Apakah skripsi itu sulit?

image

Apabila mengamati berbagai mahasiswa tingkat akhir, kamu akan menemukan mahasiswa yang stress karena skripsi tak kunjung selesai atau betapa sulitnya mengambil data di lapangan. Belum lagi kalau sudah buntu dan tak ada lagi semangat untuk mengerjakan skripsi sampai akhirnya targetnya molor hingga berbulan-bulan. Atau mungkin faktor takut ketemu dosen karena dosen pembimbing terkenal killer dan sekalinya dimarahin langsung baper berminggu-minggu, alhasil nggak bimbingan lagi.

Apakah kejadian di atas terjadi juga padamu? Apakah benar bahwa skripsi sesulit itu ? Yuk share pengalaman kamu dalam mengerjakan skripsi dan boleh banget kalau mau kasih tips-tips dalam pengerjaan skripsi !

3 Likes

Skripsi merupakan satu hal yang mesti dilewati oleh mahasiswa di beberapa perguruan tinggi untuk mencapai predikat lulus sehingga akan diperoleh ijazah sebagai tanda kelulusan dari kuliahnya. Dan ternyata skripsi dianggap momok oleh sebagian mahasiswa karena merasa kesulitan, tidak mampu atau belum siap untuk menulis skripsi. Terkadang mahasiswa terbentur pada beberapa hal untuk dapat menyelesaikan skripsi-nya. Namun sebenarnya menulis skripsi itu tidak begitu sulit lho.

Menulis skripsi tidaklah sulit.Jika dalam menulis skripsi kita belum menemukan kemudahan dan kesenangan didalamnya, maka bisa dipastikan skripsi itu akan berkepanjangan dan berakibat pada kelulusan kita yang mundur. Agar menulis skripsi itu mudah, maka coba ambil langkah-langkah seperti sebelum menentukan judul skripsi, pilih dulu satu pembahasan yang memang kita sukai dari mata kuliah yang paling kita sukai, atau mungkin mata kuliah itu di-ampu oleh dosen yang memang favorite kita, dengan demikian kita akan mencoba untuk berusaha semaksimal mungkin.

Tentukan judul yang simple dan mudah dalam menginterprestasikannya, tidak usah dengan bahasa yang sulit dan berbelit. Pergunakan alat analisis yang benar-benar kita bisa dan mampu sehingga tidak akan mempersulit kita dalam membahas-nya. Kemudian tentukan tempat/lokasi penelitian yang kita merasa nyaman dan mendukung terhadap penelitian kita nantinya.

Dalam pengerjaannya, kerjakan setiap hari dan alokasikan sekitar 4-5 jam saja tidak perlu lama-ama tapi konsisten setiap hari. Kita juga perlu membuka diri untuk mau dikoreksi dan diarahkan oleh rekan maupun dosen pembimbing. Perbanyak referensi (literatur, skripsi/penelitian terdahulu, jurnal dan sebagainya) akan tetapi jauhi dan jangan pernah berpikir untuk plagiat. Jangan pernah malu atau gengsi untuk bertanya dan sharing jika mengalami kendala dan hambatan.

1 Like

Saya mahasiswa yang tidak lama lagi akan memeluk skripsi. Dan, pastinya sesuatu yang sudah dideskripsikan di atas sangat “iya” dan tidak ada perdebatan selagi itu masih persiapan untuk menyiapkan semuanya.

Kejadian yang membikin saya sulit dalam skripsi adalah “kepastian”. Saya bingung dala menentukan topik yang ingin saya ajukan. Seperti ada banyak topik yang saya punya, tetapi tidak tahu mana yang harus saya pilih. Bisa dilihat kalau beberapa judul itu ada yang bersifat rasional, tetapi tidak sedikit juga yang idealis. Idealis yang sulit untuk diaplikasikan.

Barangkali ada tips untuk ini? Saya siap menerima masukan :sweat_smile:

1 Like

Wah saran yang bagus kak. Memang betul sih bahwa menegrjakan skripsi nggak harus yang seharian dari pagi sampai malem, tetapi dilanutkan beberapa hari kemudian. Hmmm… menurut saya kalau mengerjakan tanpa target harian juga menjadi tidak terstruktur dan akhirnya kita hanya mengerjakan suka-suka tanpa target, sampai-sampai lupa kalau sudah mau masuk semester baru lagi, huft.

