Apakah Peran dan fungsi perawat jiwa?

Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan.

Apakah Peran dan fungsi perawat jiwa ?

Peran dan fungsi perawat jiwa saat ini telah berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya (Stuart, 2002). Peran perawat jiwa sekarang mencakup parameter kompetensi klinik, advokasi pasien, tanggung jawab fiskal(keuangan), kolaborasi profesional, akuntabilitas (tanggung gugat) sosial, serta kewajiban etik dan legal. Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa perawat dituntut melakukan aktivitas pada tiga area utama yaitu:

  1. aktivitas asuhan langsung,
  2. aktivitas komunikasi, dan
  3. aktivitas pengelolaan/penatalaksanaan manajemen keperawatan.

TABEL Domain Aktivitas Keperawatan Jiwa
image
image
Sumber: Hamid, 2008.

Meskipun tidak semua perawat berperan serta dalam semua aktivitas, mereka tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten dari perawat jiwa. Selain itu, perawat jiwa harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut.

  1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.

  2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.

  3. Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus, seperti mengorganisasi, mengkaji, negosiasi, koordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu dan keluarga.

  4. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan kelompok untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental termasuk pemberi pelayanan terkait, teknologi, dan sistem sosial yang paling tepat.

  5. Meningkatkan, memelihara kesehatan mental, serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.

  6. Memberikan asuhan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik dengan masalah psikologik dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.

  7. Mengelola dan mengoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

Dalam menjalankan peran fungsinya, perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga, dan komunitas. Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan, dapat meliputi status kesehatan, status fungsional, kualitas kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respons koping, serta kepuasan terhadap tindak penanggulangan.

Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik, intervensi, dan proses pemberian asuhan. Berbagai hasil dapat dievaluasi mencakup indikator-indikator klinik, fungsional, finansial, serta perseptual kepuasan pasien dan keluarga seperti pada tabel berikut.

TABEL Indikator Hasil Tindakan Keperawatan Jiwa
image
Sumber: Hamid, 2008.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional yang didasarkan pada ilmu perilaku dan ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).

Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa, perawat jiwa dapat melakukan aktivitas pada tiga area utama (Stuart dan Sundeen,1995), yaitu :

  • Aktivitas memberikan asuhan keperawatan langsung kepada klien.
  • Aktivitas komunikasi
  • Aktivitas dalam pengelolaan (manajemen keperawatan)

Dalam hubungan antara perawat dengan klien, elemen peran keperawatan jiwa meliputi:

  • Kompetensi klinik
  • Advokasi klien dan keluarga klien
  • Tanggung jawab fiskal (keuangan)
  • Kerjasama antara disiplin ilmu bidang keperawatan
  • Tanggung gugat sosial
  • Parameter etik legal

Oleh karena itu, peran perawat dapat dibedakan pada masing-masing tingkat pelayanan kesehatan jiwa, yaitu :

  • Peran dalam prevensi primer

    1. Memberi penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa.
    2. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan, tingkat kemiskinan, dan pendidikan.
    3. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal, pertumbuhan dan perkembangan , dan pendidikan seks.
    4. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum gangguan jiwa terjadi, berdasarkan pada stresor dan perubahan kehidupan yang potensial.
    5. Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri dimasa mendatang.
    6. Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga dan meningkatkan fungsi kelompok.
    7. Aktif dalam kegiatan masyarakat dan politik yang berkaitan dalam kesehatan jiwa
  • Peran perawat dalam prevensi sekunder

    1. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.
    2. Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah
    3. Memberi pelayanan kedaruratan psikiatri
    4. Menciptakan lingkunagn terapeutik.
    5. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
    6. Memberi pelayanan pencegahan bunuh diri
    7. Memberikan konsultasi
    8. Melaksanankan intervensi krisis
    9. Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok pada berbagai tingkat usia.
    10. Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yang telah teridentifikasi masalah yang dialaminya.
  • Peran perawat dalam prevensi tersier

    1. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi
    2. Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari fasilitas kesehatan jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas.
    3. Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan rawat siang) pada klien.