Apakah puasa termasuk cara yang baik untuk membersihkan tubuh dari racun secara berkala?


Apakah benar puasa dapat membersihkan racun di dalam tubuh? Mengapa dan bagaimana bisa?

Mengeluarkan racun pada awalnya terasa lamban. Terlebih bila racun sudah terbentuk lama. Proses pengeluarannya juga butuh waktu lama. Proses detoksifikasi yang baik memang butuh waktu, tapi hasilnya lebih tahan lama. Jangan terkejut dengan perubahan di dalam tubuh saat menjalani detoksifikasi. Dalam terapi pengobatan alami, reaksi tubuh seperti ini disebut sebagai healing crisis. Bentuk dan manifestasinya berbeda-beda tiap orang. Beberapa contoh misalnya warna urine berubah menjadi lebih keruh dan berbau menyengat; sering kentut dengan bau sangat menusuk; pusing, mual, nyeri sendi/otot, batuk atau flu; dan kotoran banyak disertai dengan mukus atau lendir yang cukup pekat. Puasa 40 hari Reaksi tadi biasanya muncul pada hari ketiga dan tidak berlangsung lama.

Paling beberapa hari saja. Saat healing crisis muncul, jangan mengonsumsi obat-obatan apa pun. Jika tidak yakin dengan apa yang Anda rasakan, lebih baik berkonsultasi dengan ahli terapi nutrisi atau dokter yang mengerti soal terapi nutrisi. Untuk mengatasi reaksi detoks, lakukanlah hal-hal berikut. (a) Istirahat di tempat sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang baik. (b) Tidak berpanas-panas di bawah terik matahari. (c) Tidak melakukan aktivitas yang menghabiskan energi seperti berjalan jauh, olahraga berat, atau berhubungan seksual. (d) Sering minum, tetapi hanya boleh minum air putih dan jus buah segar. Warna urin yang keruh boleh jadi karena tubuh kekurangan cairan. Selama krisis penyembuhan tadi, hindari makanan berat seperti daging, nasi, dan makanan berlemak. Begitu juga dengan paparan pestisida. Yang terpenting, bersabarlah. Apalagi bagi mereka yang racunnya sudah terbentuk sejak lama tentu butuh waktu lama juga untuk membersihkannya. Bayangkan saja ketika Anda harus membersihkan kerak kotoran yang sudah lama menempel di lantai kamar mandi. Proses detoksifikasi sendiri memang berliku. Ada lima tahapan yang berlangsung dalam 40 hari. Tahap pertama berlangsung selama dua hari. Pada tahap ini kadar gula darah turun sampai di bawah 70 mg/dl. Untuk kembali normal, glikogen dari lever diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke darah.

Glikogen juga bisa diambil dari otot, yang berakibat tubuh menjadi lemas. Untuk menghemat energi maka Basal Metabolic Rate (BMR) turun sehingga denyut jantung melambat dan tekanan darah pun turun. Healing crisis muncul pada tahap ini: sakit kepala, pusing, mual, nafas bau, mata berkabut, dan lidah terasa tebal. Tahap ini mungkin ditandai dengan rasa lapar yang sangat kuat. Tahap kedua yang berlangsung pada hari ketiga sampai hari ketujuh, tubuh sudah mulai menyesuaikan diri dengan kondisi puasa. Sistem pencernaan istirahat dan memusatkan energinya pada pembersihan dan penyembuhan. Lemak diurai untuk melepas gliserol yang akan diubah menjadi gliserol. Oskidasi lemak menghasilkan keton-keton yang menekan selera makan. Kulit pun lebih berminyak (bahkan bisa muncul jerawat atau bisul) karena lemak-lemak rusak mulai dikeluarkan dari dalam tubuh. Organ-organ pembersihnya pun mulai diperbaiki, termasuk paru-paru. Jadi, kalau paru-paru terasa nyeri jangan takut. Perbaikan juga menyentuh usus besar sehingga plak pada dindingnya mulai lunak dan lepas. Nafas masih bau dan lidah masih terasa tebal.

Seminggu kemudian (hari ke-8 sampai ke-15) merupakan tahap ketiga, ditandai dengan peningkatan energi, pikiran lebih jernih, dan tubuh terasa lebih fit. Bekas luka lama mungkin menganggu dan menimbulkan nyeri karena kemampuan menyembuhkan dari tubuh meningkat selama proses detoksifikasi ini. Sel-sel darah putih mengeluarkan zat yang dapat melarutkan sel-sel mati. Zat inilah yang menimbulkan rasa nyeri pada saraf di sekitar bekas luka tadi. Nyeri ini justru menjadi penanda bahwa proses penyembuhan hampir mencapai finish. Nyeri dan tegang juga muncul pada otot akibat iritasi toksin, terutama di kaki sebab toksin berkumpul di kaki. Persoalan lain yang muncul pada tahap ini adalah sariawan akibat bakteri berlebihan di mulut. Penyelesaiannya gampang: kumur dengan air garam. Sisa hari sampai detoksifikasi selesai adalah tahap keempat. Tubuh sudah beradaptasi dengan proses detoks sehingga energi pun meningkat dan pikiran lebih jernih. Pikiran jernih mungkin terasa setelah hari ke-20.

Emosi menjadi stabil, daya ingat dan konsentrasi meningkat. Tubuh telah bekerja pada kapasitas maksimum dalam mengganti sel-sel yang rusak. Keseimbangan homeostatik mencapai tingkat optimal. Sistem getah bening sudah bersih, namun lendir bisa saja masih keluar melalui hidung dan tenggorokan. Gangguan nafas sudah hilang, begitu juga lidah sudah normal, berwarna merah muda. Jadi, sudah pede lagi. Tahap kelima adalah buka puasa. Saat berbuka ini, makanan yang masuk akan melepaskan plak pada dinding usus yang sudah meluak. Toksin masuk ke darah dan keluar dari tubuh melalui usus besar. Empedu membuang ampasnya melalui cairan emped dalam jumlah besan dan menyebabkan ingin segera buang air besar setelah makan. Mungkin saja diikuti dengan diare. Jika tak nyaman bisa dibantu dengan colon hydrotherapy. Memang panjang dan tak nyaman (sepertinya) proses detoksifikasi. Namun ingatlah manfaat setelah itu: kulit menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut; berat badan turun; daya ingat meningkat; kadar gula darah, tekanan darah, fungsi liver, dan ginjal menjadi lebih baik; gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dan sebagainya hilang; dan masih banyak lagi.

Referensi