Ketika mendirikan sebuah organisasi, perusahaan, atau universitas, maka para pendiri biasanya akan menggagas impian atau tujuan yang ingin dicapai. Selain tujuan utama, biasanya mereka memiliki gagasan mengenai target-target jangka pendek dan target jangka panjang. Untuk mewujudkan semua itu, perlu ada gagasan tertulis di dalam sebuah sistem manajemen. Visi dan misi masuk dalam bentuk-bentuk gagasan atau pedoman tertulis tersebut.
Namun, selain didokumentasi secara tertulis, apakah penting untuk mengkomunikasikan visi tersebut kepada seluruh lapiran dalam organisasi? Terimakasih
Menurut Risk Management Training and Certification Institution, Global Association of Risk Professionals (GARP) telah melakukan sebuah survey kepada 1.400 manajer dan menemukan bahwa komunikasi menjadi tugas terpenting para pemegang kendali perusahaan. Hasil interpretasi analisa risiko, pembentukan skenario krisis serta pengukuran risiko likuiditas dan solvabilitas ialah tugas vital lainnya.
Christopher Donohue, direktur pelaksana GARP mengemukakan, “Hasil survey sangat selaras dengan kondisi industri, dimana komunikasi yang baik ialah fungsi paling vital dari manajemen risiko. Keefektifan pelaksanaannya tidak terbatas pada pemahaman, modeling dan pengujian skenario risiko, namun lebih pada pengkomunikasian sebab dan akibatnya pada seluruh bagian perusahaan.” Risiko ini harus dilihat sebagai tanggungan bersama dan tak hanya tugas dari tim manajemen risiko.
Setiap individu yang terlibat berasal dari latar belakang yang bervariasi. Paradigma, cara pikir, budaya, perilaku, serta gaya berkomunikasi pun berbeda-beda. Padahal, sinergi dari sumber daya manusia yang berkualitaslah yang menentukan kemajuan perusahaan. Inilah alasan mengapa penting bagi seorang pimpinan sebagai pemersatu individu, untuk mengkomunikasi visi perusahaan untuk dipahami seluruh lapisan pegawai dari perusahaannya.
