Apakah penting akses (transportasi, informasi, dll) untuk pemerataan sehingga dapat mencapai ketahanan pangan?

Mau tanya dong ka, apakah akses pangan itu penting dalam ketahanan pangan?

1 Like

mencoba untuk menjawab yah, menurut saya akses pangan sangatlah penting untuk ketahanan pangan. Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga. penyebab kelaparan dan malagizi sering kali bukan disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan namun ketidakmampuan mengakses bahan pangan. untuk itu perlunya pemerataan akses bahan pangan antar suatu wilayah agar tidak ada wilayah yang kesulitan untuk mengakses bahan pangan.

Mau izin berpendapat, menurut saya ketahanan pangan belum tercapai saat ketersediaan pangan saja yang terpenuhi. Ketahanan pangan akan tercapai ketika akses terhadap pangan tersebut memadai serta penyerapan pangannya dapat berlangsung secara baik. Kondisi inilah yang belum tercapai di banyak kabupaten di Indonesia. Ketersediaan pangan yang memadai bahkan berlebih tidak disertai dengan akses pangan yang memadai. Hal ini berakibat pada penyerapan pangan yang tidak maksimal sehingga banyak kabupaten di Indonesia yang belum mampu mencapai ketahanan pangan meskipun telah mencapai surplus pangan.

Ketahanan pangan setidaknya mengandung dua unsur pokok, yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan aksebilitas masyarakat terhadap pangan yang memadai, dimana kedua unsur tersebut harus terpenuhi. Maka dari itu, akses pangan dalam hal pemerataan ketahanan pangan merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan selain ketersediaan pangan. Indikator ketahanan pangan dapat dikelompokkan ke dalam tiga faktor, yaitu:

  • faktor ketersediaan: harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat
  • faktor akses pangan : kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya. Akses pangan meliputi:
    • akses ekonomi, tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja, dan harga.
    • akses fisik, menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi)
    • akses sosial. menyangkut tentang preferensi pangan.
  • faktor penyerapan pangan : penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi dan gizi, air, dan kesehatan lingkungan.

Maka dari itu, akses transportasi, informasi, teknologi sangat penting dalam pemerataan dari sisi kebutuhan dan pemanfaatan pangan. Hal tersebut dikarenakan pemenuhan kebutuhan pangan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Luas wilayah Indonesia secara geografis menjadi penyebab adanya perbedaan antara satu wilayah dan yang lainnya. Sehingga akses transportasi, informasi, teknologi sangat penting dalam pemerataan pemenuhan kebutuhan pangan dalam mencapai kebutuhan pangan.

Referensi

Mun’im. A. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Ketersediaan, Akses, Dan Penyerapan Pangan Terhadap Ketahanan Pangan Di Kabupaten Surplus Pangan: Pendekatan Partial Least Square Path Modeling (An Analysis of Factors Influencing Food Availability, Access, and Absorption Factors on Food Security in Food-Surplus Regencies: A Partial Least Square Path Modeling Approach). Direktorat Neraca Produksi, Badan Pusat Statistik. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 30 No. 1

Nurhemi., Shinta, R.I., Soekro., Guruh S. R. (2014). Pemetaan Ketahanan Pangan Di Indonesia: Pendekatan Tfp Dan Indeks Ketahanan Pangan. Bank Indonesia.

Purwaningsih, Y. (2008). Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan, Kebijakan, Dan Pemberdayaan Masyarakat. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 1.

Suryana, A. (2014). Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025: Tantangan Dan Penanganannya (Toward Sustainable Indonesian Food Security 2025: Challenges and Its Responses). Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 32 No. 2.

Sangat penting kak. Ketika membahas tentang ketahanan pangan, pasti pangan tersebut harus benar-benar steril mikroba yang merugikan. Mikroba yang merugikan yaitu mikroba yang kehadirannya dalam pangan dapat mengubah sifat organoleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, mengubah bentuk dan susunan senyawa, serta menghasilkan toksin.
Pangan merupakan suatu ekosistem dan mikroorganisme memainkan peranan kunci dalam stabilitas ekosistem tersebut
Mikroorganisme masuk ke dalam ekosistem pangan dari tanah, pemanenan, penanganan, pengolahan, penyimpanan, dan pengemasan
Maka dari itu, biopreservatif pangan sangat perlu diterapkan. Diantara adalah fermentasi pangan dapat menghasilkan beberapa jenis metabolit yang mempunyai sifat antimikroba.
Berikut adalah contoh biopreservatif pangan:

  1. Biopreservasi pangan dengan sel hidup bakteri asam laktat - Penambahan bakteri asam laktat pada daging segar, panganan laut, telur cair, dan beberapa produk olahan daging seperti bacon dapat menghambat pertumbuhan Clostridium botulinum, Salmonella serovars, dan Staphylococcus aureus
  2. Biopreservasi asam organik - Penggunaan asam asetat digunakan pada pencucian karkas
  3. Biopreservasi diasetil - Diasetil dapat dikonversi menjadi asetoin yang mempunyai efek antibakteri lebih rendah sehingga dapat menimbulkan kesulitan pada penggunaan diasetil dalam produk pangan yang dikemas hampa udara
  4. Biopreservasi hidrogen peroksida - H2O2 : pengoksidasi kuat dan digunakan untuk mengendalikan bakteri, fungi, dan virus termasuk bakteriofag
    Kondisi anaerobik, jumlah H2O2 yang dihasilkan.

Pustaka:
Mangunwidjaja, D dan I. Sailah. 2002. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya.
Priyanto G. 1988.Teknik Pengawetan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. UGM.4.
Syarief R dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. PAU Pangan dan IPB.

1 Like