Apakah yang Dimaksud dengan Bonsai?

Bonsai

Istilah bonsai tentu tidak asing lagi di kalangan masyarakat, khususnya para pecinta tanaman hias. Bahkan melalui bonsai, terbentuklah komunitas bonsai di negara-negara di dunia. Di Indonesia, komunitas penggemar bonsai dikenal dengan istilah PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia). Uniknya, bonsai termasuk ke dalam tanaman hias dengan harga tinggi. Bonsai dapat digunakan sebagai aksen penghias ruangan, halaman rumah, maupun taman untuk memberikan nilai estetika dan kesan natural. Lantas, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan bonsai?

2 Likes

Bonsai merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jepang yaitu ‘bon’ berarti pot dan ‘sai’ yang berarti tanaman. Secara umum, bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang dipelihara di dalam pot. Namun, hal ini tidak berarti bahwa semua tanaman di dalam pot dapat disebut bonsai. Sebab, terdapat kriteria-kriteria tertentu bagi tanaman di dalam pot agar dapat disebut sebagai bonsai. Secara harfiah, bonsai merupakan termasuk salah satu seni pemangkasan tanaman atau pohon dengan tujuan agar tumbuh menjadi kerdil, cebol, atau mini. Selain itu, bonsai juga diartikan sebagai seni menanam (memodelkan) pohon di ruang terbatas untuk menciptakan nilai estetika yang menyenangkan dengan menyerupai minatur pohon di alam. Adapun ide yang mejadi dasar bonsai adalah untuk menciptakan kembali nuansa alam yang indah dan menakjubkan, terutama pada pohon-pohon tua yang memiliki keindahan tersendiri namun populasinya terbatas.

Bentuk bonsai pertama kali muncul di Cina lebih dari seribu tahun yang lalu, di mana bonsai dimulai sebagai praktik menanam pohon spesimen tunggal dalam pot. Pada awal masa ini, bonsai yang terbentuk adalah pohon kerdil alami yang dikumpulkan dari alam, kemudian ditanam dan dirawat sebagai bonsai. Jepangpun mulai mempraktikkan bonsai pada masa Heian sekitar tahun 794-1185. Dimana praktik yang dilakukan yaitu dengan mengadopsi seni dari budaya Cina dan menyempurnakannya ke tingkat kecanggihan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Bagi orang Jepang, bonsai datang untuk mewakili filosofi harmoni antara manusia, jiwa dan alam. Pada akhir 1800-an, Jepang telah membuka perbatasannya ke seluruh dunia, dan pohon-pohon mini dalam wadah sangat dicari oleh para kolektor yang antusias di luar Jepang. Pameran Bonsai di pameran akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika Serikat juga berkontribusi untuk menciptakan minat terhadap bonsai di Barat. Saat ini, seni bonsai sudah terkenal dan disegani sebagai bentuk seni hortikultura yang dipraktikkan di seluruh dunia. Hingga kini, di Cina sebagian besar bonsai (diucapkan ‘punsai’) atau penjing termasuk unsur yang selalu ada dalam suatu lanskap .

Bonsai adalah bentuk seni yang berasal dari budaya Asia kuno, berasal dari Cina dan dikembangkan oleh Jepang. Dimana pada abad ke-13, Jepang mengumpulkan dan membuat pot pohon-pohon liar yang telah dikerdilkan secara alami.

Referensi

Prescott, David. (2015). The Bonsai Handbook. United Kingdom: IMM Lifestyle Books.

1 Like

Bonsai berasal dari dua kata Jepang, yaitu “BON” yang berarti pot yang dangkal seperti nampan dan kata “SAI” yang berarti tanaman. Jadi, arti keseluruhannya adalah tanaman yang ditanam dalm pot. Bonsai adalah seni mengerdilkan tanaman yang ditanam dalam pot dan memeliharanya secara teratur sehingga melahirkan keindahan yang tidak ada taranya melalui suatu proses pemeliharaan. Jadi, bonsai merupakan suatu karya seni yang hidup serta artistik sekali, diciptakan oleh selera yang tinggi sekali sebagai pengganti pohon yang hidup di alam bebas. Tanaman bonsai merupakan suatu gambaran seakan-akan pohon tua di puncak gunung atau suatu pohon megah yang tumbuh di lading luas. Bonsai yang indah itu merupakan hasil karya seni seperti halnya lukisan, patung dan karya seni lainnya.

Istilah bonsai sudah dikenal sejak tahun 1818. Awalnya, meskipun kata bonsai ditulis menggunakan huruf kanji, tetapi dibaca dengan lafal “hachive” yang berarti tanaman hias, sehingga terkesan kalau bonsai dan tanaman hias sama, karena sama-sama tanaman yang tumbuh didalam pot. Namun, saat ini cukup mudah untuk membedakan antara tanaman hias dan bonsai. Bonsai adalah tanaman yang ditanam di dalam pot sebagai peniruan bentuk pohon tua yang berada di alam dengan mengikutkan ide (kreasi) pembuatnya, untuk mendapatkan keindahan yang lebih dari keindahan alaminya (tennenshizen ijoo no shizenbi). Sementara itu, tanaman hias adalah tanaman yang ditanam di dalam pot untuk dinikmati keindahan daun, buah, atau bunganya saja (shokubutsubi), tanpa menyertakan criteria komposisi, dimensi, dan perspektif tanaman.

