Apa saja tanda-tanda atau gejala kita menderita kecemasan?

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Apakah tanda-tanda kita menderita kecemasan?

Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.

Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).

Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya.

Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu.

Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada. Kholil Lur Rochman, (2010:103) mengemukakan beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

  • Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
  • Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
  • Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi yang dikejar-kejar).
  • Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
  • Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :

  • Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
  • Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen
  • Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.

Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit- penyakit fisik (Cutler, 2004).

Yustinus Semiun (2006) membagi beberapa tanda dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :

  • Simtom suasana hati
    Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.

  • Simtom kognitif
    Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

  • Simtom motor
    Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.

Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa. Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :

  • Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
  • Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.

Rasa Cemas seperti apa yang normal ?

Setiap orang pernah merasa cemas misalnya saat berbicara di depan umum, atau saat mengalami kesulitan finansial. Bagi sebagian orang, rasa cemas itu menjadi begitu sering, atau begitu kuat, sehingga perasaan itu mulai mengambil alih hidup mereka.

Bagaimana Anda bisa tahu apakah kecemasan yang Anda rasakan sehari-hari telah melewati batas normal dan menjadi gangguan kejiwaan ?

Hal ini tidak mudah. Kegelisahan datang dalam berbagai bentuk - seperti serangan panik, fobia, dan kecemasan sosial - dan perbedaan antara diagnosis dan kecemasan “normal” tidak selalu jelas.

Jika Anda mengalami gejala berikut secara teratur, Anda mungkin ingin berbicara dengan dokter Anda.

Kekhawatiran berlebihan

Ciri khas gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) - jenis kecemasan terluas - adalah anda sangat mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi sehari-hari, baik hal besar maupun hal kecil.

Dalam kasus GAD, anda memiliki perasaan cemas yang terus-menerus hampir setiap hari dalam seminggu, atau bahkan selama enam bulan. Selain itu, perasaan cemas tersebut sudah masuk ke level yang sangat buruk sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan disertai gejala yang nyata, seperti kelelahan.

“Perbedaan antara gangguan kecemasan dan kecemasan normal adalah apakah emosi Anda menyebabkan banyak penderitaan pada diri anda dan disertai dengan disfungsi fisik,” kata Sally Winston, PsyD, co-director Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland di Towson.

Masalah tidur

Kesulitan untuk tidur dikaitkan dengan berbagai macam kondisi kesehatan baik fisik maupun psikologis. Dan, tentu saja, hal ini tidak berlaku untuk kasus-kasus khusus, seperti menghadapai presentasi besar atau wawancara kerja.

Tetapi jika Anda sendiri mendapati diri Anda terbangun, khawatir atau gelisah - mengenai masalah spesifik (seperti uang), atau tidak secara khusus - hal ini mungkin merupakan tanda adanya gangguan kecemasan.

Berdasar perkiraan yang ada, separuh dari semua orang yang menderita GAD mengalami masalah tidur.

Ciri lainnya bahwa anda mengalami kecemasan adalah Anda terbangun dengan perasaan tersentuh, pikiran Anda berputar-putar, dan Anda tidak dapat menenangkan diri.

Otot menjadi tegang

Ketegangan otot terus menerus sering menyertai gangguan kecemasan. Gejala ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama sehingga orang-orang mengalaminya membutuhkan waktu yang lama untuk menyadarinya.

Olahraga teratur dapat membantu menjaga ketegangan otot .

Gangguan pencernaan kronis

Kecemasan bisa terjadi di dalam pikiran, tapi sering mengakibatkan gejala fisik yang mempengaruhi tubuh kita, seperti mengalami masalah pencernaan kronis.

Iritable bowel syndrome (IBS), adalah suatu kondisi yang ditandai dengan sakit perut, kram, kembung, gas, sembelit, dan / atau diare, " yang pada dasarnya adalah kecemasan di saluran pencernaan," kata Winston.

IBS tidak selalu terkait dengan kegelisahan, tapi keduanya sering terjadi bersamaan dan saling memperburuk. Perutnya sangat sensitif terhadap tekanan psikologis - dan, sebaliknya, ketidaknyamanan fisik dan sosial dari masalah pencernaan kronis dapat membuat seseorang merasa lebih cemas.

kecemasan

Merasa ketakutan

Jika ketakutan itu begitu kuat sehingga anda merasa kesulitan untuk dapat mengurangi rasa ketakutan anda, atau jika Anda menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan dan mengkhawatirkannya, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan sosial (juga dikenal sebagai fobia sosial).

Orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa khawatir selama berhari-hari atau berminggu-minggu menjelang kegiatan atau situasi tertentu. Dan jika mereka berhasil melewatinya, mereka cenderung sangat tidak nyaman dan mungkin akan lama memikirkannya, bertanya-tanya bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya.

Kesadaran diri

Gangguan kecemasan sosial tidak selalu terjadi dalam kondisi ketika kita harus berbicara didepan banyak orang atau ketika kita menjadi pusat perhatian.

Dalam kebanyakan kasus, kecemasan dipicu oleh kondisi sehari-hari seperti “ngobrol” di sebuah pesta, atau makan dan minum dengan beberapa orang.

Dalam situasi tersebut, orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa seperti semua mata tertuju padanya, dan kemudian mengalami perasaan gemetar, mual, berkeringat banyak, atau sulit berbicara. Gejala ini bisa sangat mengganggu sehingga sulit untuk bertemu atau berkenalan dengan orang baru, menjaga hubungan, dan tampil di tempat kerja atau di sekolah.

Panik

Serangan panik bisa menakutkan: Bayangkan rasa takut dan ketidakberdayaan yang tiba-tiba, yang bisa berlangsung selama beberapa menit, disertai gejala fisik yang menakutkan seperti masalah pernapasan, jantung berdebar atau berdebar, kesemutan atau mati rasa, berkeringat, lemah atau pusing, Nyeri dada, sakit perut, dan rasa panas atau dingin.

Tidak semua orang yang terkena serangan panik memiliki gangguan kecemasan, namun orang yang mengalaminya berulang kali dapat didiagnosis memiliki gangguan panik. Orang dengan gangguan panik hidup dalam ketakutan tentang kapan, di mana, dan mengapa serangan berikutnya akan terjadi, dan mereka cenderung menghindari tempat di mana mereka pernah mengalami serangan panik di masa lalu.

Ragu terhadap dirinya sendiri

Keragu-raguan dan selalu bertanya-tanya merupakan ciri umum dari gangguan kecemasan, termasuk gangguan kecemasan umum dan obsessive-compulsive disorder (OCD).

Dalam beberapa kasus, keragu-raguan pada dirinya mungkin berkisar pada pertanyaan yang memang penting bagi identitas dirinya, seperti “Bagaimana jika saya gay?” Atau “Apakah saya mencintai suami saya sama seperti dia mencintai saya?”

Pada kasus OCD, Winston mengatakan, “serangan ragu-ragu” ini sangat umum terjadi ketika sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab.

Orang-orang dengan OCD “berpikir, ‘Seandainya saja saya tahu 100% apakah saya gay atau tidak, saya akan merasa baik-baik saja’. Mereka tidak memiliki toleransi untuk ketidakpastian sehingga membuatnya terobsesi untuk mendapatkan kepastin,” katanya.

perbedaan antara depresi dan kecemasan

Apabila anda mengalami perasan gugup atau tidak berdaya, sering mengeluarkan keringat dingin, sering panik dan merasa tidak aman, mudah lelah, selalu merasa kuatir dan mudah terhasut oleh orang lain, maka kemungkinan besar anda sedang mengalami gangguan kecemasan.

Orang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini :

  1. Takut malu.
    Seringkali orang dengan kecemasan sosial akan mencoba menjauhkan diri dari kelompok orang karena mereka merasa seolah-olah orang lain menilai mereka sepanjang waktu.

  2. Mual atau Sakit perut.
    Mual dan sakit perut merupakan ciri yang paling umum ketika mengalami rasa cemas. Apabila mual dan sakit perut tersebut berlangsung dalam waktu yang lama,mungkin itu adalah tanda terjadinya gangguan kecemasan.

  3. Telapak tangan berkeringat.
    Gejala kecemasan sosial yang sangat umum lainnya adalah telapak tangan berkeringat. Sebenarnya kebanyakan orang dengan gangguan kecemasan sosial akan berkeringat lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan.

  4. Khawatir yang berlebihan.
    Orang dengan kecemasan sosial mendapati diri mereka merasa khawatir untuk melakukan interaksi sosial.

  5. Kesulitan berbicara.
    Seringkali orang dengan gangguan kecemasan sosial memiliki kesulitan dalam berbicara dan akan mencoba melakukan sesuatu untuk meninggalkan pembicaraan dengan orang banyak.

