Apakah Minimum Viable Product (MVP) sama dengan business plan?

Menurut idseducation.com Minimum Viable Product adalah produk web atau aplikasi dengan spesifikasi seminimal dan pembuatan secepat mungkin, namun mampu melayani kebutuhan inti pengguna semaksimal mungkin. Maka dari itu MVP biasanya dilakukan di awal sebagai sebuah perencanaan. Lalu apakah MVP sama dengan business plan atau business case?

MVP adalah iterasi pertama dari ide Anda yang berbentuk tangible, sebuah produk yang siap dihadapkan dengan pelangga. Namun, sebuah MVP diharapkan hanya berupa sedikit dari ide Anda sepenuhnya. Tujuan utama MVP adalah untuk mengetahui apakah ada pasar di luar sana untuk solusi atau produk Anda. Business plan adalah pernyataan formal dari sebuah tujuan bisnis, alasan tujuan itu dapat dicapai dan rencana untuk mencapainya. Business Plan lebih kepada peta detail rute tujuan perusahaan Anda dan pencapaian yang harus Anda dapatkan selama rute itu berjalan. Maka dari itu MVP dan business plan menyajikan hal yang berbeda.

Lalu manakah yang lebih dulu, MVP atau business plan?

Jika dilihat dari beberapa contoh start up yang sukses seperti Blackberry. Founder Blackberry, Lazaridis, merupakan mahasiswa teknik ketika menemukan RIM setelah merespon terhadap permintaan proposal dari GM untuk bekerja di jaringan komputer sistem kontrol display. Lazaridis membuatnya tanpa business plan. Contoh lain adalah Achievers. Achievers ditemukan oleh Razor Suleman, lulusan sarjana bisnis. Bisa diasumsikan bahwa pada kasus ini business plan dilakukan terlebih dahulu baru MVP.

Tapi, jika hanya melihat dari contoh di atas tanpa adanya pengalaman yang dilakukan sendiri, mana yang lebih penting atau lebih dulu tidak akan terjawab. Sesuatu yang user dapat berinteraksi, pegang dan rasakan akan lebih akurat daripada ramalan tentang kesuksesannya dibandingkan ide yang hanya berupada kata-kata.

Business Development Manager di IDEO mengatakan bahwa MVP memiliki kemampuan untuk menyediakan pandangan tentang model bisnis Anda. MVP menguatkan pengujian Anda, dengan beberapa derajat kesuksesan, segment pelanggan Anda, strategi biaya, UVP dan sebagainya. Ia juga mengatakan bahwa business plan yang berkembang sesudah produk MVP diluncurkan lebih konkrit terhadap kenyataan. Perusahaan dengan business plan yang jelek tetapi MVP yang baik memiliki kesempatan lebih tinggi untuk sukses dibandingkan perusahaan dengan MVP jelek dan business plan yang sempurna.

Sumber