Topik ini sampai sekarang masih menjadi bahan diskusi yang menarik, baik di kalangan praktisi maupun di kalangan akademisi. Kalau saya melihatnya, semua tergantung kondisinya.
Perencanaan itu menjadi penting apabila kondisi yang kita hadapi beresiko (risky). Kondisi beresiko mempunyai arti kita bisa mendapatkan data dan informasi terkait dengan kondisi yang ada, tetapi kita tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Misalnya, saat ini kita sedang kuliah dan kita ingin mendapatkan nilai bagus plus lulus tepat waktu. Tetapi kita tidak dapat memastikan apakah kita benar-benar akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita harapkan. Kondisi ini adalah kondisi beresiko. Untuk lulus tepat waktu, kita butuh rencana berapa banyak SKS yang kita ambil per semester dan apa yang harus dilakukan agar semua matakuliah yang kita mabil bisa lulus. Rencana ini diperlukan karena kita tahu bahwa untuk menjadi sarjana harus lulus 144 SKS.
Tetapi ada kondisi dimana kita kesulitan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan. Kasus ini dinamakan kondisi yang tidak menentu (uncertain). Semakin tinggi ketidak-menentuan kondisi yang akan kita hadapi, maka semakin kecil peran perencanaan. Idiom “just do it” berlaku untuk kondisi ini.
Kondisi tidak pasti adalah sebuah kondisi dimana kita tidak dapat mengumpulkan informasi yang cukup untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ketika perencanaan dibuat maupun hasil yang akan kita dapatkan.
Misalnya, semua orang pasti mempunyai rencana untuk menikah, tetapi informasi terkait kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maupun hasilnya sangat sulit kita dapatkan. Kapan dan dengan siapa kita menikah merupakan kondisi yang tidak menentu (beda dengan kelulusan, kapan dan bagaimana kita lulus bisa kita prediksi hasilnya).
Untuk kondisi uncertain seperti ini, fokus kita adalah melakukan yang terbaik. Fokus pada prosesnya, dan terus belajar dari pengalaman.
So… tidak semua kegagalan karena tidak adanya perencanaan, semua tergantung kondisi yang ada. Asal jangan kebalik aja, untuk kondisi beresiko kita tidak membuat rencana, sedangkan kita membuat rencana untuk kondisi yang tidak menentu. Untuk kondisi yang beresiko, perencaan adalah hal yang penting. Tetapi untuk mencapai kesuksesan, yang lebih penting lagi adalah eksesuki dari apa yang kita rencanakan. Perencanaan tidak akan mempunyai arti apapun kalau rencana tersebut kita eksekusi dengan buruk.