Apakah yang dimaksud dengan sindrom baby blues?

baby blues

Memiliki bayi adalah perasaan yang indah, tetapi banyak wanita (ibu) tidak merasakan hal ini pada saat awal kelahiran. “Baby blues” juga dikenal sebagai postpartum blues atau postpartum distress syndrome, ini adalah perasaan emosional yang dirasakan wanita setelah melahirkan.

1 Like


Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan (Pieter dan Lubis, 2010).

Mansyur (2009) juga mnyebutkan bahwa Syndrome baby blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya. Postpartum baby blues adalah gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan. Syndrome baby blues ini sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk pada hari ke tiga dan ke empat.

Baby blues syndrome atau postpartum blues menurut Saleha (2009), merupakan suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah melahirkan. Baby blues syndrome atau stress pasca melahirkan merupakan suatu kondisi umum yang sering di alami oleh seorang wanita yang baru melahirkan dan biasanya terjadi pada 50% ibu baru. Baby blues sendiri merupakan suatu perasaan gembira oleh kehadiran sang buah hati, namun disertai oleh perasaan cemas, dan kaget.

Muhammad (2011), menjelaskan bahwa Baby blues syndrome atau stress pasca persalinan, merupakan salah satu bentuk depresi yang sangat ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat pasca persalinan. Postpartum Distress Syndrome atau yang juga sering disebut dengan Baby Blues Syndrome merupakan reaksi psikologis yang berupa gejala depresi postpartum dengan tingkat ringan. Syndrome ini muncul pasca melahirkan dan seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat pasca partum dan memuncak pada hari kelima dan keempat belas pasca melahirkan (Medicastore, 2012).

The Baby Blues adalah depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu dalam masa beberapa jam setelah melahirkan, sampai beberapa hari setelah melahirkan, dan kemudian dia akan hilang dengan sendirinya jika diberikan pelayanan psikologis yang baik.

Kita sebagai tenaga kesehatan sangat mengharapkan semua ibu-ibu dapat menjalani masa hamil, bersalin, dan nifas dalam keadaan sehat dan bahagia, namun karena banyak hal tetap saja kita ditemui masalah- masalah, khususnya adalah masalah psikologis, seperti Baby Blues dan Postnatal Depression. Jika pelayanan psikologis yang diberikan kepada ibu-ibu sewaktu hamil cukup baik, seharusnya tidak banyak lagi ditemui kasus-kasus Baby Blues dan Postnatal Depression pada ibu-ibu setelah melahirkan.

Gejala Baby Blues


Banyak para ibu-ibu setelah melahirkan mengalami emosi yang berlebihan dan merasa sangat sedih sekali, dan diiringi tangisan tanpa alasan yang jelas. Dalam masa ini tidak mungkin lagi kita akan melihat ibu tersenyum atau tertawa. Sebagian ibu merasa sangat khawatir, cemas, dan tegang. Masalah – masalah kecil saja jika tidak cepat diatasi pada masa hamil, atau sebelum melahirkan dapat menimbulkan Baby Blues.

Sebagian ibu merasa tidak enak, tidak nyaman, sakit, nyeri di mana-mana, dan tidak ada obat yang dapat menolongnya atau menyembuhkannya. Hampir semua ibu- ibu ini merasa sangat capek, lesu ataupun malas pada hampir setiap waktu setelah melahirkan. Selain itu juga sering ditemui para ibu-ibu ini mengalami sulit untuk tidur, bahkan ada yang tidak bisa tidur sama sekali.

Penyebab Kemungkinan Timbulnya Baby Blues


Baby Blues disebabkan oleh banyak hal, di antaranya bisa dari faktor biologi, dan bisa dari faktor emosional.

Pada saat bayi lahir, akan terjadi perubahan kadar hormon secara tiba-tiba dalam tubuh ibu. Di mana kadar hormon itu ada yang turun dengan cepat, dan ada pula yang naik dengan pesatnya. Nah perubahan kadar hormor- hormon dalam waktu singkat dan tiba-tiba inilah salah satu pemicu timbulnya Baby Blues.

Banyak ibu-ibu hamil tidak tahu, dan tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kelelahan pada saat melahirkan. Rasa lelah yang berlebihan yang dialami ibu pada saat melahirkan juga merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya Baby Blues. Dari beberapa kasus juga ditemui ada ibu-ibu ini sebetulnya dia tidak suka atau tidak mau lagi untuk melahirkan.