Ada lima gaya dapar pada bonsai, yaitu gaya tegak luru, gaya tegak berliku, gaya miring, gaya air terjun atau menggantung, dan gaya terpelintir. Dari lima gaya dasar ini kemudian muncul terobosan gaya-gaya baru dari para seniman bonsai. Bentuk ekspresi para seniman bonsai ini disebut bonsai no hyoogenkikei, artinya kira-kira pengembangan dalam bentuk ekspresi berdasarkan lima gaya dasar bonsai.
bonsai
Beberapa gaya ekspresi ini antara lain gaya bebatang dua atau lebih, gaya kelompok, gaya di atas batu, dan gaya terpelajar. Namun, dari pengembangan gaya ini pun ada ketidakpuasan dari para seniman bonsai, berkaitan dengan aturan atau tradisi yang ada di dunia bonsai. Kejenuhan pada tradisi yang ada didunia bonsai menciptakan kembali gaya yang paling baru, yaitu gaya komtemporer.

Unsur-Unsur Bonsai
Ada tiga unsur yang diperlukan agar tanaman disebut bonsai, yaitu :

  1. Pot untuk menanam
  2. Tanah
  3. Tanaman

Unsur pertama dan kedua melambangkan “tanah”, sedangkan unsure ketiga yaitu tanaman itu sendiri, melambangkan pohon yang tumbuh di alam bebas. Peraturan-peraturan yang harus diperhatikan untuk membentuk suatu bonsai bermutu adalah sebagai berikut :

  1. Pohon harus ditanam dalam pot yang kecil dan dangkal, kecuali untuk gaya setengah terjun dan terjun penuh, digunakan pot-pot yang agak besar dan dalam.
  2. Pohon sebaiknya diletakkan di tempat terbuka serta mendapatkan sinar matahari yang cukup dan disiram
  3. Perawatan harus memberikan pupuk untuk menambah unsur hara yang telah habis diserap agar pohon tersebut tetap dalam kondisi prima. Ranting-ranting halus yang telah memanjang atau yang tidak diperlukan, harus digunting.
  4. Penggantian tanah (repotting) dilakukan karena tanah dalam pot sudah “asam” sehingga perlu diganti tanah baru, agar tanaman tetap prima.

Tanaman Bahan Bonsai
Bahan yang cocok untuk bonsai dinegara kita yang beriklim tropik beraneka ragam jenisnya. Jadi, para penggemar bonsai di Indonesia tidak begitu mengalami kesulitan karena banyak bahan yang bisa dipakai, baik jenis maupun kuantitasnya, bila kita bandingkan dengan negara-negara Amerika, Eropa, ataupun Jepang. Bahan yang baik untuk bonsai adalah terutama tanaman yang berbatang kayu, daunnya kecil-kecil, mempunyai rupa (appearance), yang tua dan menarik, serta memenuhi ketentuan-ketentuan bonsai. Bahan-bahan yang dipergunakan sebaiknya yang mudah didapati di negara kita karena lebih mampu bertahan hidup sesuai dengan iklim tropik. Kelompok bahan bonsai ini digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu :

  • Jenis coniferae (evergreen, cemara)
  • Jenis tanaman yang mengalami masa gugur (deciduous trees)

Kelompok ke-2 dapat kita bagi menjadi dua, yaitu :

  • Jenis tanaman yang menghasilkan buah
  • Jenis tanaman yang menghasilkan bunga

Jenis coniferae atau lebih dikenal dengan nama cemara adalah jenis tanamanyang tak mengenal masa gugur. Artinya, daun-daunnya selalu menghijau sepanjang tahun (evergreen). Jenis-jenis ini banyak sekali macamnya, misalnya cemara pinus, cemara papua, cemara afrika, cemara angin, cemara kipas, dan sebagainya. Adapun deciduous trees ialah jenis tanaman yang mengalami masa gugur pada waktu-waktu tertentu. Daun-daun tanaman jenis ini mengalami masa rontok dan tak pernah hijau sepanjang tahun. Jadi, jenis ini mengalami masa-masa istirahat tetapi setelah beberapa lama timbul lagi semi-semi baru, dan akhirnya daun-daunnya penuh kembali seperti sediakala. Misalnya jenis-jenis ficus, yaitu Ficus benyamina, Ficus retussa, Ficus repines, Ficus elastic, dan sebagainya. Jenis-jenis lain, misalnya pohon asam, petai, sengon, cemara hutan, jambu batu, azalea, kingkit, dan banyak lagi yang lain. Dari beberapa contoh tersebut di atas masih banyak lagi ragam tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai, asal syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu berdaun kecil, berbunga atau berbuah kecil, berbatang keras, tahan lama, dan sebagainya. Jadi, kita dapat menikmati tanaman bonsai yang kita rawat sampai berpuluh-puluh tahun. Ketelitian dalam memilih bahan-bahan untuk bonsaiamat penting supaya kelak kita tidak kecewa atau merasa membuang waktu bila bonsai tidak bagus seperti yang kita harapkan. Jadi, kriteria-kriteria dan patokan-patokan yang ada berguna sekali untuk mendapatkan bahan-bahan yang tepat dan menghindari kesalahan yang fatal.

Kriteria Bonsai
kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan supaya mendapat bonsai yang baik dan bernilai tinggi, adalah sebagai berikut :

  1. Bahan utamanya harus besar dan kelihatan tua
  2. Dahan-dahannya cukup banyak dan baik pembagiannya
  3. Pembagian akar-akarnya cukup baik dan merata
  4. Daunnya kecil-kecil sehingga proporsinya seibang dengan pohon itu
  5. Buah dan bunganya sebaiknya kecil-kecil
Referensi

Lutfi, A. H. 2007. Bonsai Adenium. Jakarta : AgroMedia

Luwiharo, Elly. 1998. Kiat Merawat Bonsai Agar Tampil Prima. Yogyakarta : Kanisius