Apakah makna istighfar dalam diri manusia?

Istighfar

Istighfar (Arab: إستغفار, Istiġfār) atau Astaghfirullah (أستغفر الله‎ ʾastaġfiru l-lāh) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam.

Berikut ayat-ayat Al-Quran yang membahas terkait mohon ampun kepada Allah SWT, antara lain:

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surat An-Nisa’ Ayat 110

maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-. Surat Nuh Ayat 10

dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Surat An-Nisa’ Ayat 106

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. Surat An-Nasr Ayat 3

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Surat Hud Ayat 90

Dan katakanlah: “Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik”. Surat Al-Mu’minun Ayat 118

Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Surat Az-Zariyat Ayat 18

1 Like

Makna secara umum dari ucapan astaghfirullah adalah thalabul maghfirah atau pengakuan dari dosa-dosa dan meyakini akan adanya ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Menurut Gus Mus, istighfar mempunyai tujuan untuk selalu meminta petunjuk dan ampunan kepada Allah dari perbuatan yang setiap hari dilakukan manusia.

Tulisan Emha Ainun Nadjib dalam Syair Tukang Bakso ini dapat menjadi renungan terkait makna pentingnya ber-istighfar dalam diri manusia,

“Kita memerlukan baca istighfar lebih dari seribu kali dalam sehari,” Pak Ustadz melanjutkan, “karena kita masih tergolong orang-orang yang ditawan oleh rasa takut terhadap apa yang kita anggap derajat rendah, takut tak memperoleh pekerjaan di sebuah kantor, takut miskin, takut tak punya jabatan, takut tak bisa menghibur istri dan mertua, dan kelak takut dipecat, takut tak naik pangkat… Masya Allah, sungguh kita masih termasuk golongan orang-orang yang belum sanggup menomorsatukan Allah!

Istighfar adalah permohonan hamba kepada Allah agar dosanya ditutupi, tidak disiksa karenanya, dan agar dirinya dilindungi dari siksaan. Secara istilah, istighfar adalah memohon dua hal sekaligus,ditutupinya dosa dan dimaafkan. Keduanya tidak terpisahkan. Sebab, ditutupi dosa tidak otomatis akan menggugurkan siksaan. Terkadang Allah menutupi dosa seseorang yang akan Dia siksa dan tidak akan Dia siksa. Ringkasnya, ampunan itu berarti terjagnya hamba dari akibat buruk suatu maksiat disertai penutupnya.

Makna Istighfar itu sendiri, antara lain :

  1. Menyesali perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Menyesali dengan sebenar-benarnya atas segala perbuatan dosa dan kesalahan, baik dengan lisan terlebih dengan hati yang paling dalam. Penyesalan harus dilakukan dengan kesadaran dan ketulusan yang sebenar-benarnya.

  2. Sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan dosa dan kesalahan yang sama. kesungguhan harus disertai dengan tekad yang kuat untuk tidak melakukan dosa dan kesalahan itu lagi, yaitu dengan memaksakan diri untuk meninggalkan dan tidak melakukannya lagi. Dengan meninggalkan dosa dan kesalahan berarti seseorang telah menunjukkan kesungguhannya untuk bertaubat.

  3. Melakukan perbaikan dan kebajikan, baik kepada Allah maupun kepada sesamanya. Kepada Allah seseorang harus melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhkan apa yang dilarang- Nya dengan sungguh-sungguh. Sedangkan kepada sesama manusia, apabila seseorang menyakiti orang lain, ia harus meminta maaf. Jika seseorang membuat janji maka harus ditepati. Setiap dosa dan kesalahan yang disertai dengan kebaikan serta pertaubatan maka dosanya akan mudah terhapus.

Istighfar adalah sesuatu yang penting bagi manusia. Bukan saja karena manusia mempunyai khas yang lebih besar untuk berbuat dosa, tetapi juga karena Allah SWT berulangkali memerintahkan baik lewat firman-firmanNya dalam Al-Qur‟an maupun lewat lisan utusan-Nya (Rasulullah SAW).