Dari banyak hasil pemeriksaan fisik memang banyak ditemui penyebab Baby Blues ini adalah ; karena kelelahan, keletihan yang dialami ibu pada saat proses persalinan.

Selain itu juga ditemui penyebab Baby Blues ini adalah karena kecemasan, kekhawatiran ibu untuk tidak siap, tidak bisa, tidak mau, dan lain-lain untuk merawat bayinya sendiri

Postnatal Depression


Posnatal Depression adalah merupakan suatu masa terganggunya fungsi psikologis ibu setelah melahirkan, yang berkaitan dengan alam perasaan sedih yang berlebihan, dan diikuti dengan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur, dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya, serta adanya gagasan ingin bunuh diri.

Adapun gejala-gejala dari Postnatal Depression ini dapat dilihat dari perilaku ibu sebagai berikut :

  1. Merasa sedih hampir setiap hari
  2. Minat dan rasa senang menurun
  3. Tidak pernah tertawa
  4. Berat badan makin berkurang
  5. Tidak bisa berfikir dan konsentras
  6. Hampir setiap hari tidak bisa tidur
  7. Rresah, gelisah, menyalahkan diri sendiri, merasa berdosa, rasa tidak berguna
  8. buah pikiran tentang kematian, punya gagasan ingin bunuh diri

Untuk menghadapi hal ini, para penolong atau bidan khususnya, harus hati-hati sekali, pengawasan harus ketat terhadap ibu-ibu ini, karena emosi ibu bisa saja berubah sewaktu-waktu. Berhubung ibu dalam keadaan depresi, tidak mungkin kita memberikan bayi kepadanya, kecuali jika selalu didampingi oleh bidan pada waktu memberikan ASI. Untuk pengasuhan bayi sampai ibu ini betul-betul dinyatakan sembuh oleh dokter, sebaiknya diserahkan dulu kepada suami atau keluarga terdekat, atau bisa juga di tempat khusus perawatan bayi.

Berhubung ibu yang mengalami depresi lupa, tidak mau, atau malas untuk makan, maka para bidan harus rajin mencoba memberikan makanan dalam porsi kecil, dan memberikan minuman manis yang panas secara teratur khusus untuk ibu-ibu muda, atau ibu-ibu baru pertama melahirkan sangat membutuhkan bantuan bidan, suami dan keluarga, misalnya untuk mandi, ganti pakaian, makan, minum obat, dan lain-lain.

Selain itu juga dibutuhkan dukungan emosi dari ibu-ibu lain yang ada di sekitarnya.
Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selama hamil, bersalin, dan nifas, memang sangat dibutuhkan dukungan dari ; suami, keluarga, teman sejawat, teman kelompok, para bidan dan tenaga kesehatan lainnya, serta tenaga profesi lainnya sesuai kebutuhan ibu.

Pada waktu pelaksanaan konseling kepada ibu- ibu yang mengalami Postnatal Depression ada baiknya para ibu-ibu tersebut diberitahu bahwa depresi itu biasa atau umum terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan.

Dalam konseling kita berusaha mencari tahu penyebab stressor yang jelas atau spesifik, dan selanjutnya kita membantu para ibu-ibu tersebut untuk mengurangi atau menghilangkan stressor yang dialami sebelumnya. Dengan demikian, kita mengurangi apa yang dirasakan ibu, misalnya rasa tidak berguna, rasa putus asa, rasa berdosa, rasa rendah diri, ingin bunuh diri, dan lain- lain.

Baby Blues Syndrome sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis referensi di literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia (perasaan tidak nyaman) ringan pasca- persalinan yang disebut sebagai “milk fever” karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi.

Baby Blues Syndrome merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul hari pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari ke lima (Diah: 2015). Sedangkan Baby Blues Syndrome merupakan perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya karena perubahan perasaan yang di alami ibu saat hamil sehingga sulit untuk menerima kehadiran bayinya (Ambarwati, dkk: 2010).

