Apakah Sastra Tertua di Dunia?

Apakah Sastra Tertua di Dunia ?

Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987). Waluyo juga menambahkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memusatkan struktur fisik dan struktur batinnya (1987). Adapun menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi, puisi merupakan gubahan penyair tentang pengalaman manusia ke dalam bentuk yang estetis (1987). Karya sastra puisi bersifat konsentrif dan intensif.

Seperti yang diungkapkan S. Suharianto dalam Dasar-dasar Teori Sastra, pengarang mengadakan konsentrasi dan intensifikasi atau pemusatan dan pemadatan (1982). Penyair hanya menyampaikan pokok-pokok dari apa yang ingin disampaikan kepada pembaca dengan menghilangkan bagian-bagian yang tidak berfungsi mendukung makna. Selain itu, Herman J. Waluyo juga menyatakan pendapat yang sejalan dengan pendapat S. Suharianto mengenai hal tersebut.

Puisi mengalami pengkonsentrasian atau pemadatan bahasa yang kemudian mengakibatkan bahasa puisi memiliki banyak kemungkinan makna. Jadi, dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif (1987). Lebih jauh, S. Suharianto dalam bukunya Dasar-dasar Teori Sastra memperjelas sifat puisi dengan menyatakan pendapatnya mengenai puisi prismatis dan puisi diafan.

Puisi prismatis merupakan puisi yang sangat mengandalkan pemakaian kata-kata dalam bentuk-bentuk pelambangan atau kiasan-kiasan (1982). Kata-kata ini sering mempunyai banyak kemungkinan makna atau poly-interpretable. Adapun puisi diafan merupakan puisi yang mudah dilihat, artinya mudah dipahami isinya karena hampir semua katanya sangat terbuka, tidak banyak memanfaatkan lambang-lambang atau kiasan-kiasan. Jadi, ada puisi yang dapat dengan mudah dipahami maknanya tetapi ada pula puisi yang membutuhkan penafsiran karena mengandung banyak kiasan dan bersifat poly-interpretable.