Apakah terapi yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit empetigo?

image

Impetigo terbagi menjadi dua yaitu impetigo bulosa maupun impetigo krustosa. Lalu Apakah terapi yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit empetigo ?

terapi atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan diberikan antibiotik. Antibiotik adalah suatu zat yang diproduksi oleh atau berasal dari jamur, bakteri, dan organisme tertentu lainnya, yang dapat menghambat atau merusak pertumbuhan mikroorganisme. Antibiotik secara informal didefinisikan sebagai sub-kelompok agen anti-infeksi yang berasal dari sumber-sumber bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi yang berasal dari bakteri. Untuk kasus impetigo bulosa jika terdapat sedikit krusta diobati dengan diberi antibiotik topikal. Apabila terdapat banyak krusta maka diberikan juga antibiotik sistemik. Sama halnya dengan impetigo bulosa, pengobatan impetigo nonbulosa juga diberikan antibiotik topikal berupa salap atau cairan antiseptik apabila hanya terdapat beberapa vesikel atau bula yang pecah. Sedangkan pemberian antibiotik sistemik diberikan apabila terdapat banyak vesikel atau bula yang pecah (Djuanda, 2007).

Penanganan kasus dibidang kulit memerlukan antibiotika topikal karena obat tersebut memegang peranan penting. Antibiotika topikal adalah obat yang paling sering diresepkan oleh spesialis kulit untuk infeksi superfisial dengan area yang terbatas, seperti impetigo. Penggunaan bahan topikal dapat mengurangi kebutuhan akan obat oral, efek samping pada saluran pencernaan, problem kepatuhan, potensi terjadinya interaksi obat, sebagai bahan profilaksis setelah tindakan bedah minor atau tindakan kosmetik (dermabrasi, laser resurfacing) untuk mengurangi resiko infeksi setelah operasi dan mempercepat penyembuhan luka (Schwart, 2010). Asam fusidat diberikan sebagai antibiotik topikal. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis protein. Salep atau krim asam fusidat 2% aktif melawan bakteri gram positif. Untuk lebih efektifnya pemberian asam fusidat diberikan bersamaan dengan mupirocin topikal (Hamzah & Mahmudah, 2014).

Pemberian antibiotik sistemik seperti eritromisin pada penderita impetigo berguna untuk menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S. Sintesis protein tersebut terhambat karena reaksi-reaksi translokasi aminoasil dan hambatan pembentukan awal sehingga pemanjangan rantai peptide tidak berjalan (Hamzah & Mahmudah, 2014). Pemberian paracetamol digunakan sebagai anti nyeri karena paracetamol menghambat kerja enzim cyclooksigenase (COX) pada sistem saraf pusat. Kemampuan menghambat kinerja enzim COX ini yang dapat menurunkan demam sekaligus mengurangi rasa sakit pada penderita impetigo (Hamzah & Mahmudah, 2014).