Apakah yang dimaksud dengan konsumsi?

Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, bahasa Inggris consumption, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Menurut Anda apa pengertian dari konsumsi?

3 Likes

Secara umum istilah konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia (Suherman Rosyidi, 2011). Konsumsi atau lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa. Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi (Samuelson dan Nordhaus, 2004).

Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Barang meliputi pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama seperti kendaraan, alat rumah tangga, dan barang tidak tahan lama seperti makanan, pakaian. Jasa meliputi barang yang tidak berwujud seperti potong rambut, layanan kesehatan (N. Gregory Mankiw, 2012).

Pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu (Muhamad Abdul Halim, 2012). Pengeluaran konsumsi seseorang merupakan bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Sementara bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut dengan tabungan. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan (Dumairy, 1999).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian konsumsi. Konsumsi merupakan pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa pada periode waktu tertentu. Sedangkan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi disebut dengan tabungan.

Referensi

Indriani, Lia. 2015. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, Dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY.

Dalam ilmu makroekonomi (Samuelson, 1995) konsumsi adalah jumlah seluruh pengeluaran perorangan atau negara untuk barang­-barang konsumsi selama suatu periode tertentu. Konsumsi berarti perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-­jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan perbelanjaan tersebut. Pengertian konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah, golongan dari konsumsi rumah tangga yaitu apabila suatu rumah tangga membeli peralatan rumah seperti meja makan dan tempat tidur. Sedangkan yang termasuk golongan dari konsumsi pemerintah, apabila pemerintah membeli kertas, alat-alat tulis dan peralatan kantor (Sukirno, 2000).

Menurut Partadireja dalam Andrianni dalam Dian (2007) konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lainnya. Dalam kenyataan, besarnya konsumsi berubah­ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan keluarga. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumsi selalu berhubungan dengan tingkat pendapatan, apabila tingkat pendapatan meningkat maka konsumsi akan meningkat, sebaliknya apabila pendapatan menurun maka konsumsi akan menurun.

Konsumsi rumah tangga merupakan salah satu faktor komponen terbesar dalam GNP karena memiliki kontribusi sekitar 60­75 persen dari pendapatan nasional melebihi sumbangan komponen-­komponen lain yang menyusun GNP yaitu investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor ­impor (Sukirno, 2000). Selain itu konsumsi juga memiliki peranan penting untuk menganalisis ekonomi dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam analisis jangka panjang, konsumsi memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi yaitu dapat menentukan tingkat tabungan. Model pertumbuhan Solow menunjukan bahwa tingkat tabungan ( saving rate ) adalah penentu utama the steady­ state capital stock dan kemakmuran perekonomian. Peranan konsumsi dalam jangka pendek yaitu mengenai permintaan agregat, karena pangsa konsumsi terhadap GNP sangat besar sehingga fluktuasi pada konsumsi menjadi penyebab utama terjadinya resesi dan shocks pada ekonomi seperti dalam model IS­LM dan nilai MPC adalah penentu pelipat kebijakan fiskal (Herlambang, 2001).

Referensi

Aziz, M A. 2009. Analisis Faktor¬faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat Di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007 ( Studi Kasus Kota Semarang, Solo, Purwokerto
Dan Tegal ). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu ”Consumption”. Konsumsi artinya pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu seluruh pembelian barang dan jasa akhir yang sudah siap dikonsumsi oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut T Gilarso (2003), konsumsi merupakan titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Kata konsumsi dalam Kamus Besar Ekonomi diartikan sebagai tindakan manusia baik secara langsung atau tak langsung untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya (Sigit dan Sujana, 2007).

Mankiw (2007), mendefiniskan konsumsi sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Barang mencakup pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama, kendaraan dan perlengkapan dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud konkrit, termasuk pendidikan.

Konsumsi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman rumah tangga konsumen.

Jenis-jenis Konsumsi

Adapun jenis-jenis konsumsi menurut tingkatannya adalah: konsumsi barang-barang kebutuhan pokok disebut konsumsi primer, konsumsi sekunder dan konsumsi barang-barang mewah.

  1. Konsumsi pokok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan primer, minimal yang harus dipenuhi untuk dapat hidup. Konsumsi yang harus dimiliki oleh seseorang untuk jenis konsumsi pokok adalah makanan, pakaian dan perumahan.

  2. Konsumsi sekunder adalah kebutuhan yang kurang begitu penting untuk dipenuhi. Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, manusia masih dapat hidup, misalnya kebutuhan akan meja, kursi, radio, buku-buku bacaan. Kebutuhan ini akan dipenuhi apabila kebutuhan pokok sudah terpenuhi. Oleh karena itu, kebutuhan ini sering disebut kebutuhan kedua atau kebutuhan sampingan.

  3. Yang ketiga yakni konsumsi barang-barang mewah. Konsumsi ini dipenuhi apabila konsumsi kebutuhan pokok dan sekunder telah terpenuhi. Seseorang akan membutuhkan barang-barang mewah, misalnya mobil, berlian, barang-barang elektronik dan sebagainya jika mempunyai kelebihan yang maksimal.

    Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah ditentukan oleh penghasilan seseorang dan lingkungannya. Orang yang bertempat tinggal di lingkungan orang kaya, biasanya berhasrat atau berkeinginan memiliki barang-barang mewah seperti yang dimiliki orang di lingkungannya.

Konsumsi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sekaligus juga indikator kesejahteraan penduduk Indonesia. Sebagai indikator kesejahteraan, tingkat konsumsi akan menentukan kualitas pembangunan manusia Indonesia yang terekam dalam Indeks Pembangunan.

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tindakan konsumsi dilakukan setiap hari oleh siapapun, tujuannya adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dalam arti terpenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan pokok maupun sekunder. Selanjutnya tingkat konsumsi memberikan gambaran tingkat kemamkmuran seseorang atau masyarakat. Pengertian kemakmuran adalah semakin tinggi tingkat konsumsi seseorang maka semakin makmur, sebaliknya semakin rendah tingkat konsumsi seseorang berarti semakin miskin.

Konsumsi secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa-jasa untuk konsumen akhir atau dibutuhkan oleh seseorang atau masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan tersebut.

Teori Konsumsi dengan Pendapatan Relatif


Teori ini dikemukakan oleh James Dussenberry, yang menggunakan dua asumsi yaitu:

  • Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya, pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang disekitarnya (tetangga), sedangkan

  • Pengeluaran konsumsi adalah irrevesible, artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan mengalami penurunan.

Duesenberry menyatakan bahwa teori konsumsi atas dasar penghasilan absolute sebagaimana yang dikemukaakan oleh Keynes yang tidak mempertimbangkan aspek psikologi seseorang dalam berkonsumsi. Dussenberry menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh posisi atau kedudukan di masyarakat sekitarnya.

Teori Konsumsi dengan Pendapatan Permanen


Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M. Friedman. Teori ini mengemukakan bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan permanen merupakan pendapatan yangs selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari upah dan gaji. Sedangkan pendapatan sementara merupakan pendapatan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, nilainya dapat positif jika nasibnya baik dan dapat negatif jika bernasib buruk.