Gejala Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome ditandai dengan reaksi depresi atau sedih, menangis, mudah tersinggung, cemas, perasaan labil, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, gangguan napsu makan (Marni dalam Lina Wahyu, 2016). Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

Beberapa gejaka Baby Blues Syndrome menurut Ambarwati dan Diah (2008:91) meliputi sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol, terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi, tidak menyukai atau takut menyentuh bayi, pikiran yang menakutkan tentang bayi, sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampian pribadi, gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan bedebar.

Faktor Penyebab Baby Blues Syndrome

Menurut Atus (2008), Munculnya Baby Blues Syndrome dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

  1. Dukungan sosial

Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan keluarga dapat berpengaruh. Dukungan berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang hangat sangat penting. Dengan adanya dukungan keluarga maka sang ibu pun akan lebih memiliki rasa sayang terhadap anaknya.

  1. Keadaan dan kualitas bayi

Kondisi bayi dapat menyebabkan munculnya Baby Blues Syndrome misalnya jenis kelamin bayi yang tidak sesuai harapan, bayi dengan cacat bawaan ataupun kesehatan bayi yang kurang baik.

  1. Komplikasi kelahiran

Proses persalinan juga dapat mempengaruhi munculnya Baby Blues Syndrome misalnya proses persalinan yang sulit, pendarahan, pecah ketuban dan bayi dengan posisi tidak normal.

  1. Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu

Kehamilan yang tidak diharapkan seperti hamil di luar nikah, kehamilan akibat perkosaan, kehamilan yang tidak terencana sehingga wanita tersebut belum siap untuk menjadi ibu.

  1. Faktor psikososial

Faktor psikososial seperti umur, latar belakang sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan respon ketahanan terhadap stresor juga dapat mempengaruhi Baby Blues Syndrome. Pitt menyatakan bahwa depresi pasca persalinan merupakan gangguan spesifik yang dibedakan dari gangguan depresi klasik.

  1. Pendidikan

Pendidikan juga sangat mempengaruhi terjadinya Baby Blues Syndrome, karena semakin tinggi tingkat pendidikan nya resiko untuk terkena Baby Blue Syndrome semakin rendah.

  1. Riwayat depresi

Riwayat depresi atau problem emosional lain sebelum persalinan dengan riwayat problem emosional menjadi faktor yang sangat rentan untuk mengalami Baby Blues Syndrome.

  1. Hormonal

Perubahan kadar hormon progresteron yang menurun disertai peningkatan hormon estrogen, prolaktin dan kortisol yang drastis dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu.

  1. Budaya

Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau tidaknya Baby Blues Syndrome. Di Eropa kecenderungan Baby Blues Syndrome lebih tinggi bila dibandingkan di Asia, karena budaya timur yang lebih dapat menerima atau berkompromi dengan situasi yang sulit daripada budaya barat.

Dampak Baby Blues Syndrome

Pengaruh negatif yang akan timbul pada bayi, ibu dan anak menurut (Depkes RI, 2001) antara lain :

Pengaruh Baby Blues Syndrome pada Ibu

  1. Mengalami gangguan aktivitas sehari-hari

  2. Mengalami gangguan dalam berhubungan dengan orang lain (keluarga atau teman)

  3. Resiko menggunakan zat berbahaya seperti rokok, alkohol, narkotika.

  4. Gangguan psikotik yang lebih berat

  5. Kemungkinan melakukan suicide/ infanticide

Pengaruh Baby Blues Syndrome pada bayi

  1. Bayi sering menangis dalam jangka waktu lama

  2. Mengalami masalah tidur

  3. Kemungkinan mengalami suicide

bahwa kondisikondisi yang berpengaruh terhadap munculnya stress ibu pasca melahirkan yaitu ketergantungan ibu karena kelemahan fisik setelah melahirkan, rendahnya harga diri karena kelelahan, minim dukungan keluarga, dan ketegangan karena peran baru. Mengacu pada penjelasan di atas terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat stress pada ibu pasca melahirkan, dapat disimpulkan bahwa kematangan dan kesiapan ibu menjadi faktor utama supaya ibu tidak mengalami stress yang berlanjut pada baby blues syndrome .