Artinya :

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Az-Zumar: 53)

Penggunaan istighfar yang benar, yaitu engkau gunakan untuk menyadari kesalahanmu sendiri, bukan menyadari kesalahan orang lain… Banyak pula orang-orang yang berteriak-teriak “Allahu akbar”, sambil melakukan anarkhi dan merusak disana sini. Itu juga sama-sama ucapan yang salah tempat…

Kata-kata yg diucapkan memang BAGUS, ada asma Allah disitu, tapi niatan hati dan penggunaannya salah tempat. sama saja halnya dengan pencuri yang baca “bismillah” sebelum mencuri… heuheuheu.

Istighfar itu fungsinya adalah utk menyadari kesalahan dan dosamu sendiri, meminta ampunan kepada Allah atas hal itu. Bukan utk menyadari kesalahan orang lain dimatamu.

Bagaimana jika engkau dianiaya orang, lalu engkau teriak2 “astaghfirullah…100x…”. Maka fahamilah bahwa “TIDAK AKAN TIMBUL SUATU AKIBAT TANPA DIAWALI SUATU SEBAB”. Engkau dianiaya itu sejatinya karena perbuatanmu sendiri, karena engkau dari waktu ke waktu menanam keburukan, dan suka menyakiti hati orang lain, walau mungkin itu banyak tidak engkau sadari. Lalu engkau dibalas oleh Allah melalui tangan orang lain untuk menganiaya dirimu.

Kemudian engkau malah teriak-teriak istighfar, yang sebenarnya utk mencela perbuatan orang kepadamu, padahal sejati TETAP saja yang perlu engkau istighfari itu DIRIMU SENDIRI. Maka janganlah dangkal memandang masalah.
Itulah yang benar, istighfar itu untuk mengistighfari dirimu sendiri, bukan orang lain karena engkau pandang buruk perbuatannya…

Di antara bahaya yang diakibatkan oleh kesukaan menilai nilai orang lain adalah:

  1. Suudzon
  2. Ghibah
  3. Suka mencela, menghina
  4. Merendahkan orang lain
  5. Suka menghasut
  6. Lengah dari dosa dan kesalahan diri sendiri
  7. Terpeleset jalan karena dimanapun orang matanya suka meleng, cendrung terpeleset masuk jurang
  8. Riya karena menilai orang dibawah dsb keburukan akan datang
  9. Cendrung merusak keamanan dan kedamaian

Kalau mengkoreksi dan menimbang diri sendiri:

  1. Banyak istighfar
  2. Sadar diri
  3. Tidak suka mencela
  4. Faham cela-cela diri sendiri dan berusaha menutupnya
  5. Jauh dari suudzon
  6. Jauh dari ghibah
  7. Jauh dari merendahkan dan menghina orang lain
  8. Cinta damai tidak banyak musuh dsb

Banyak keuntungan-keuntungan yang kita peroleh secara ruhaniah bahkan lahiriah. Dengan latihan2, banyak ibadah dan dzikir, juga selalu iqro’ kitabaka, menyibukkan diri membaca dan mengkoreksi diri sendiri, serta menjauhi mengkoreksi orang lain…

Murid-muriku disini selalu kudidik secara teori dan praktek adalah untuk membersihkan hatinya sendiri, maka terhadap mereka yg sudah makin mengerti, tidak akan engkau dapati diantara muridku bersifat suka mencela orang lain… sedang mereka masih banyak cela… kalian pun boleh belajar bodoh sama saya atau hendak mencari mursyid diluar, itu adalah hak mu pribadi, bukan urusan saya, saya hanya melayani siapapun yg menyerahkan bimbingannya kepada saya atas dasar keinginan dan kesadarannya sendiri, tanpa paksaan sama sekali…

Siapakah diantara kita yang tidak pernah berbuat dosa, tak ada… yang dimaksud taubat atau istighfar adanya dalam perbaikan diri pribadi dari waktu ke waktu.

Suatu proses yang sangat panjang. Istighfar bukan sekedar mengucap Astaghfirullah saja, itu “baca istighfar” namanya, anak-anak SD pun bisa jika hanya demikian… siapa kita dahulu, siapa kita sekarang dan siapa kita yang akan datang, bagaimanakah perihal diri kita pribadi, apakah tersurut setiap keburukan diri ataukah tidak. Jika tersurut, maka itulah istighfar namanya.

Mursyid Syech Muhammad Zuhri (Abah FK)