Apakah konsep gotong royong ada dalam Islam?

Gotong royong

Tolong menolong merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan tolong menolong kita akan dapat membantu orang lain dan jika kita perlu bantuan tentunya orangpun akan menolong kita. Dengan tolong menolong kita akan dapat membina hubungan baik dengan semua orang.

Apakah konsep gotong royong ada dalam Islam?

arena manusia merupakan makhluk sosial, maka dibutuhkan rasa kerjasama, tenggangrasa dan saling toleransi juga membantu bahu-membahu satu dengan lainnya. Manusia harus hidup bersama dan bergotong royong untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia. Sebab secara umum tujuan kehidupan manusia itu, apapun agamanya, sukunya, kelompoknya, dan perbedaan prinsipil lainnya memiliki satu tujuan yaitu kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Maka sudah sepantasnya kita untuk saling bergotong-royong diantara sesame manusia, saling mengajak untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan keburukan sejauh-jauhnya. Menuai maslahat atau kebaikan secara bersama-sama. Islm, tentu telah mengatur hal tersebut dengan indahnya. Seperti apa yang Allah firmankan,

“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah : 2)

Dalam hal saling gotong-royong dan tolong menolong pada konteks yang ma’ruf sesuai ayat sebelumnya, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga menjabarkan pentingnya gotong-royong untuk membangun kekuatan kaum muslimin dan menegakkan kemuliaan agama Islam pada suatu daerah. Sebab Islam merupakan ajaran penuh dengan kebaikan. Senantiasa mengajarkan berfikir positif dan berusaha untuk berlaku baik terhadap sesama manusia lainnya. Sehingga, tepatlah wasiat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

”Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya” (HR. Muslim).

Selain hadits tersbut, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan pentingnya rasa kebersamaan dan saling tolong menolong,

”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain melakukan kerjasama dan gotong royong pada hal-hal yang diperbolehkan dalam Islam atas sesama muslim, maka Islam juga memperbolehkan pemeluknya untuk bekerjasama atau tolong menolong dalam perkara ma’ruf. Yakni, perkara-perkara tersebut tidak mencederai akidah seorang muslim dan tidak menjatuhkan ia kedalam kendali kemaksiatan. Sehingga gotong-royong dan tolong-menolong terhadap kaum non-muslim juga memiliki batasan tersendiri. Tidak bermudah-mudahan melakukan aktifitas tanpa di dasari oleh ilmu sebelumnya. Dan jadikanlah hal tersebut merupakan ladang dakwah tersendiri bagi orang beriman. Hal ini Allah tegaskan dalam firmannya,

“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah : 6)

Karena Islam sangat menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Sehingga dalam hal gotong-royong dimana hal tersebut membutuhkan adanya pemeran-pemeran dari agama berbeda, tetap sebagai seorang muslim kita harus berlaku adil terhadap mereka yang non-muslim. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maaidah : 8).