  6. Menghindari situasi sosial.
    Mereka akan terus-menerus mencari-cari alasan untuk menghindari interaksi sosial.

Berikut video yang bisa anda lihat terkait dengan tanda-tanda terjadinya gangguan kecemasan sosial.

Menurut David Sue, dkk (2010), gejala-gejala yang mungkin dihadapi oleh seseorang saat mereka merasa cemas , yaitu:

  • Reaksi kognitif, bentuknya sangat bervariasi mulai dari rasa khawatir yang ringan sampai dengan rasa panik. Reaksi ini muncul berupa kesukaran dalam konsentrasi, sukar membuat keputusan dan sulit tidur.

  • Reaksi motorik, berupa rasa gelisah, melangkah tidak menentu atau mondar-mandir, menekan-nekan ruas jari.

  • Reaksi somatik, meliputi reaksi fisik dan biologis seperti, nafas tersendat-sendat, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sakit perut, sering buang air kecil, pusing, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, berkringat, otot menegang (khusus pada bagian leher dan bahu), tidak nafsu makan, berkeringat dan muka memerah.

  • Reaksi afektif, berupa kekhawatiran dan gelisah.

Menurut Stuart (2006), respon/gejala kecemasan ditandai oleh empat aspek, yaitu:

  • Respon fisiologis terhadap kecemasan:

    1. Kardiovaskuler: palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, rasa mau pingsan, pingsan, dan denyut nadi menurun.

    2. Pernapasan: napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorok, sensasi tercekik, dan terengah-engah.

    3. Neuromuskular: reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kaki goyah, dan gerakan yang janggal.

    4. Gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, rasa terbakar pada jantung, dan diare.

    5. Traktus Urinarius: tidak dapat menahan kencing dan sering berkemih.

    6. Kulit: wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.

  • Respon prilaku: gelisah, ketegangan, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari masalah, menghindari, dan hiperventilasi.

  • Kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berpikir, bidang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian.

  • Afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, ketakutan, gugup, dan gelisah.

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai gejala-gejala kecamasan.

Bucklew (1988) menyatakan bahwa

Gejala fisiologis kecemasan adalah reaksi tubuh yang berhubungan dengan keadaan fisik seperti ujung jari dingin, pencernaan tidak teratur, jantung berdebar cepat, keringat dingin bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan berkurang dan nafas sesak, sedangkan gejala psikologis kecemasan adalah reaksi tubuh yang berhubungan dengan kejiwaan seperti merasa tertekan, konsentrasi kurang, kehilangan kepercayaan diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan, mudah marah, serta sensitif.

Menurut Kaplan dan Sadock (1997)

Kecemasan ditandai oleh rasa ketakutan, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat kekakuan pada dada, hipertensi, gelisah, gangguan lambung, diare, tremor, dan frekuensi urin. Seseorang yang cemas mungkin juga merasa gelisah seperti yang dinyatakan oleh ketidakmampuan untuk duduk atau berdiri lama. Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang yang satu ke orang yang lain.

Menurut Maramis (1998)

Gejala kecemasan meliputi dua komponen yaitu komponen somatik dan komponen psikologik. Komponen somatik meliputi nafas sesak, dada tertekan, kepala enteng seperti mengambang, tekanan darah meninggi, cepat lelah dan keringat dingin pada telapak tangan, sedangkan komponen psikologik meliputi rasa was-was, kekhawatiran akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, cemas, rasa tidak aman, takut terus-menerus, tegang, mudah terkejut, gugup, bahkan kadang-kadang bicaranya cepat tapi terputus-putus.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan dapat dilihat melalui gejala somatik dan psikologik. Gejala somatik kecemasan meliputi ujung jari dingin, gangguan pencernaan, jantung berdebar cepat, keringat dingin, gangguan tidur, nafsu makan berkurang, nafas sesak, nyeri kepala, hipertensi, tremor, frekuensi urin, dada tertekan dan kepala enteng seperti mengambang.

Sedangkan gejala psikologik kecemasan antara lain kurang konsentrasi, hilang kepercayaan diri, tidak tentram, perasaan ingin lari, mudah marah, rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, gelisah, tidak mampu duduk atau berdiri lama, tegang, mudah terkejut, gugup, gaya bicara yang cepat, dan terputus-putus.