Apakah Wajar Bertanya Nominal Nafkah Ke Calon Suami?

Bagi sebagian orang, keuangan memang salah satu topik yang sensitif untuk dibicarakan. Namun, topik ini tidak lepas dari yang namanya pernikahan. Bagaimana pun untuk menikah, perlu yang namanya kemampuan finansial yang matang. Sebuah kejujuran mengenai kondisi keuangan masing-masing termasuk dalam urusan membuka diri sebelum memasuki fase hubungan yang lebih serius. Namun, banyak juga yang menganggap bahwa pertanyaan tersebut memperlihatkan bahwa seseorang itu matre sehingga enggan untuk menanyakan hal tersebut diawal hanya karena takut dianggap matre.

Padahal menurut konsultan keuangan Andreas Hartanto, setiap pasangan yang sudah memutuskan untuk menikah wajib hukumnya membeberkan pendapatan atau gaji masing-masing. Hal ini dianggap Andreas sebagai langkah baik dalam mengurus finansial mereka baik sebelum atau setelah menikah.
Keterbukaan menjadi kunci sukses rumah tangga sepasang suami istri dalam menjalankan kehidupannya pasca menikah. Tak terkecuali terbuka dalam bidang finansial.

Nah, menurut Youdics wajar tidak menanyakan nominal nafkah kepada calon suami ? Lalu, apakah bisa seseorang dikatakan matre hanya karena menanyakan hal ini ?

Referensi

https://www.islampos.com/4-faktor-takut-menikah-216985/

https://kumparan.com/kumparanstyle/tak-perlu-malu-bicarakan-gaji-dengan-kekasih-ini-alasannya/1

Mengenai gaji atau pendapatan merupakan suatu hal yang bersifat rahasia atau pribadi. dengan artian bahwa sebaiknya tidak membicarakan atau membahas gaji kepada orang lain, siapapun itu. Namun, menurut saya hal ini berbeda cerita jika dibicarakan jika sudah resmi sebagai pasangan suami dan istri. karena dalam berumah tangga, sepertinya keuangan menjadi bagian bersama. Namun, jika baru sebagai calon saya rasa tidak wajar jika membicarakan nominal gaji.

mengapa jika menanyakan hal finansial kepada orang terdekat apalagi pasangan kita selalu dikaitkan dengan hal matre? sedih aja gitu jika membahas masalah finansial pasti dianggap matre terutama wanita yang selalu diberi label seperti ini. menurutku wajar saja menanyakan hal pribadi tersebut karena nantinya akan membangun rumah tangga dengan segala kebutuhan dan tanggung jawab yang dipikul berdua. zaman sekarang dalam menjalin hubungan seperti pernikahan tidak dapat hanya mengandalkan cinta dan setia, fiansial juga diperlu diperhatikan dan menjadi konsentrasi utama karena menurutku kebanyakan kasus perceraian karena masalah finansial yang belum matang. dalam suatu keluarga dipelukan mandiri dalam finansial itulah mengapa menanyakan nominal nafkah itu wajar menurutku.

1 Like

Kalau aku sendiri pasti akan menanyakan itu yaa, walaupun sebenarnya orang tua wanita pun juga pasti ingin memastikan. Karena dengan keterbukaan masalah finansial menurut aku akan memperlancar jalan kedepannya. Menikah adalah tanggungjawab yang terbilang berat, apalagi untuk laki-laki. Biasanya dia menghidupi dirinya sendiri, menjadi menghidupi 2 orang.

Keterbukaan ini tidak bisa dianggap matre. Karena memang perlu penyesuaian kebutuhan dimasa depan. Pun jika sebelum menikah pendpatan laki" tidak mencukupi, berarti harus ada pembicaraan dan penyelesaian untuk arah kedepannya akan seperti apa. Bukan serta merta jika pendapatan laki-laki tidak cukup, langsung tidak jadi menikah. Semua bisa dibicarakan dan dicari solusi di tiap permasalahan, asalkan semua terbuka dengan keadaan yang ada.

Apalagi finansial ini sangat berpengaruh banget dengan jalannya rumah tangga ya. Jika semua saling tertutup sebelum menikah, lalu saat sudah menikah tiba" perempuan kaget karena suami terlilit hutang bagaimana? kan malah menjadi beban dan permasalahan baru. Jadi kalau menurut aku hal tersebut wajar dan tidak berati hal ini matre

1 Like

Menurut saya menanyakan nominal nafkah kepada calon suami adalah sesuatu yang wajar karena pernikahan bukan hanya sekadar mengikat dua jiwa tetapi adalah kewajiban-kewajiban setelahnya, yaitu tercukupinya nafkah. Finansial menjadi bagian yang sangat penting bagi seseorang yang hendak menikah. Tidak tepat jika dikatakan matre kalau perempuan menanyakan hal tersebut. Tentu saja ia ingin memastikan bahwa sebelum menikah, ia memiliki jaminan finasial dari calon suaminya.

1 Like

Saya rasa sah-sah saja menanyakan kondisi finansial calon suami. Justru menurut saya, hal ini seharusnya perlu dilakukan setiap pasangan sebelum menikah. Dalam konteks ini, hubungan sudah ada di tahap serius menuju ke tahap pernikahan. Calon istri maupun calon suami berhak tahu kondisi finansial pasangan, sebab untuk membangun rumah tangga memerlukan finansial yang stabil karena kebutuhan rumah tangga, terlebih pada masa seperti ini, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak hanya nominalnya, saya rasa perlu juga mengetahui bagaimana pasangan mengelola keuangannya karena pada nantinya, finansial rumah tangga akan dikelola bersama.

Saya membaca beberapa kasus perceraian, perselingkuhan atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang disebabkan oleh masalah finansial, sehingga menurut saya calon istri berhak untuk tahu nominal gaji dari calon suami dan sebaliknya. Hal ini membuat saya seringkali merasa bertanya-tanya mengapa diskusi mengenai kondisi finansial calon suami/istri dikaitkan dengan “materialistis” padahal langkah ini menurut saya menjadi langkah yang realistis. Ada salah satu ungkapan yang masih saya ingat hingga saat ini yaitu: “uang bukanlah segalanya, namun segalanya membutuhkan uang” dan sebagian besar orang tahu bahwa rumah tangga memerlukan biaya yang sangat besar sehingga berdiskusi kondisi finansial seharusnya tidak menjadi masalah, terlebih apabila kedua pihak memang sudah memiliki kondisi keuangan yang stabil dan siap.

Menurut saya, hal tersebut wajar dibicarakan. Mengapa? Karena kita akan membangun keluarga dan hidup selamanya bersama dia. Jadi, kita juga perlu mengetahui apa yang bisa dipersiapkan calon pasangan hidup agar kita juga dapat mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang ketika nanti sudah berkeluarga. Lagipula, orang yang ditanyai merupakan calon suami sendiri, bukan orang asing.

Wajar. Karena untuk menjadi sepasang suami istri, harus mempersiapkan dan merencanakan kehidupan jika sudah berkeluarga. Tapi, untuk menanyakan hal tersebut harus tau momentum/waktu yang tepat. Jangan baru dekat/kenal langsung menanyakan hal tersebut. Terlebih, kita seharusnya tau, pembagian keuangan calon pasangan kita itu terbagi untuk apa saja. Apakah ada hutang yang harus dilunasi, membiayai orang tuanya, berapa sisa penghasilan untuk biaya pernikahan dan kehidupan setelah nikah (berkeluarga) nanti. Juga, penghasilan tiap pasangan adalah uang bersama, bukan kepemilikan masing-masing.