Apakah pengaruh Analgesik pada pendengaran?

Analgesik

Penggunaan obat analgesik NSAID atau acetaminophen dapat sedikit meningkatkan risiko gangguan pendengaran pada perempuan lansia, menurut data dari Nurses’ Health Study (NHS).

Meski efeknya tidak besar, namun karena penggunaan analgesik di seluruh dunia sangat tinggi, peningkatan kecil risiko ini dapat memiliki pengaruh besar dalam kesehatan masyarakat, menurut dr. Brian Min-Hann Lin dari Boston, Massachusetts.

“Bila ditemukan hubungan sebab-akibat, maka hilangnya pendengaran dapat dicegah.” lanjutnya.

NHS telah memulai penelitian tersebut sejak tahun 1990, berupa kuisioner tentang analgesik golongan NSAID, aspirin, dan acetaminophen setiap dua tahun sekali. Pada tahun 2012, kuisioner juga ditambahkan pertanyaan mengenai hilangnya pendengaran dan waktu onsetnya untuk Conservation of Hearing Study (CHEARS). Peneliti menganalisa data dari 55.850 partisipan, dengan menyaring partsipan dari orang dengan pendengaran hilang sebelum 1990 atau orang dengan riwayat kemoterapi untuk kanker selain kanker kulit non-melanoma.

Mekanisme dari obat analgesik tersebut dapat mengganggu fungsi pendengaran, seperti merusak fungsi outer hair cell, mengurangi suplai darah ke koklea, dan menginhibisi cyclooxygenase. Acetaminophen dapat membuat koklea rentan terkena kerusakan akibat suara, dan pada hewan coba, ditemukan bhawa acetaminophen dan salah satu metabolitnya dapat menyebabkan ototoksisitas melalui mekanisme stress oksidatif.

Penelitian ini merupakan yang pertama dalam menemukan hubungan antara durasi penggunaan analgesik dengan kehilangan pendengaran pada wanita lansia. Namun penelitian ini belum mencakup berbagai ras selain lansia kaukasia. Laporan penggunaan analegsik dan kehilangan pendengaran yang didapat dari partisipasn juga dapat dianggap kurang kuat, karena perspektif tiap orang dapat berbeda.

Meskipun demikian, peneliti berpendapat bahwa penemuan ini tetap penting untuk mengetahui penyebab kehilangan pendengaran pada perempuan lansia yang ternyata dapat dicegah.

Sumber:
Medscape