Apakah Yang Dimaksud Dengan Menjaga Pandangan (Gadhul Bashar) Dalam Islam?

Pandangan

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga pandangan mata dari hal-hal yang tidak semestinya untuk dilihat. Apakah maksud menjaga pandangan dalam islam?

1 Like

Gad al-Bas}ar terdiri dari dua kata yaitu berasal kata gadda dan basara . Gadda menunjukkan berarti menahan, menundukkan, mengurangi, atau memejamkan. Sedangkan bas}ara berarti melihat atau memandang. Berangkat dari pengertian ini (gad al-Basar) maka penulis menguraikan penjelasan tentang gad al-Basar menurut ulama.

Menahan pandangan adalah menahan pandangan dari hal-hal yang haram dilihat. Perintah menahan pandangan ini ditujukan kepada orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan.

Sedangkan menahan pandangan, menurut Quraish Shihab adalah mengalihkan arah pandangan, serta tidak memantapkan pandangan dalam waktu yang lama kepada sesuatu yang terlarang atau kurang baik.

Abu al-A’la al-Maududi menyatakan bahwa menahan pandangan mata adalah agar tidak memandang sesuatu dengan leluasa sepenuh pandangan dan menahan pandangan kepada sesuatu yang tidak halal dengan menundukkan pandangan ke bawah atau memalingkannya ke arah lain.

Gad al-Basar dalam Al-Qur’an


Penggunaan yang kata dasarnya berasal dari kata gadda dalam al-Quran hanya terulang sebanyak 4 kali. Adapun penjelasan makna berdasarkan kata dasarnya (gadda) dalam Al- Quran tersebut yaitu:

1. (QS al-Nur 24: 30 dan 31)

Kata gad}d}a pada ayat 30 dan 31 bermakna menahan atau menudukkan, yaitu berbicara tentang orang-orang beriman (laki-laki dan perempuan) agar menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya karena yang demikian itu lebih suci bagi mereka.

2. (QS al-Hujurat 49: 3)

Makna gadda pada ayat ini merendahkan. Yaitu berbicara tentang orang- orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

3. (QS al-Luqman 31: 19)

Makna gadda pada ayat ini melunakkan. Yaitu berbicara tentang perintah. Dan sederhanahlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Ismail bin Katsir (700-774 H) dalam menjelaskan Menahan Pandangan di dalam al-Qur’an. Adapun penjelasan-penjelasan sebagai berikut:

Pandangan adalah asal muasal seluruh musibah yang menimpa manusia. Sebab, pandangan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan pikiran, dan pikiran itulah yang melahirkan syahwat, dan dari syahwat itu timbullah keinginan, kemudian
keinginan itu menjadi kuat, dan berubah menjadi niat yang bulat. Akhirnya apa yang tadinya melintas dalam pikiran menjadi kenyataan, dan itu pasti akan terjadi selama tidak ada yang menghalanginya. Oleh karena itu, dikatakan oleh sebagian ahli hikmah bahwa “bersabar dalam menahan pandangan mata( bebannya )adalah lebih ringan dibanding harus menanggung beban penderitaan yang ditimbulkannya.”

  • Setiap kejadian musibah itu bermula dari pandangan, seperti kobaran api berasal dari percikan api yang kecil.

  • Betapa banyak pandangan yang berhasil menembus kedalam hati pemiliknya, seperti tembusnya anak panah yang dilepaskan dari busur dan talinya.

  • Seorang hamba, selama dia masih mempunyai kelopak mata yang digunakan untuk memandang orang lain, maka dia berada pada posisi yang membahayakan.

  • ( Dia memandang hal hal yang ) menyenangkan matanya tapi membahayakan jiwanya, maka janganlah kamu sambut kesenangan yang akan membawa malapetaka.

Padahal dalam kenyataannya anggota badan merupakan kenikmatan dan amanah dari Allah digunakan untuk mendurhakaiNya, berarti merupakan pangkal dan puncak dari kekufuran. Sedangkan kelalaian dan kecerobohan terhadap amanah Allah yang ada pada diri kita adalah merupakan puncak pengkhianatan. Padahal jauh-jauh sebelumnya telah diberi peringatan: ”Selalu Peliharalah Anggota Badan!

Islam ibarat suatu benda adalah terbelah menjadi dua bagian, yaitu:

  • Meninggalkan segala macam larangan
  • Melaksanakan segala perintah dengan penuh ketaatan.