Apa Keuntungan Memberikan Penghargaan Verbal Kepada Orang Lain?

Masih banyak mindset bahwa memberikan penghargaan harus dalam bentuk materi, sehingga penghargaan verbal (pujian) menjadi kurang populer. Apa Keuntungan Memberikan Penghargaan Verbal Kepada Orang Lain?

Penghargaan verbal sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang. Tidak ada seorangpun yang tidak suka dipuji, tetapi banyak orang yang “jarang” memberikan pujian terhadap orang lain, walaupun hanya sekedar memberikan ucapan “terimakasih”

Sejatinya, ketika kita memberikan pujian kepada orang lain, maka selain hal tersebut berdampak positif terhadap orang lain, tetapi juga akan berdampak positif terhadap diri sendiri.

Misalnya mengucapkan terima kasih. Walaupun hanya dua kata, tetapi manfaatnya luar biasa bagi kesehatan mental.

Psikolog Dr Cynthia McVey dari Glasgow Caledonian University menambahkan, ucapan terima kasih bukan hanya bermanfaat pada diri sendiri, tetapi juga bagi orang yang mendapat ucapan terima kasih.

“Jadi jika Anda tidak memiliki uang untuk disumbangkan ke badan amal atau tidak memiliki waktu menjadi sukarelawan, memberikan senyuman dan berterima kasih merupakan cara mudah untuk membuat perbedaan kecil bagi diri sendiri dan orang lain setiap hari,” kata Cynthia, Daily Mail.

Peneliti mengatakan, orang yang depresi umumnya takut mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya kepada orang lain. Dengan berani mengucapkan rasa terima kasih, mereka jadi lebih berani membuka diri pada orang lain.

Terima kasih adalah apreasiasi terhadap kebaikan, membuat seseorang merasa bersyukur karena mendapat kebaikan.

Dengan begitu, mengungkapkan rasa terima kasih membantu seseorang yang depresi untuk melihat sesuatu ke arah yang lebih positif. Mereka jadi tak mudah mengalami stres dan gejala kecemasan.

Ya, penting, terutama dalam pembelajaran. Karena penghargaan verbal memiliki tujuan sebagai berikut :

Dalam pemberian penguatan, perlu diketahui tujuan yang akan diperoleh. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya guru tidak sekedar memberikan penguatan saja, akan tetapi mengetahui benar tujuan yang harus dicapai. Karena dengan tujuan itu sendiri akan menjadi arah bagi guru dalam melangkah. Secara garis besar pemberian penguatan sebagai respon positif bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan perbuatan positif yang siswa lakukan dalam kegiatan belajarnya, sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapainya.

Secara terperinci Saidiman(1997) dalam Uno (2010) menyatakan bahwa keterampilan memberikan penguatan bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan perhatian siswa
  2. Melancarkan atau memudahkan proses belajar
  3. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
  4. Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif
  5. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar
  6. Mengarahkan pada cara berpikir yang baik/divergen dan inisiatif pribadi

Sedangkan penghargaan yang menjadi bagian dalam penguatan memiliki tiga peranan penting dalam kegiatan mengajar bagi siswa agar berperilaku sesuai dengan aturan yang telah disetujui. Menurut Hurlock (2008) peranan penguatan adalah sebagai berikut.

  • Pertama, penghargaan mempunyai nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa bahwa hal itu baik. Sebagaimana hukuman mengisyartakan pada anak bahwa perilaku mereka itu buruk, demikian pula penghargaan mengisyaratkan pada mereka bahwa perilaku itu baik. Dan seperti halnya hukuman, bila penghargaan bervariasi intensitasnya agar sesuai dengan usaha anak untuk berperilaku menurut standar yang disetujui secara sosial, nilai edukatif penghargaan itu meningkat.

  • Kedua, penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial. Karena anak bereaksi dengan positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, di masa mendatang, mereka berusaha untuk berperilaku dengan cara yang lebih banyak memberinya penghargaan.

  • Ketiga, penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tiasanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulang perilaku ini. Biala anak harus belajar berperilaku dengan cara yang disetujui secara sosial, ia harus merasa bahwa berbuat demikian cukup menguntungkan baginya. Karenannya penghargaan harus digunakan untuk membentuk sosialisasi yang menyenangkan dengan perilaku yang diinginkan.

Selanjutnya menurut Marno dan Idris (2008) menjelaskan bahwa,

“Pemberian penguatan apabila dilakukan dengan cara dan prinsip yang tepat dapat mengefektifkan pencapaian tujuan penggunaannya. Adapun tujuan penggunaan penguatan adalah:
1. Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar
2. Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa
3. Mengarahkan pengembangan berpikir siswa ke arah berpikir divergen
4. Mengatur dan mengembangkan diri anak sendiri dalam proses belajar
5. Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif”.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Mulyasa (2010) yang mengatakan bahwa penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif.

Dari pendapat tersebut, secara garis besar pemberian penguatan bertujuan untuk:

  • Meningkatkan motivasi dan atusias siswa dalam belajar,

  • Mengontrol perilaku yang negatif,

  • Menumbuhkan rasa percaya diri siswa, dan

  • Memelihara iklim kelas yang kondusif.