Kemudian emang harus bikin timeline target sih untuk mengontrol progress yang telah kita lakukan. apabila tiap hari kita punya target sendiri, maka akan menjadi semakin mudah dan kita tergambar kapan mau seminar proposal, kapan mau penelitian, dan kapan mau sidang.

Apakah skripsi itu sulit? Ini juga pertanyaan yang ada di benak saya sebelum menjadi mahasiswa akhir, dan sering mendengar keluhan para senior tentang betapa susahnya mengerjakan skripsi. Padahal, setelah saya akhirnya mendapat giliran mengerjakannya, skripsi tidak sesulit ‘itu’, tidak sesulit anggapan umum yang telah menyebar di mana-mana. Setelah saya ingat-ingat kembali juga, para senior dan beberapa teman yang terlihat ‘terhambat’ dalam pengerjaannya, sebenarnya bukan kesulitan sebab skripsinya, melainkan terhambat kemalasannya sendiri (sering menunda-nunda untuk mengerjakannya).

Prodi saya sendiri waktu itu tidak membebaskan mahasiswanya untuk memilih dosen pembimbingnya, dan kebetulan, saya mendapat doping yang kurang ‘akrab’ dengan mahasiswanya. Apa itu jadi hambatan? Tidak. Justru karena sudah tahu karakter doping, saya yang berusaha menyesuaikan diri dengan beliau, sehingga proses bimbingan pun berjalan lancar. Tentu juga, saya memilih judul yang saya pikir benar-benar saya kuasai (pun sukai), menggunakan teori dan metode analisis yang sudah saya pahami dan bisa aplikasikan di lapangan. Jadi, jika sudah suka dan paham, mudah-mudahan segala prosesnya akan jadi mudah. Kalau selama pengerjaannya tiba-tiba lelah atau stres, berhenti saja sejenak. Cari kegiatan lain sementara yang bisa menyegarkan pikiran dan memperbaiki mood. Lantas jika mood sudah baik, segera kerjakan lagi skripsi tersebut, dicicil setiap hari lebih baik. Sebab kalau kelamaan diabaikan, biasanya bisa lebih susah untuk ‘mulai kembali’ atau melanjutkannya lagi.

1 Like

Skripsi jadi bayang-bayang yang menghantui setiap mahasiswa. Banyak isu-isu aneh dan bikin pusing terkait skripsi. Ada yang bilang skripsi itu sangat sulit, ada yang bilang bilang kayak tugas biasa, ada juga yang bilang gak ada susah-suahnya.

Menurut pengalamanku dalam mengerjakan skripsi, sebenarnya tidak ada kesulitan sama sekali pada tugasnya. Aku tidak menemukan kesulitan dalam metode pengumpulan datanya, teorinya, dan analisisnya.

Tetapi menemukan banyak kendala justru di luar dari skripsinya. Kendalanya itu seperti susahnya membangun niat untuk mengerjakannya (suka mendunda-nunda), susahnya menemui dosen pembimbing yang super cuek dan sibuk (yang bikin tambah males), dan administrasi kampus yang suka ribet (bikin bete). Yang pada akhirnya jadi makin menunda dan membuat jadi lama waktu pengerjaan skripsinya. Itu saja sih.

Beruntung kak @Muhammad_Ardani punya banyak ide topik skripsi, sehingga ‘seharusnya’ tinggal pillih saja ide mana yang akan dituliskan di skripsi. Nah sebenarnya kasus skripsi itu sulit tidak memandang siapa yang punya ide banyak atau tidak. Akar masalahnya adalah seberapa mampu seseorang dalam manajemen stress dalam menulis sebuah skripsi.

Ditinjau dari segi manapun, skripsi atau tugas akhir apapun merupakan tolak ukur kelulusan suatu program. Sebagai tolak ukur pastinya memiliki kadar atensi yang tinggi bagi seseorang yang menjalankanya sehingga memiliki potensi stress. Selain itu proses penulisan skripsi juga cukup panjang sehingga meskipun sudah memiliki ide, alat dan bahan, tetapi tidak bisa mengatur stress maka tetap saja skripsi terasa sulit untuk dilakukan.