Saya mencoba menjawab dari sumber yang saya baca, yang mengutip dari laman Islamlib.com.
Disana diceritakan seorang muslim yang sedang berkabung karena anaknya yang baru meninggal dunia.
Setelah sekian lama mencari kedamaian hidup, dia menemukan kedamaian dari ajaran Buddhisme, lalu pelan-pelan mempelajari ajaran tersebut yang notabene hampir sama dengan ajaran yang disampaikan oleh Rasul Muhammad SAW, tetapi setelah sekian lama mempelajari dia merasa takut apakah perbuatannya tergolong Murtad, apakah dia telah meninggalkan agamanya yaitu Islam? Ini adalah pertanyaan yang wajar, mari kita telaah sebelum memberikan pendapat masing-masing.
Islam adalah agama kosmopolitan dan universal. Kosmopolitan dalam artian ia agama dengan wawasan “Kota Dunia”. Seorang kosmopolitan mudah bergaul dengan berbagai budaya. Ia mampu membebaskan dari provinsialisme, sikap tertutup seperti pribahasa “Katak dalam tempurung”.
Dengan baik sekali, kosmopolitanisme Islam ditunjukan oleh pengalaman sejarah pada era Abbasiyah, sebuah empire Muslim yang berkuasa selama hampir delapan abad (8-16 M). Jenius peradaban Islam lahir disana. Dimasa itulah peradaban Islam lahir dengan menerima secara terbuka elemen-elemen peradaban lain: Yunani, Persia, India, dll.
Peradaban Islam lahir di Baghdad, Ibu Kota kerajaan Abbasiyah, Seperti sebuah panci besar yang menampung banyak ragam peradaban dari berbagai penjuru dunia.
Karya-karya filsafat dan medis dari orang-orang bijak Yunani (hukama) dengan penuh antusiasme diterjemahkan dalam bahasa Arab. Buku Prof. Dimitri Gutas Greek Thought, Arabic Culture (1998) mengurai dengan baik pengaruh peradaban Yunani terhadapt peradaban Islam klasik.
Islam adalah Agama universal dalam pengertian ia bukan agama yang provinsialistik. Ia Agama yang watak ajarannya dapat menyesuaikan diri dengan segala tempat dan zaman. Islam memang lahir di Arab. Tetapi ia bukanlah Agama Arab. Ada unsur-unsur Arab dalam dirinya, tetapi bukan element esensial.
Watak Islam yang kosmopolitan dan universal inilah yang memungkinkan lahirnya peradaban besar pada masa lampau. Ciri-ciri Kosmopolitansime: Cara berpikir terbuka, mudah bergaul dengan kebudayaan dan peradaban manapun, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beragama (adabtability), dan pluralistik.
Sedkit dari kisah tersebut menggambarkan bahwa Agama Islam adalah Agama yang tidak menutup diri dari dunia luar dan agama lain, kita dapat mempelajari Agama selain Islam dengan tujuan mengamalkan Islam yang memiliki sifat pluralisme tadi.
Jadi kesimpulan dari kisah seorang muslim yang mempelajari Agama Budha, asalkan dia tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim, maka dia tidak dikatakan murtad.
Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini? berikan komentar dan opini Anda.
Sumber: islamlib.com