Ibu yang memiliki kematangan dan kesiapan akan berhasil mengatasi stress setelah persalinan, sebaliknya ibu yang kurang pengetahuan akan persalinan dan kurang memiliki kesiapan tidak mampu mengatasi stress. Pada saat itulah sangat diperlukan penerapan coping yang efektif. Ibu yang mengalami stress cenderung mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri karena dalam dirinya sedang mengalami ketidakseimbangan sehingga untuk menyeimbangkan dan menyesuikan diri diperlukan perilaku coping .

Baby Blues Syndrome merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi, yang muncul hari pertama sampai hari ke empat belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari ke lima (Diah: 2015). Baby Blues Syndrome merupakan perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya karena perubahan perasaan yang di alami ibu saat hamil sehingga sulit untuk menerima kehadiran bayinya (Ambarwati, dkk: 2010). Ummu Syfa Jauza (2009:96) menyebutkan bahwa gangguan emosi ringan seperti ketakutan melihat bayi sampai menangis sendiri tanpa sebab, yang biasa terjadi dalam kurun waktu 2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan dikenal dengan istilah Baby Blues Syndrome .

Pada hari-hari dan pekan-pekan pertama sesudah melahirkan anak, 70 sampai 80 persen di antara semua wanita mengalami suatu tingkat perubahan emosional yang dapat sebutan “ Baby Blues Syndrome ” (kesedihan sesudah melahirkan). Ini disebabkan oleh perpaduan antara kelelahan, kegelisahan, dan perubahan pada tingkat hormone dalam tubuh. (Philip, 2009:380) Pospartum Blues atau Baby Blues Syndrome merupakam fenomena yang terjadi pada hari-hari pertama postpartum dengan puncak gejala yang terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5 dengan durasi jam sampai beberapa hari (Lisna: 2015).

Baby Blues Syndrome adalah depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu dalam masa beberapa jam setelah melahirkan, sampai beberapa hari setelah melahirkan, dan kemudian dia akan hilang dengan sendirinya jika diberikan pelayanan psikologis yang baik.

(Suryati: 2008) Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Baby Blues Syndrome adalah suatu gangguan ringan kestabilan emosi ibu akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi yang bisa berlangsung dalam durasi jam dan hari paska melahirkan selama kurang lebih dua minggu dengan puncak di hari ke 3 sampai hari ke 5.

Gejala *Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome merupakan sindrom gangguan mood ringan yang sering tidak dipedulikan oleh ibu pascsa melahirkan, keluarganya atau petugas kesehatan yang pada akhirnya Baby Blues Syndrome dapat berkembang menjadi depresi bahkan psikosis yang dapat berdampak buruk yaitu ibu mengalami masalah hubungan perkawaninan bahkan dengan keluarganya dan tumbuh kembang anaknya. Gejala Baby Blues Syndrome menurut Mansyur (2009) meliputi menangis, perubahan perasaan, cemas, khawatir megenai sang bayi, kesepian, penurunan gairah seksual.

Baby Blues Syndrome ditandai dengan reaksi depresi atau sedih, menangis, mudah tersinggung, cemas, perasaan labil, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, gangguan napsu makan (Marni dalam Lina Wahyu, 2016). Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

Beberapa gejaka Baby Blues Syndrome menurut Ambarwati dan Diah (2008:91) meliputi sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol, terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi, tidak menyukai atau takut menyentuh bayi, pikiran yang menakutkan tentang bayi, sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampian pribadi, gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan bedebar.

Pendapat lain menjelaskan tentang bentuk Baby Blue Syndrome (Marmi: 2012):

  1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa sebab

  2. Mudah kesal, gampang tersinggung dan tidak sabaran

  3. Tidak memiliki tenaga atau sedikit saja
    Selain hormon, hadirnya si kecil yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi perhatiannya, diasuh siang dan malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu mengalami keletihan dan kurang waktu istirahat.

  4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga
    Selain itu kecemasan yang menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan kecemasan lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu Baby Blues Syndrome.

  5. Menjadi tidak tertarik dengan bayi anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan kuatir terhadap bayinya.

  6. Tidak percaya diri karena adanya perubahan bentuk tubuh pasca melahirkan.

  7. Sulit beristirahat dengan tenang bisa juga tidur lebih lama
    Merawat bayi memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit yang dapat membuat ibu sangat letih.

  8. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan
    Merawat bayi memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit yang dapat membuat ibu sangat letih.

  9. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya