Apakah perayaan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah bid’ah?

Salah satu ajaran-ajaran Wahabi menilai bahwa acara-acara perayaan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah bid’ah. Bagaimana pandangan dan pendapat Anda?

Mencintai dan memuliakan Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu prinsip agama Islam dan perintah yang dianjurkan dalam agama Islam. Tidak ada seorang pun yang menolaknya. Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan sikap nyata untuk memuliakan dan menghormati Nabi Muhammad SAW. Bahkan, meskipun tidak ada laporan mengenai perayaan kelahiran Nabi pada masa-masa awal Islam, namun perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai wujud untuk menghormati beliau tentu bukan merupakan bid’ah.

Terkait dengan hal ini sejarah mencatat bahwa pada zaman sejak dahulu, kaum Muslimin dunia mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan para khatib menyanjung kebaikan-kebaikan dan kemuliaan-kemuliaan kepirbadian Nabi Muhammad SAW.

Perlu dicatat bahwa penghormatan dan ungkapan rasa terima kasih merupakan salah satu prinsip Islam, al-Quran telah mengakuinya dan tidak ada seorang pun yang bisa mengingkarinya:

Maka orang-orang yang beriman kepadanya, mendukungnya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. “ (Al-A’raf [7]:156)

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kaum Muslimin:

  1. Amanu bihi”: Berimanlah kepada Nabi Muhammad SAW
  2. "‘Azzuruhu”: Dukunglah Nabi Muhammad SAW
  3. Wanasharuhu”: Tolonglah ketika beliau menghadapi kesusahan
  4. "Wattaba’unnuralladzi unzila ma’ahu”: Ikutilah al-Quran yang telah diturunkan kepadamu.

Hampir sama dengan kandungan ayat ini, dalam surah Fath ayat 9 juga dianjurkan melakukan hal ini,

supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.

Mengingat bahwa dua ayat di atas menghormati dan memuliakan Nabi Muhammad SAW sebagai kewajiban, apakah acara-acara yang diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan merupakan cara untuk memenuhi perintah ke dua ayat ini?

Jelaslah bahwa jawabannya iya, dan setiap orang yang melihat acara ini maka hal itu adalah bentuk-bentuk untuk mewujudkan kasih sayang, menghormati dan memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Oleh itu, amalan kaum muslimin yang memiliki dasar dalam Al-Quran dan prinsip-prinsip samawi ini, maka bukanlah bid’ah. Bid’ah adalah aktivitas-aktivitas yang baru muncul, tidak memiliki dasar dan asas.

Terkait dengan permasalahan bahwa hari kelahirannya dijadikan sebagai hari raya, apa salahnya? Apakah kelahiran Nabi tidak lebih berharga dari pada turunnya maidah atas khawariyun dan mereka menjadikan hari raya pada hari itu?

Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barang siapa di antara kamu yang sesudah (hidangan itu turun), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (Surat Al-Ma’idah Ayat 115)

Sesungguhnya apabila hari turunnya hidangan (nikmat yang terbatas dan cepat hilang) layak dijadikan sebagai hari perayaan selama bertahun-tahun, mengapa kelahiran Nabi Muhammad SAW atau hari mab’atsnya yang merupakan nikmat besar dan abadi Ilahi bagi manusia tidak lebih layak untuk dihormati?

Oleh itu, setiap kali kaum Muslimin dalam setiap hari dan setiap bulan atau setiap tahun sekali mengadakan majelis-majelis yang di dalamnya berisi untuk mengingatkan kembali keutamaan-keutamaan Nabi Muhammad SAW, membacakan ayat-ayat yang berkenaan dengan beliau, membacakan syair-syair pujian kepadanya, pada hakekatnya ia telah melakukan perintah Allah SWT untuk memuliakan dan menghormati Nabi Muhammad SAW dan sebab bahwa hanya hari kelahirannya saja yang dikhususkan untuk memperingati hal ini adalah bahwa hari kelahirannya adalah nikmat yang besar, oleh itu, sangat baik jika pada hari mengadakan perayaan kelahirannya tanpa menisbatkan perayaan kepada ketentuan-ketentuan syara’, namun pemilihannya karena pilihan faktor-faktor tertentu dan tidak berkaitan dengan masalah-masalah syara’.

Berdasarkan dalil-dalil yang ada dalam al-Quran tentang penghormatan Nabi Muhammad SAW, pelaksanaan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tanpa adanya disertai kemaksiatan di dalamnya tentu merupakan contoh yang paling baik dari bentuk-bentuk pengormatan dan usaha memuliakan Nabi Muhammad SAW.