Apa yang dimaksud dengan Patogenesis?

Patogenesis adalah istilah kedokteran yang berasal dari bahasa Yunani pathos, penyakit, dan genesis, penciptaan. Patogenesis merupakan keseluruhan proses perkembangan penyakit atau patogen, termasuk setiap tahap perkembangan, rantai kejadian yang menuju kepada terjadinya patogen tersebut dan serangkaian perubahan struktur dan fungsi setiap komponen yang terlibat di dalamnya, seperti sel, jaringan tubuh, organ, oleh stimulasi faktor-faktor eksternal seperti faktor mikrobial, kimiawi dan fisis.

Apakah yang dimaksud dengan Patogenesis?

Patogenesis adalah asal mula dan perkembangan keadaan patologis atau penyakit. Jadi, patogenesis suatu penyakit menjelaskan tentang perkembangan atau evolusi penyakit. Patogenesis ini mencakup etiologi, proses masuknya penyakit ke dalam tubuh, perkembangan penyakit, hingga manifestasi klinis yang ditunjukkan.

Proses perjalanan penyakit umumnya dapat dibagi kedalam lima fase, yaitu prapatogenesis, inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan akhir penyakit (Azrul Azwar, 1998).

  1. Fase prepatogenesis
    Pada fase ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu (manusia) dengan agen. Seperti kita ketahui, agen/ bibit penyakit berada dekat dengan manusia. Tanpa disadari, setiap saat manusia berinteraksi dengan agen tersebut. Akan tetapi, jika daya tahan tubuh manusia pada fase ini masih kuat, penyakit tidak akan muncul.

  2. Fase inkubasi
    Jika agen telah masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi belum terlihat adanya gejala, keadaan ini disebut dengan fase inkubasi. Masa inkubasi suatu penyakit berbeda dengan masa inkubasi penyakit lain sebab agen penyebab/ bibit penyakitnya berbeda. Setiap bibit penyakit memiliki karakteristik, sifat, dan kemampuan yang berbeda dalam proses patologis. Selain dipengaruhi oleh bibit penyakit, masa inkubasi juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh tidak kuat atau menurun, bibit penyakit akan lebih leluasa berkembang dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan pada bentuk maupun fungsi tubuh manusia. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh kuat, laju perkembangan bibit penyakit dapat dihambat aau bahkan dihentikan.

  3. Fase penyakit dini
    Fase ini dimulai sejak munculnya gejala penyakit. Umumnya, gejala yang muncul pada fase ini masih relatif ringan sehingga manusia sering kali tidak menghiraukannya. Pada fase ini, daya tahan tubuh masih ada, namun cenderung lemah. Jika daya tahan tubuh ini diperkuat, baik secara alami maupun kimiawi, bibit penyakit akan dapat dikalahkan. Dengan demikian, gejala penyakit dapat reda atau bahkan hilang sama sekali. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh semakin menurun, fase ini akan berlanjut ke fase penyakit lanjut.

  4. Fase penyakit lanjut
    Fase ini merupakan kelanjutan dari fase penyakit dini; terjadi akibat melemahnya kondisi tubuh seseorang akibat bertambah parahnya penyakit. Pada fase ini, individu umumnya tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari sehingga datang ke tempat layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan.

  5. Fase akhir penyakit
    Penyakit yang diderita manusia suatu saat tentu akan berakhir. Akhir perjalanan penyakit pada manusia bervariasi. Secara umum, ada empat klasifikasi akhir perjalanan penyakit, yakni sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, sembuh sebagai pembawa (carrier), dan meninggal dunia. Pada sembuh sempurna, terjadi pemulihan bentuk maupun fungsi tubuh ke keadaan semula. Dengan kata lain, kondisi individu sama seperti ketika ia belum terkana penyakit. Pada kasus tertentu, kesembuhan ini dapat pula berlangsung tidak sempurna sehingga mengakibatkan kecacatan pada individu (sembuh dengan cacat). Selain kedua hal diatas, individu dapat pula sembuh sebagai pembawa (carrier). Ini terjadi jika di dalam tubuh individu masih terdapat bibit penyakit meskipun ia sudah merasa sembuh sepenuhnya. Bibit penyakit tersebut suatu saat dapat bangkit dan kembali menyerang jika kondisi lingkungan memungkinkan. Keadaan carrier ini bukan hanya membahayakan individu, tetapi juga orang lain karena individu telah bertindak sebagai sumber penyebaran penyakit. Klasifikasi terakhir adalah meninggal dunia. Pada hakikatnya, meninggal dunia juga merupakan akhir dari perjalanan penyakit. Dengan meninggalnya si penderita, perkembangan penyakit juga ikut terhenti. Akan tetapi, ini tentu bukan merupakan tujuan utama dari penanggulangan penyakit.