Apakah koran cetak sudah ketinggalan zaman?

Di abad 21 ini kita mengalami perkembangan teknologi informasi yang pesat. Perkembangan teknologi sejak ditemukannya media baru seperti TV dan Radio membuat peran penyampaian informasi melalui media elektronik semakin meningkat. Kini kita bisa dengan cepat, atau bahkan instan, memperoleh berita-berita yang lebih up to date jika dibandingkan dengan koran cetak tradisional. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya masyarakat yang melek teknologi, situs-situs berita online pun kini semakin menjadi pilihan masyarakat agar tidak ketinggalan berita.

Keberadaan media berita elektronik yang praktis, instan, mudah dan terkini membuat koran cetak seperti menjadi barang dari masa lampau. Koran dalam benak kita mungkin lekat dengan stereotipe “bapak-bapak”, yang tiap pagi menyeruput kopi di pagi hari seraya membolak-balik lembaran koran dengan syahdu. Anak muda zaman sekarang nampaknya lebih mengandalkan gadget mereka untuk mendapatkan informasi terkini. Bagi generasi sekarang, koran sudah mulai padam tergerus media elektronik. Mungkin saja koran tradisional ini akan menjadi barang yang “dimuseumkan” dalam beberapa tahun ke depan.

Menurutmu, apakah koran cetak memang sudah kalah bersaing dengan media elektronik?

Referensi

Iqbal, M. (6 Agustus 2019). Apakah Masih Zaman Baca Koran?. Dimuat di Apakah Masih Zaman Baca Koran? ~ Catatan Pencerahan
Welirang, A. (20 Desember 2019). Punahnya era Koran yang Berujung Tragis. Dimuat di Punahnya Era Koran yang Berujung Tragis
Zuhra, W. (2 Agustus 2017). Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak. Dimuat di Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak

dengan kemajuan teknologi saat ini menyebabkan beberapa hal yang biasa kita temui sudah tidak terlalu dibutuhkan lagi. alasannya karena media digital lebih simple, mudah dibawa, tidak meninggalkan limbah, dan alasan lainnya. saat ini banyak lembaga media cetak beralih ke media elekronik untuk mengikuti pasar dan perkembangan dan tak jarang pula kita temui beberapa media cetak yang sudah tidak produksi lagi dan bisa dibilang sudah tidak butuhkan serta lebih baik dimuseumkan saja.

Namun di lain sisi, jika koran tidak digunakan sepenuhnya maka akan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya dan akan menigkatkan angka pengangguran negara kita. ditambah dengan adanya pandemi ini yang menyerang kita dari segala sisi sehingga untuk melanjutkan hidup besok harus berfikir keras. walaupun tidak semua orang merasakan dampak akan pandemi ini, tapi perekonomian negara kita tumbuh negatif.

Ini pertanyaan yang sangat menarik, mengingat di zaman sekarang kebutuhan akan informasi sudah dapat diakses melalui perangkat seluler yang semakin canggih yang dimana hampir setiap orang memilikinya. tentunya koran - koran yang dulunya ada dalam bentuk media cetak seperti Kompas, kini juga hadir dalam bentuk digital atau online newspaper untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Belum lagi dengan laman - laman online newspaper lainnya seperti detik, okezone, dan liputan 6.com yang kini semakin digemari oleh masyarakat dalam mendapatkan berita - berita terkini. Hal yang sama juga terjadi di luar negeri. Hal ini juga menandai semakin banyaknya media media cetak yang beralih menjadi media online.

Tentunya menurut saya pribadi, koran cetak juga memiliki beberapa nilai minus dibandingkan dengan media online. Misalnya saja, untuk apa kita membayar subscription koran hanya untuk mendapatkan berita - berita terkini ketika kita bisa dengan mudah mengakses informasi dan berita terkini dari gadget kita yang biayanya gratis dan bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, dengan mengakses berita dari Internet saja, sebenarnya menurut saya, kita juga sudah berkontribusi kepada lingkungan dengan pengurangan penggunaan kertas untuk koran.

Tetapi dengan maraknya media online yang semakin menjamur dari hari ke hari dan sudah menjadi bagian dari masyarakat tentunya juga memiliki beberapa dampak. Dampak yang paling terasa adalah kualitas dari redaksi itu sendiri.

Redaksi media akan dibutuhkan dimanapun dan kapanpun, namun di dunia modern redaksi yang dihasilkan akan sedikit berbeda dan lebih sederhana dan disukai oleh masyarakat milenial. Di samping itu, ketika redaksi cetak terintegrasi dengan baik dengan media sosial sesungguhnya akan memenuhi kualitas informasi yang baik sesuai dengan kunci dalam mengendalikan perusahaan media menurut Dahlan Iskan, yaitu dilihat dari sisi kualitas redaksi (Swastika, 2021).

Tinggal, yang tersisa adalah preferability dari masing - masing orang mengenai media cetak dan media online.

Referensi :

  1. Swastika, G. (2021). Media Cetak Vs Media Sosial, Siapakah yang Akan Bertahan ?. Universitas Ciputra. Retrived from Media Cetak Vs Media Sosial, Siapakah yang Akan Bertahan? - Universitas Ciputra

Setuju dengan pendapat kakak, barangkali para pekerja yang terkait bidang inilah yang akan pertama kali terdampak bila koran cetak punah. Seperti misal, loper koran, penjual majalah dan koran, percetakan, dll. Hal baru pasti akan menimbulkan dampak dan konsekuensi baru.

Maka dari itu perlu dipastikan bahwa tenaga kerja di media elektronik dapat menyerap mereka yang terdampak akibat tergerusnya koran cetak.

So let the consumers decide. Biarkan masyarakat yang memilih sesuai dengan preferability dan kebutuhannya. Manakah yang akan bertahan antara media cetak atau media elektronik, biarkan persaingan pasar bebas yang menentukannya. Siapa yang bisa menyesuaikan selera pasar ialah pemenangnya.