambar Sistem Membran dari Patch Transdermal (Venkatraman et al., 2002)

Sistem Matrik

Sistem matrik pada patch transdermal terdiri dari 2 komponen utama, yaitu backing layer dan matrik. Pada sistem ini, obat di dalam eksipien seperti polimer, plasticizer, permeation enhancer dan perekat diformulasikan menjadi satu, yang kemudian dibiarkan mengering hingga membentuk matrik. Selanjutnya, matrik ditempelkan pada backing layer. Keuntungan dari sistem matrik yaitu akan membentuk suatu patch yang tipis sehingga nyaman untuk digunakan (Venkartraman et al., 2002).

image
Gambar Sistem Matrik dari Patch Transdermal (Venkartraman et al., 2002)