Apakah MVP bisa disalahgunakan pada saat proses pengembangan?

Minimum Viable Product (MVP) merupakan produk dengan spesifikasi seminimal mungkin dan pembuatan secepat mungkin, namun mampu melayani kebutuhan inti pengguna semaksimal mungkin. Tetapi apakah anda mengetahui tentang resiko dan masalah yang akan anda hadapi selama proses pengembangan MVP?

Dalam panduan pengembangan MVP, anda dapat mengetahui semua detail penting untuk membangun MVP dan menguji produk anda sebelum peluncuran produk dengan versi lengkap. Tetapi anda juga harus tahu tentang tanda-tanda penyalahgunaan MVP dan cara mencegahnya.

Berikut adalah tanda-tanda penyalahgunaan MVP :

  1. Scope Negotiation
    Daripada hanya membahas proses validasi eksperimen, akan lebih baik jika merundingkan ruang lingkupnya juga. Ruang lingkup MVP berkaitan dengan fungsionalitas dan fungsi suatu produk. Jika ruang lingkup sudah didefinisikan dengan jelas, maka dapat dilanjutkan ke tahap proses perancangan.

  2. Just a Single MVP
    MVP adalah sebuah proses, bukan tujuan. Anda tidak “mencapai MVP”. Tidak ada istilah “MVP-nya” dan “sisa produk”. Karena hal tersebut mengasumsikan bahwa produk anda hanya akan mencapai titik tertentu lalu selesai, yang berarti tidak ada ruang untuk perbaikan, tidak ada lagi pembelajaran, dan tidak ada lagi fitur. Oleh sebab itu, proses sangat diutamakan dalam MVP karena berkaitan dengan validasi konsumen dan pangsa pasar.

  3. Phrases like “beta” and “alpha”, or “phase 1, 2, n, …”
    Kalimat di atas menunjukkan bahwa pekerjaan tambahan telah direncanakan jauh sebelumnya dan terlepas dari apa yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Namun di satu sisi, jika kita tidak belajar, kita tidak bisa berkembang.

  4. No Validation No Data
    Jika hipotesis anda tidak memiliki data, kemungkinan kesimpulannya sudah tercapai, atau setidaknya akan tercapai tanpa validasi yang tepat. Oleh sebab itu, anda harus mencatat hipotesis anda terlebih dahulu. Jangan sampai terpengaruh oleh prasangka yang disebabkan oleh teori post-hoc.

Ketika kita melihat dua kejadian yang terjadi secara berturut-turut, kita cenderung akan mengasumsikan bahwa kejadian pertama mempengaruhi kejadian kedua, padahal asumsi tersebut tidak selamanya benar. Itulah yang dinamakan teori post-hoc. Teori post-hoc adalah teori yang berisi sekumpulan pernyataan tentang sebab akibat.

http://syndicode.co/2018/01/02/signs-of-mvp-abuse/