Apakah Yang Dimaksud Dengan Ajal Mu'allaq?

Apakah yang dimaksud dengan ajal mu’allaq?

Ajal mu’allaq adalah ajal yang berubah dan akan terjadi berdasarkan sebab-sebab tidak sempurna dan tuntutan-tuntutan pendukung. Berdasarkan perilaku-perilaku yang tidak benar mungkin saja ajal seseorang akan tiba dengan lebih cepat dan hal ini adalah salah satu bentuk azab Ilahi dan sebaliknya berdasarkan ketakwaan dan kebaikan mungkin saja ajal seseorang akan menjadi tertunda secara lama.

Ajal mu’allaq dalam kitab tercatat sebagaimana yang diisyaratkan dalam al-Quran:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus para rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tak seorang rasul pun berhak mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitâb (Lauh Mahfûzh).”

Namun terkait dengan lauh mahfudz memiliki sifat fleksibel. Hanya Tuhan yang mengetahui bahwa seseorang dengan usaha yang baik akan berdoa, bersilaturahim akan memanjangkan umurnya dan orang lain dengan usaha-usaha tidak bagusnya seperti durhaka kepada orang tua, memutuskan tali silaturahim maka ia akan kehilangan keberkahan.

Dari sisi bahwa ajal mu’allaq memiliki kaitan erat dengan amal perbuatan manusia, maka disebut juga dengan ajal dini/cepat karena seseorang yang terkena ajal mu’allaq harus secara natural dan berdasarkan ajal musamma Ilahi, memiliki umur yang lebih panjang namun karena perilaku yang ia lakukan, membuat waktu itu hilang dan umurnya menjadi pendek dan terkena kematian mu’allaq.

Manusia dengan amal perbuatan sendiri, mengubah keadaan kehidupan di dunianya sendiri dan menjadikan umurnya menjadi bertambah atau berkurang. Demikianlah, dengan perbuatan-perbuatan baik, ajal mu’allaq akan menjadi tertunda hingga syarat-syarat yang lebih baik terpenuhi untuk mencapai kesempurnaannya atau dengan perbuatan-perbuatan buruknya akan mempercepat kematian bagi dirinya dan tidak ada lagi kesempatan untuk hidup baginya, sebagaimana yang diisyaratkan oleh ayat:

“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memanjangkan umurmu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya jika ketetapan Allah telah datang, maka ketetapan itu tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.”

Ayat ini mengisyaratkan bahwa kemaksiatan akan mempercepat ajal sedangkan ampunan Ilahi akan mengakhirkan ajal musamma. Oleh itu, dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa umur manusia terkait dengan amalan-amalan baik atau buruk mereka.