Apakah Perbedaan Teks dan Naskah?


Sebenarnya teks dan naskah itu sama atau tidak? Ataukah teks bagian dari naskah? Atau sebaliknya?

Apa sebenarnya perbedaan teks dan naskah?

Perbedaan Teks & Naskah

Teks adalah kata-kata atau tulisan asli pengarang atau naskah asli yang ditulis oleh pengarang. Teks ini biasanya di tulis oleh pengarangnya dengan tulisan tangan lembar demi lembar hingga siap untuk dibaca. Setiap pengarang biasanya hanya membuat sebuah teks untuk kemudian disebarluaskan atau disosialisikan. Setelah selesai membuat karangan, bisanya energi seorang pengarang difokuskan untuk karya berikutnya.

Ketika teks tersebut telah sampai di masyarakat muncullah kegiatan lain, yaitu pembacaan teks yang dilakuan oleh masyarakat. Peristiwa pembacaan tersebut mendorong munculnya peristiwa lain, yaitu keinginan-keinginan untuk menggandakan atau menyalin teks tersebut dengan berbagai macam alasan.

Oleh Sulastin-Soetrisno, alasan untuk menggandakan teks tersebut adalah sebagai berikut :

  • Ingin memiliki sendiri teks tersebut;
  • Kekhawatiran terjadi sesuatu dengan teks atau naskah asli, misalnya hilang,terbakar, ketumpahan benda cari dan lain sebagainya;
  • Tujuan magis, yaitu dengan menyalin naskah tertentu orang akan merasa mendapat kekuatan magis dari teks yang disalin itu;
  • Naskah dianggap penting untuk disalin karena tujuan politik agama, pendidikan, dan sebagainya.

Proses penggandaan atau penyalinan teks (naskah asli) disebut juga sebagai penurunan atau tradisi teks. Penurunan teks tidak hanya terjadi pada teks atau naskah asli tetapi juga terjadi pada naskah turunan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Pada proses ini, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Kemungkinan yang paling sering terjadi adalah naskah turunan mengalami perubahan baik yang berupa kesalahan penyalinan atau bahkan sengaja diubah oleh penyalin karena berbagai alasan.

Bentuk kesalahan penyalinan atau perubahan setidaknya ada dua pola, yaitu bentuk perubahan karena ketidaksengajaan dan bentuk perubahan karena adanya kesengajaan. Bentukbentuk perubahan karena ketidaksengajaan antara lain ialah adanya beberapa bagian yang ditanggalkan (lakuna), huruf yang hilang (haplografi), penyalinan maju dari perkataan ke perkataan yang sama (saut du même au même) suatu kata, suatu bagian kalimat, beberapa baris, atau satu bait terlampui, atau sebaliknya ditulis dua kali (ditografi), atau ada tambahan (interpolasi). Bentuk perubahan karena adanya kesengajaan biasanya karena adanya beberapa tujuan seperti politik, ideologi, budaya, dan sebagainya.

Secara teoretis, semakin tinggi frekuensi penyalinan atau penurunan naskah semakin tinggi pula intensitas perubahannya. Teks atau naskah asli mungkin diturunkan lebih dari satu kali. Artinya, kemungkinan perubahannyapun lebih dari satu kali. Di samping itu, naskah turunan tersebut juga berkemungkinan untuk diturunkan lagi lebih dari satu kali. Dengan demikian, sebuah teks atau naskah asli bisa diturunkan menjadi anak, cucu, cicit dan seterusnya. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa tingkat intensitas perubahan sangat ditentukan oleh frekuensi penyalinan.

Peristiwa di atas mengakibatkan setiap naskah mempunyai perbedaan dengan naskah yang lain. Akibatnya, teks atau naskah asli yang jumlahnya hanya satu tidak dapat teridentifikasi lagi. Dalam penelitian filologi, teks atau naskah asli selanjutnya dijadikan hipotesis atau dugaan. Dengan demikian, teks atau naskah asli menjadi abstrak sedangkan yang kongkret adalah naskah turunannya. Teks atau naskah asli dalam posisi seperti di atas sering juga disamakan dengan bahan cerita (story atau fabula), sedangkan naskah turunannya yang bermacam-macam disamakan dengan cerita yang tertulis atau wacana (discourse atau syuzet). Teks atau naskah asli baru dapat ditemukan setelah dilakukan rekonstruksi penelusuran penurunan teks berdasarkan atas ciri-ciri perbedaan dan persamaan naskah yang terdapat dalam setiap naskah variabel yang ditemukan.

Tekstologi

Tekstologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk teks, yaitu meliputi penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya. Untuk memahami penjelmaan dan penurunan teks, peneliti harus memahami terlebih dahulu karakteristik penurunan teks berikut dengan karakteristik tiap-tiap jenis teks, sedangkan untuk menafsirkan eksistensi teks berikut dengan pemahaman isinya peneliti hendaknya memahami penelitian teks.

Karakteristik Penurunan Teks

Teks sebagaimana pengertian yang telah dibahas pada bab terdahulu adalah kata-kata atau tulisan asli pengarang atau naskah asli yang ditulis oleh pengarang. Dari karya pertama tersebut kemudian diturunkan untuk berbagai kepentingan. Kepentingan yang pertama adalah kepentingan yang diinginkan oleh pengarangnya sendiri, yaitu untuk mempublikasikan atau mensosialisasikan hasil karyanya tersebut. Kepentingan kedua adalah kepentingan yang dikehendaki oleh pendengar atau pembaca karya tersebut karena ingin memiliki sendiri sebuah teks.

Karakteristik penurunan teks yang berasal dari pengarang ada empat model. Model pertama, teks sejak pertamakalinya memang berupa teks lisan. Model kedua, Teks yang semula oleh pengarangnya diproduksi secara lisan tersebut kemudian oleh pengarangnya diproduksi secara tulis. Model Ketiga, teks sejak pertama memang berupa teks tulis. Model keempat, teks yang berupa karya tulis tersebut kemudian oleh pengarang disosialisasikan atau diproduksi lagi dalam bentuk lisan ketika pengarang tersebut diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya.

Karakteristik penurunan teks yang dilakukan oleh pembaca atau pendengar secara paradigmatik ada tiga model sebagai berikut. Model pertama, teks yang diproduksi oleh pengarangnya secara lisan oleh pendengarnya kemudian diturunkan secara tulis yaitu dengan menyalin atau mencatat semua yang didengar dari pengarangnya. Teks yang diturunkan dengan cara seperti ini oleh pendengarnya banyak mengalami perubahan sesuai dengan kemampuan mendengar dan menulis dengan cepat dan tepat yang dimiliki pendengar. Model kedua, Teks yang diproduksi oleh pengarangnya berupa teks tulis oleh pembacanya kemudian diturunkan secara lisan. Model ketiga, teks yang berupa teks tulis kemudian oleh pembacanya diturunkan secara tertulis juga.

Referensi

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/DIKTAT~Filologi_2.pdf