Apakah yang dimaksud dengan Online disinhibition?

Online disinhibition

Apakah yang dimaksud dengan Online disinhibition?

Online disinhibition


Garis besar konsep Online disinhibition menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Teori ini menunjukkan bahwa kepribadian dibangun dalam lapisan, dengan ciri kepribadian yang lebih benar atau nyata yang ada pada tingkat yang lebih dalam. Bagi Freud, manusia termotivasi untuk menyalurkan ketegangan dan kecemasan diri. Pada lingkungan nyata seseorang terkadang tidak dapat menyalurkan ketengangan dan kecemasan diri yang baik sehingga memunculkan yang dinamakan mekanisme pertahanan diri yang salah satu bentuknya adalah represi. Represi dapat ekspresikan dalam bentuk yang terselubung. Salah satunya adalah dengan menggunakan sosial media. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang pemalu dapat berkembang di dunia maya dan memungkinkan mereka mengungkapkan siapa mereka sebenarnya.

Online disinhibition pertama kali di didefinisikan oleh Joison pada tahun 1998 dengan istilah Online disinhibition . Online disinhibition adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan perilaku impulsif, pikiran, atau perasaan yang dikomunikasikan di lingkungan online dimana perilaku tersebut tidak dilakukan di lingkungan nyata.

Pada tahun 2004, John suler kembali mendeskripsikannya sebagai Online disinhibition . Online disinhibition adalah suatu kondisi psikologis yang dialami seseorang ketika lebih nyaman untuk menunjukkan perilaku tertentu, mengungkapkan perasaan atau pemikiran tertentu secara online dibandingkan dengan lingkungan nyata. Suler (2004) menjelaskan bahwa Online disinhibition terjadi ketika individu menceritakan dan melakukan sesuatu di lingkungan online yang biasanya tidak mereka ceritakan dan lakukan di lingkungan nyata. Mereka cenderung melonggarkan, merasa kurang terkendali, dan lebih mengekspresikan diri secara lebih terbuka. Beberapa orang lebih sering atau lebih intens mengungkapkan diri saat mereka berada di lingkungan online daripada di lingkungan nyata.

Suler (2004) membagi 2 jenis Online disinhibition yaitu benign Online disinhibition dan toxic Online disinhibition . Benign Online disinhibition merupakan penggambaran perilaku di mana seseorang mengungkapkan lebih banyak emosi, harapan, ketakutan dan keinginan serta menunjukkan tindakan kebaikan dan kemurahan hati tidak biasa. Beberapa tipe dari benign Online disinhibition mengindikasikan kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan diri lebih baik untuk menyelesaikan masalah interpersonal dan masalah intrapsikis atau mengeksplorasi emosi baru dan menambah pengalaman mengenai identitas diri. Sedangkan, toxic Online disinhibition merupakan suatu keadaan dimana seseorang melontarkan kata kasar, kritikan keras, kemarahan, kebencian, ancaman atau mengunjungi sisi gelap dari lingkungan online seperti pornografi, kekerasan dan kejahatan yang tidak dilakukan di lingkungan nyata.

Terdapat 6 alasan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang mengalami Online Online disinhibition yaitu :

  • Dissociative anonimity : Anonimitas ini adalah salah satu faktor utama Online disinhibition . Mereka memiliki kesempatan untuk memisahkan tindakan mereka di lingkungan online dan nyata sejalan dengan gaya hidup dan identitas mereka. Seseorang bisa bersembunyi dengan sebagian atau keseluruhan identitasnya di lingkungan online. Mereka mampu mengungkapkan sebuah ketidaksetujuan atau melakukan tindakan menyimpang tanpa memiliki rasa tanggung jawab atas perilakunya, Seolah-olah tidak ada batas superego dan tidak berjalannya proses kognitif dan moral. Faktanya, seseorang yang mengalami ini akan meyakini bahwa perilaku di lingkungan online bukanlah dirinya yang sesungguhnya.

