Sebagai orang Indonesia, nasi menjadi makanan pokok yang menjadi rutinitas untuk dikonsumsi setiap harinya. Bahkan sebagian besar dari mereka tidak akan mengatakan sudah makan, ketika mereka belum mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Berbeda dengan negara lain seperti Eropa yang makanan pokoknya berupa kentang. Sebagian banyak orang mengatakan bahwa nasi menjadi faktor utama penyebab kegemukan, sehingga tidak jarang orang yang melakukan diet menghindari untuk mengkonsumsi nasi putih dan menggantinya dengan beras merah karena mengandung serat yang tinggi sehingga membuat orang akan kenyang lebih lama, dibandingkan dengan mengkonsumsi beras putih.
Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas (Kurdanti, et al., 2015). Pernyataan tersebut juga didukung oleh Hendra et al., (2016) yang menungkapkan bahwa remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderng mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas sehingga menyebabkan menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan. Selain itu, juga disebutkan pada hasil penelitian yang sama bahwa faktor psikis mempengaruhi terjadinya obesitas pada remaja yaitu 7 orang remaja dengan presentase 14% dari hasil penelitian pada 50 orang remaja obesitas, stress atau mengalami kekecewaan. Sehingga hal ini mempengaruhi peningkatan nafsu makan, gangguan pola makan akibat stress. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi terjadinya ketidakseimbangan antara pola makan dan perilaku makan, terutama dengan adanya perubahan gaya hidup di era modern ini. Contohnya seperti menjurus westernisasi yang berakibat masyarakat merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolestril, terutama pada makanan siap saji yang dapat meningkatkan resiko obesitas (Mokolensang, et al., 2016)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi nasi bukan satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan berat badan, jika porsi makannya diatur dengan baik dan tidak berlebihan. Namun, faktor yang menyebabkan kelebihan berat badan dapat dipengaruhi oleh rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin.
Sumber
Hendra, Christine. Manampiring, Aaltje E. Budiarso, Fona. 2016. Faktor-Faktor Risiko Terhadap Obesitas Pada Remaja Di Kota Bitung. 4(1)
Kurdanti, Weni. dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Obesitas Pada Remaja. 04(11): 179-190
Mokolensang, Olivia G. Manampiring, Aaltje E. Fatimawali. 2016. Hubungan Pola Makan dan Obesitas pada Remaja di Kota Bitung. 4(1)