Apakah Tingkat Literasi Masyarakat Indonesia Berpengaruh terhadap Self Improvement?

Literasi

Apakah teman-teman pernah mendengar Indonesia darurat literasi?

Dilansir dari website Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), indeks literasi atau minat baca masyarakat Indonesia menurut UNESCO hanya sebesar 0,0001%. Artinya, hanya ada 1 orang diantara 1.000 orang lain yang gemar membaca buku. Riset lainnya yang dilakukan oleh Central Connecticut mengenai World’s Most Literate Nations Ranked pada tahun 2016 lalu, menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan bukan?

Lantas apakah indeks literasi masyarakat Indonesia memiliki pengaruh terhadap self-improvement?

Dikutip dari crafters.getcraft.com, membaca buku dapat meningkatkan self improvement serta menumbuhkan perspektif-perspektif baru dalam melihat dunia. Selain itu, dalam video singkat berdurasi 7 menit di YouTube yang berjudul “8 Simple Self Improvement Principles” menjelaskan salah satu prinsip yang dapat meningkatkan kualitas diri adalah dengan memperbanyak bahan bacaan.

Indeks literasi masyarakat Indonesia yang rendah dapat menjadi penghambat self improvement. Masyarakat akan cenderung menjadi konservatif dan tidak mau terbuka akan perspektif baru. Berbagai cara pun telah dilakukan guna meningkatkan literasi masyarakat terutama Gen Z (kelahiran tahun 1997 ke atas) selaku generasi penerus bangsa. Sebagai salah satu Gen Z, saya sendiri merasakan bagaimana minim literasi sangatlah berdampak pada peningkatan kualitas pribadi saya sendiri. Seringkali di umur yang hampir berkepala dua ini, saya bertanya-tanya sebenarnya apa sih minat serta passion yang saya miliki?

Sebelumnya saya cenderung over-thinking, self-judgemental serta memiliki sifat egois yang tidak mau mendengar opini orang lain. Kemudian, saya sadar bahwa saya bukan tidak memiliki minat atau “passion” tapi saya memang belum menemukan passion tersebut. Akibat minimnya literasi, saya tidak tahu mengenai perkembangan dunia serta berbagai macam hal yang bisa saya jadikan passion.

Saya percaya bahwa tidak ada satu orang pun yang tidak memiliki minat, kalian hanya belum menemukan source untuk mengembangkan minat tersebut.

Nah, salah satu cara untuk menemukan minat kalian adalah dengan gemar membaca. Bagaimana dengan pendapat teman-teman semua? Tulis di kolom komentar ya…

2 Likes

halo kak, saya setuju bahwa membaca buku itu akan meningkatkan kualitas diri. dengan membaca kita akan mendapat banyak wawasan yang belum kita tahu, akibatnya wawasan tersebut juga berpengaruh ke kehidupan sehari-hari.

sebagai contoh dulu saat usia saya sekitar 14 tahun, saya sedang dalam kondisi terpuruk dan mental saya kala itu tidak baik. ibu saya pun memberikan buku bergenre self improvement, dan buku itu menjadi teman di kala sulit saya. akhirnya karena sering membaca buku seperti itu saya pun tanpa disadari mulai bisa menerima keadaan dan berkembang menjadi lebih baik.

jadi menurut saya buku yang dibaca juga menentukan kita kedepannya akan berkembang seperti apa, apakah menjadi lebih baik ataukah sebaliknya, itu pendapat saya ya kak… terimakasih :grin:

1 Like

Saya rasa sangat berpengaruh kak
Literasi akan mengarahkan kita pada wawasan yang lebih luas sehingga akan meningkatkan kualiatas SDM
Namun sayang, literasi saat ini sudah semakin dikesampingkan apalagi dengan teknologi yang semakin berkembang anak-anak malah menghabiskan banyak waktu dengan bermain game
#semangatmenolakmenyerah

1 Like

Terima kasih sudah mampir kak, betul saya juga setuju hanya saja berdasarkan data-data tingkat literasi orang Indonesia masih sangat amat rendah dibandingkan negara tetangga. Thank you juga sudah mau share pengalaman kak, memang pengalaman adalah guru terbaik.

Betul, banyak masyarakat apalagi Gen Z yang masih terlena dengan kecanggihan teknologi, padahal sebenarnya kita juga bisa memanfaatkan teknologi untuk menambah wawasan. Jujur, saya juga masih suka terlena sampai melupakan kewajiban sebagai pelajar. Terima kasih atas komentarnya.

Jawabanya benar kak, sejatinya pikiran kita itu adalah buah hasil dari apa yang kita lihat, yang kita baca, dan yang kita rasakan.Tiga aspek ini merupakan hal yang paling mempengaruhi pikiran kita dan keputusan kita.
Semakin banyak buku yang kita baca, semakin banyak pula yang kita fahami dan semakin bijak kita dalam memutuskan sesuatu, seperti halnya politik, seharusnya yang jadi presiden merupakan orang yang paling pandai dan bijak di negara kita, karena beliau merupakan ujung tombak dari bangsa kita dan fatal jika melakukan keputusan" keliru untuk bangsa kita, bukan hanya melulu tentang dominasi partai dalam parlementer, tapi juga harus memperhatikan kemampuan dan inovasi yang akan di terapkan, maka tidak mudah untuk menjadi pemimpin di negeri kita. Politik seharusnya di jadikan wadah untuk berlomba" dalam masalah konsep bukan hanya berlomba" untuk mengisi kekuasaan. Tapi itu lah yang kita hadapi sekarang, dan kita yakin , dengan terbuka nya informasi, dengan terbuka nya pikiran" kita, maka hal tersebut bisa terjadi di kemudian hari. Sekian kak, sukses untuk kita semua, terima kasih

1 Like

Seharusnya, iya. Garis besar dari pendidikan tentunya didasari salah satunya literasi. Dan pengaruhnya pastinya sangat signifikan. Jadi inilah yang menurut saya kurang ditanamkan dimasyarakat indonesia, yaitu literasi. Pengalaman saya juga banyak menemui orang yang minim literasi seperti teman saya beberapa, atau bahkan didalam kalangan pengguna media sosial.

