Apakah overthinking dapat meningkatkan self improvement?

overthinking

“Siang makan nasi, kalau malam overthinking”

Hai! Siapa yang tak mengenal overthinking? Pasti hampir semua gen Z mengetahui apa itu overthinking. Jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia, Overthinking memiliki arti “pikiran yang berlebihan”. Pikiran yang berlebihan ini bisa mengakibatkan seseorang memiliki rasa cemas yang berlebihan, yang lebih dikenal sebagai anxiety .

Overthinking ini macam-macam bentuknya. Bisa kekhawatiran akan sesuatu, kehilangan sesuatu, atau berfikir sesuatu yang tak mungkin terjadi. Overthinking juga beresiko memberikan dampak negative jika tak dapat dikendalikan.

Namun tak selamanya overthinking memiliki sisi buruk, Overthinking sebenarnya merupakan hal yang normal dan wajar karena kita sebagai manusia suka berusaha mengendalikan dan memprediksi sesuatu. Pada batas normal, overthinking bisa membawa dampak positif, misalnya memberikan kita waktu dan kesempatan untuk membuat perencanaan serta mengantisipasi kegagalan.

Lantas, apakah overthinking bisa meningkatkan self-improvement? Bagaimana pendapat kalian?

Self-improvement merupakan segala bentuk tindakan yang diambil untuk meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), bakat, kemampuan, keterampilan bahkan kualitas hidup untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Mengembangkan diri ke arah yang lebih baik tentu menjadi keinginan setiap orang yang ingin menjadi sukses. Namun, jika hanya bermodalkan niat, tentu hasil tidak akan pernah tercapai tanpa sebuah aksi. Salah satu cara meningkatkan self-improvement ialah dengan overthinking. Berikut sisi positif dari overthinking.

  • Melihat suatu permasalahan dari banyak sudut pandang
  • Selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik
  • Menjadi seorang planner yang baik
  • Terobsesi untuk belajar banyak hal

Perlu digarisbawahi bahwa cara pandang atau cara berpikir orang lain pasti berbeda-beda. Overthinking mungkin menjadi hal buruk bagi banyak orang. Tetapi alangkah baiknya jika melihat sesuatu dari sisi positif dan menjadikannya berguna dalam kehidupan. Karena segala sesuatu pasti memiliki impact positif dan negative.

noted : overthinking yang dimaksud disini ialah memikirkan suatu hal yang positif sehingga mampu memberikan dorongan postif bagi kita

sekian dan terimakasih.

Sedikit koreksi, kalau kamu memaksudkan overthinking sebagai suatu hal positif mungkin kurang tepat. Kalau positive thinking atau critical thinking mungkin hal paling tepat untuk dikatakan meningkatkan self-improvement tersebut.

Selain itu, dilansir dari sepositif.com:

Dalam ilmu psikologi, overthinking adalah salah satu penyebab stres yang harus dihindari oleh banyak orang. Istilah ini sering digunakan untuk mereka yang terlalu banyak berpikir atau berpikir secara berlebihan, bahkan hal yang sepele pun dipikirkan terlalu dalam dan berlebihan

Jadi yang dimaksudkan overthinking itu pemikiran yang terlalu berlebihan, nah pemikiran yang berlebihan ini adalah salah satu pemicu stress. Dan banyak berpikir dengan overthinking tidak bisa disamakan ya. Jadi, intinya disini overthinking bukanlah cara tepat meningkatkan self-improvement, sebaliknya kalau kita mengurangi overthinking mungkin baru bisa dibilang self-improvement.

Ya, saya juga sangat setuju dengan pendapat saudara @johannesmarbun
Dalam aspek tersebut jelas bahwa over thinking merupakan suatu hal yang negatif
Jika yang dimaksud adalah suatu kewasdaan atau pun persiapan opsi alternatif untuk mencapai suatu tujuan saat opsi lain gagal.Saya juga merasa hal tersebut lebih cocok dengan critical thinking.

Memikirkan suatu hal secara berlebihan dan terus menerus atau dalam istilah psikologi disebut overthinking.

Pikiran yang konstan ini biasanya mencakup 2 pola pikir yaitu ruminating (merenungkan) dan worrying (mengkhawatirkan). Perenungan melibatkan kejadian di masa lalu, sedangkan kekhawatiran melibatkan kejadian-kejadian buruk yang mungkin terjadi di masa depan.

Untuk mencapai Self Improvment lebih tepatnya adalah crtitical thiking, dengan critical thingking kita tidak hanya bersandar pada apa yang ada namun juga mencari kebenaran dan sumber mengapa hal tersebut ada. Critical thinking sangat berguna dalam membantu memecahkan masalah dan menetapkan tujuan, karena dengan terlatih berfikir kritis kita mampu memilah dan menimbang mana yang baik dan tidak.

Saya setuju dengan pendapat teman-teman diatas bahwa overthinking justru akan memberikan dampak-dampak negatif pada diri kita. Seperti yang anda katakan

sehingga overthinking harus cepat-cepat dialihkan dengan pikiran-pikiran positif (positive thinking) maka individu tersebut baru dapat melakukan self-improvement dengan baik.

Menurut aku ngga sama sekali. Overthinking cuma ninggalin dampak negatif aja buat tubuh dan pikiran kita. Sebagai seorang overthinker, aku sering banget mikirin hal terlalu jauh yang belum tentu itu akan terjadi dan akhirnya aku sendiri yang stres dan cemas. Justru untuk meningkatkan self improvement kita harus lebih banyak melakukan kegiatan positif kayak olahraga, baca buku dan belajar hal baru. Jadi menurut aku overthinking sama sekali gak bisa ningkatin self improvement karena itu cuma menjerumuskan kita ke pikiran-pikiran negatif.

Orang yang overthingking disebut sebagai overthinker , hal tersebut memberikan dampak positif dan juga negatif tergantung dari intensitasnya. Namun yang menjadi perhatian adalah self improvement adalah sebuah keharusan, tanpa harus menunggu overthinking.
Menurut saya, overthinking ini jangan pula dianggap sepele, apabila kita terus menerus mengalami overthinking, hal itu tidak baik untuk kesehatan jiwa. Dengan berjalannya waktu, kita akan menemukan sendiri momen yang membuat kita tersadar bahwa langkah-langkah kecil yang kita lakukan menuntun pada tujuan hidup secara perlahan dan tanpa perlu kita pikirkan setiap saat.

Benar memang overthinking jika dilakukan terus menerus atau dalam intensitas yang berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan mental. Namun pendapat saya pribadi, overthinking terkadang juga membawa dampak yang baik bagi suatu perencanaan atau self-improvement

Stres yang diakibatkan oleh overthinking akan mengarah pada 2 jenis stres, yaitu eustress (stres yang bersifat positif) dan distress (stres yang bersifat negatif). Overthinking yang mengarah pada self-improvement yaitu yang dapat menimbulkan dampak eustress. Sebagai contoh, A adalah seorang mahasiswa, sebelumnya dia merupakan mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang). Kemudian dia overthinking terhadap dirinya sendiri yang membuat dia merasa harus memiliki progress dalam dirinya. Sehingga dia memilih ikut organisasi kampus/non-kampus di semester selanjutnya. Tentu stres awal yang dirasakan A adalah hal yang terjadi akibat overthinking, namun stres tersebut membawa ke hal yang bersifat positif.

Intinya, bagaimana kita menyikapi stres dan pikiran kita terhadap suatu hal adalah kuncinya. Jika dirasa diri kita belum mampu untuk menyikapi dengan lebih bijak dan positif, kita bisa meminta bantuan orang lain yang dirasa mampu.