  • Invisibility : Lingkungan yang berbasis online membuat seseorang orang tidak dapat saling melihat satu dengan yang lain. Ketidakmampuan ini memberikan keberanian seseorang untuk mengakses dan memudahkan seseorang dalam melakukan hal yang mereka inginkan di dunia online. Online disinhibition membuat seseorang tidak perlu khawatir dengan bagaimana mereka terlihat atau terdengar ketika sedang mengetik pesan. Mereka tidak perlu khawatir tentang bagaimana orang lain melihat atau menanggapi atas apa yang mereka tulis dan katakan di dunia online. Menurut teori tradisional psikoanalisis, seseorang lebih sering mengungkapkan hal yang bersifat pribadi dan emosional di lingkungan online karena menghindari tatapan dan kontak mata lawan bicara.

  • Asynchronicity : Dalam lingkungan online, komunikasi adalah Asinkron. Orang tidak berinteraksi dengan di waktu yang sama. Orang lain mungkin perlu waktu beberapa menit, jam, Hari, atau bahkan berbulan-bulan untuk membalas suatu respon di lingkungan online, Tidak seperti interaksi secara langsung yang harus membalas reaksi orang lain secara langsung. Beberapa orang bahkan mungkin mengalami komunikasi asinkron dapat melarikan diri setelah memposting pesan yang bersifat pribadi, emosional, atau bertentangan

  • Solipsisitic interjection : Keadaan dimana seseorang membaca komentar/pesan dengan membayangkan ekspresi atau suara orang lain. Membaca pesan orang lain seolah-olah kehadiran dan pengaruhnya psikologis orang tersebut telah berasimilasi atau dipikirkan ke dalam jiwa seseorang. Seseorang mungkin tidak tahu seperti apa suara orang lain, mereka cenderung menduga-duga intonasi dan suara orang lain. Sadar atau tanpa disadari, seseorang bahkan bisa membayangkan citra visual seseorang dan bagaimana perilakunya. Karakter dalam dunia 7 intrapsikika seseorang, karakter yang dibentuk sebagian dengan bagaimana seseorang tersebut benar-benar menyajikan dirinya melalui komunikasi teks, tapi juga oleh sistem representasi internal seseorang seperti harapan pribadi, keinginan, dan kebutuhan.

  • Dissociative imagination : Keadaan dimana seseorang menciptakan karakter di lingkungan online yang berbeda dengan lingkungan nyata. Orang-orang yang mengakses dunia online tinggal dalam dimensi yang terpisah dari tuntutan dan tanggung jawab di dunia nyata. Mereka memisahkan fiksi online dari dunia nyatanya. Emily Finch, seorang penulis dan pengacara kriminal yang mempelajari pencurian identitas di dunia maya, telah melihat beberapa orang melihat kehidupan online mereka sebagai permainan dengan aturan dan norma yang tidak berlaku untuk kehidupan sehari-hari, setelah mematikan akses internet dan kembali ke rutinitas sehari-hari, mereka percaya dapat meninggalkan karakter di dunia online. Efek dari imajinasi disosiatif ini adalah seseorang dapat memiliki kesulitan dalam membedakan fantasi pribadi dan realitas sosial.

  • Minimization of status and authority : Ketika sedang mengakses internet, seseorang cenderung tidak mengetahui status orang lain dan hal itu tidak memiliki dampak yang signifikan di dunia online. Tokoh otoritas mengungkapkan bahkan jika orang tahu sesuatu tentang status seseorang dan kekuasaan di lingkungan nyata kurang berpengaruh pada kehadiran dan pengaruh online seseorang. Dalam berbagai Lingkungan di Internet, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menyuarakan dirinya sendiri. Setiap orang terlepas dari status, kekayaan, ras, atau jenis kelamin. Hal paling menentukan pengaruh pada orang lain di dunia online adalah keterampilan seseorang dalam berkomunikasi termasuk kemampuan menulis, ketekunan, kualitas ide seseorang, dan pengetahuan teknis. Pada lingkungan nyata, seseorang enggan mengatakan apa yang mereka pikirkan karena ketakutan atas ketidaksetujuan dan hukuman dari pada pihak otoritas