1 Like

Terima kasih atas pendapatnya kak, kalau boleh berpendapat sebenarnya kalau berbicara soal politik itu cukup sulit. Karena, pemimpin cerdas dan bijaksana juga tidak bisa menjadi patokan kemajuan suatu bangsa. Balik lagi terhadap kesiapan masyarakatnya juga seperti di artikel saya, jika “kurang melek terhadap literasi” juga bagaimana caranya memajukan bangsa? Jadi yg menjadi akar masalah itu di edukasi kalau menurut saya. Karena gaya kepemimpinan presiden juga berbeda" fokus kebijakannya juga akan berbeda pula. Seperti contohnya gaya kepemimpinan Jokowi dan SBY juga berbeda. Jadi, lebih baik seluruh lapisan masyarakat saling terintegrasi baik itu pemimpin maupun masyarakat. Mari kita diskusi lebih lanjut kak jika berkenan.

Saya setuju dengan pendapat anda, memang yang paling crucial untuk memajukan bangsa itu terletak di edukasi (dalam hal ini meningkatkan literasi) tapi literasi tanpa kepekaan sekitar dan juga kemampuan berpikir kritis juga sama saja seperti ibarat tong kosong nyaring bunyinya :grin: Kalau menurut anda bagaimana?

1 Like

Wow👏 aku juga bagian dari anak literasi. Menurut ku iti berpengaruh walaupun tidak murni 100%. Saat ini Indonesiaa sebagai nergara kita darurat literasi, jdi kita sebagai anak muda/generasi mudaa kita harus bisa menerapkan kegiatan literasi di tengah² masyarakat hal itu juga berpengaruh terhadap self improvment kita. Dari membaca kita mendapat banyak wawasan terhadap suatu hal.

1 Like

Memang iyaa karna dalam literasi kita harus punya pikiran yg luas, nah bagaimana kita bisa berpikir kritis? Kita bisa cari referensi dari berbagai hal sebagai sumber wawasan untuk kitaa atau jika perlu kita bisa turun ke lapangan. Saat ini banyak masyarakat yg menyepelekan kegiatan literasi, namun kemenparekraf sedang mengadakan program literasi di berbagai daerah di Indonesia. Itu sgt membantu masyarakat dalam hal literasi

1 Like

menurut saya berpengaruh untuk membuka cakrawala wawasan semakin lebar. pada dasarnya membaca memang sebuah kebutuhan untuk mengembangkan lini otak lalu isi yang telah dimaktubkan ke dalam otak dapat di aktualisasikan ke dalam bentuk self-improvement agar menjadi manusia yg lebih baik.

1 Like

Benar sekali saya setuju, ada baiknya juga setiap kemampuan itu seimbang… Kepekaan dan critical thinking juga tak kalah penting dibandingkan literasi. Karena kalaupun pintar belum tentu dia bisa menjadi pribadi yang baik, dan bisa berpikir pada momentum kritis. Intinya lebih baik bila smua itu seimbang. Itu saja menurut saya silahkan dikoreksi.

1 Like

Iyaa kak setuju banget, apalagi kalau gasalah sampai ada mini bus perpustakaan keliling di beberapa desa juga. Tinggal kita aja sebagai masyarakat yang turut menyukseskan program pemerintah.Terima kasih kak atas argumennyaa.

1 Like

Thank you kak sudah berkomentar, setuju banget memang literasi itu juga pastinya berkaitan dengan self-improvement.

iyaa betul sekali saya setuju, karena ada orang yang pintar secara materi tetapi tidak bisa berpikir kritis. ada juga yang mungkin secara intelektual tidak begitu baik tetapi pemikirannya kritis. Pastinya juga membantu bagaimana cara kita memandang dunia serta ber-sosialisasi. Terima kasih opininya @johannesmarbun

Betul itu kak
Terkadang banyak masyarakat indonesia yang buta akan literasi itu sendiri.Tidak dipungkiri banyak informasi atau berita yang tidak diketahui kebenarannya meluas ke berbagai platform media sosial. Sangat disayangkan sekali memang itu terjadi.
Sudah seharusnya masyarakat indonesia harus lebih peka terhadap budaya membaca.
Terkadang membuka buku saja malas apalagi untuk membaca nya. Nah mindset itu yang harus diubah mulai dari sekarang.

1 Like

Jangan lupa comment di artikelku juga yaa

Terimakasih:)

1 Like

Halo kakak…
Menurut saya tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap self improvement. Karena literasi akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tapi, sulit kita temui di zaman sekarang, karena literasi yang sudah semakin minim. Terlebih dengan zaman teknologi saat ini, banyak orang salah menggunakan nya. Namun tidak semua, ada juga yang benar-benar sangat menggunakan nya dengan baik sesuai kebutuhan nya.

1 Like

Saya setuju dengan pendapat kakak, kalau boleh tau menurut kakak cara yang paling efektif untuk meningkatkan literasi di Indonesia itu bagaimana kak?

1 Like