Penggunaan istighfar yang benar, yaitu engkau gunakan untuk menyadari kesalahanmu sendiri, bukan menyadari kesalahan orang lain… Banyak pula orang-orang yang berteriak-teriak “Allahu akbar”, sambil melakukan anarkhi dan merusak disana sini. Itu juga sama-sama ucapan yang salah tempat…
Kata-kata yg diucapkan memang BAGUS, ada asma Allah disitu, tapi niatan hati dan penggunaannya salah tempat. sama saja halnya dengan pencuri yang baca “bismillah” sebelum mencuri… heuheuheu.
Istighfar itu fungsinya adalah utk menyadari kesalahan dan dosamu sendiri, meminta ampunan kepada Allah atas hal itu. Bukan utk menyadari kesalahan orang lain dimatamu.
Bagaimana jika engkau dianiaya orang, lalu engkau teriak2 “astaghfirullah…100x…”. Maka fahamilah bahwa “TIDAK AKAN TIMBUL SUATU AKIBAT TANPA DIAWALI SUATU SEBAB”. Engkau dianiaya itu sejatinya karena perbuatanmu sendiri, karena engkau dari waktu ke waktu menanam keburukan, dan suka menyakiti hati orang lain, walau mungkin itu banyak tidak engkau sadari. Lalu engkau dibalas oleh Allah melalui tangan orang lain untuk menganiaya dirimu.
Kemudian engkau malah teriak-teriak istighfar, yang sebenarnya utk mencela perbuatan orang kepadamu, padahal sejati TETAP saja yang perlu engkau istighfari itu DIRIMU SENDIRI. Maka janganlah dangkal memandang masalah.
Itulah yang benar, istighfar itu untuk mengistighfari dirimu sendiri, bukan orang lain karena engkau pandang buruk perbuatannya…
Di antara bahaya yang diakibatkan oleh kesukaan menilai nilai orang lain adalah:
- Suudzon
- Ghibah
- Suka mencela, menghina
- Merendahkan orang lain
- Suka menghasut
- Lengah dari dosa dan kesalahan diri sendiri
- Terpeleset jalan karena dimanapun orang matanya suka meleng, cendrung terpeleset masuk jurang
- Riya karena menilai orang dibawah dsb keburukan akan datang
- Cendrung merusak keamanan dan kedamaian
Kalau mengkoreksi dan menimbang diri sendiri:
- Banyak istighfar
- Sadar diri
- Tidak suka mencela
- Faham cela-cela diri sendiri dan berusaha menutupnya
- Jauh dari suudzon
- Jauh dari ghibah
- Jauh dari merendahkan dan menghina orang lain
- Cinta damai tidak banyak musuh dsb
Banyak keuntungan-keuntungan yang kita peroleh secara ruhaniah bahkan lahiriah. Dengan latihan2, banyak ibadah dan dzikir, juga selalu iqro’ kitabaka, menyibukkan diri membaca dan mengkoreksi diri sendiri, serta menjauhi mengkoreksi orang lain…
Murid-muriku disini selalu kudidik secara teori dan praktek adalah untuk membersihkan hatinya sendiri, maka terhadap mereka yg sudah makin mengerti, tidak akan engkau dapati diantara muridku bersifat suka mencela orang lain… sedang mereka masih banyak cela… kalian pun boleh belajar bodoh sama saya atau hendak mencari mursyid diluar, itu adalah hak mu pribadi, bukan urusan saya, saya hanya melayani siapapun yg menyerahkan bimbingannya kepada saya atas dasar keinginan dan kesadarannya sendiri, tanpa paksaan sama sekali…
Siapakah diantara kita yang tidak pernah berbuat dosa, tak ada… yang dimaksud taubat atau istighfar adanya dalam perbaikan diri pribadi dari waktu ke waktu.
Suatu proses yang sangat panjang. Istighfar bukan sekedar mengucap Astaghfirullah saja, itu “baca istighfar” namanya, anak-anak SD pun bisa jika hanya demikian… siapa kita dahulu, siapa kita sekarang dan siapa kita yang akan datang, bagaimanakah perihal diri kita pribadi, apakah tersurut setiap keburukan diri ataukah tidak. Jika tersurut, maka itulah istighfar namanya.
Mursyid Syech Muhammad Zuhri (Abah FK)