Apakah yang dimaksud dengan majas metonimia?

Majas metonimia

Majas metonimia merupakan majas yang mengunakan ciri, merk atau atribut tertentu untuk menggantikan pengucapan sebuah benda. Contoh :

  1. Dahulu, kakek hanya memiliki satu Honda (maksudnya motor Honda)
  2. Kita kehabisan Rinso (maksudnya deterjen cuci baju)

Menurut Tutescu (1979), berbeda dengan metafora, yang berlandaskan hubungan persamaan antar unsur-unsur intern bahasa, metonimia berlandaskan hubungan kontiguitas yang berarti hubungan ekstern. Beberapa orang ahli linguistik – antara lain Tutescu - mengatakan bahwa penanda dapat ditransfer berkat adanya kontiguitas acuan. Artinya penanda tertentu dapat digunakan untuk mengemukakan suatu petanda yang lain, berkat adanya kontiguitas (kedekatan) acuan di antara kedua tanda. Juga dikatakannya bahwa bila dalam metafora ada pertemuan/persilangan makna, maka dalam metonimi terdapat ketercakupan atau kepemilikan bersama keseluruhan makna.

Proses metaforis berhubungan dengan susunan makna, sedangkan metonimi hanya menampilkan kedekatan acuan. Kontiguitas itu dapat bersifat spasial, temporal ataupun kausal.

Seperti dalam metafora, di sini juga ada penyimpangan makna, hanya saja dasarnya berbeda. Bila dalam metafora dasar penyimpangan itu adalah komponen makna penyama pada kedua petanda, maka dalam metonimi yang menjadi lan-dasan adalah hubungan kontiguitas acuan. Sebagaimana telah dikatakan di atas, hubungan-hubungan itu dapat bersifat spasial, temporal atau kausal.

Contoh:

  • Hubungan spasial

    “Gedung Putih telah mengumumkan perang”.

    Kata Gedung Putih di sini mengemukakan Presiden Amerika. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan spasial, karena yang mengumumkan perang adalah Presiden Amerika, dia tinggal di gedung putih. Jadi, hubungan antara Presiden Amerika dengan gedung putih bukan hubungan makna, melainkan kedekatan acuan.

  • Hubungan temporal

    “Mingguan itu berisi gosip saja.”

    Tidak ada hubungan makna antara mingguan dengan surat kabar, di antara keduanya hanya ada kedekatan acuan. Mingguan berarti sesuatu yang terjadi seminggu sekali, jadi mengacu pada waktu; sedangkan surat kabar yang berisi gosip itu (acuan) juga keluar seminggu sekali. Kedua penanda bisa saling menggantikan, karena adanya hubungan temporal antara waktu mingguan dengan surat kabar yang terbit seminggu sekali.

  • Hubungan kausal

    “Paman Hamzah adalah seorang kuli tinta”

    Pada masa kini, tidak ada hubungan makna antara wartawan dan kuli tinta (sekarang jaman komputer, wartawan menggunakan komputer).Namun kedua penanda itu dapat saling menggantikan, karena dulu, ada hubungan kausal antara wartawan dan tindakannya yang selalu memburu berita dan menuliskannya dengan tinta. Karena itulah antara kuli tinta dengan profesi wartawan dianggap ada hubungan kausal.