Apakah Keyakinan Utama Yang Harus Dimiliki Seorang Muslim?

Setiap orang yang mengikrarkan dua kalimat syahadat “asyhadu an lâ ilâha illallâh wa asyhadu anna muhammadan rasûlullâh” menjadi seorang Muslim dan hukum Muslim berlaku baginya: badannya menjadi suci juga anak-anaknya, dan pernikahan serta muamalahnya dengan Muslimin boleh baginya.

Apakah keyakinan utama yang harus dimiliki seorang muslim?

Kata “islâm” secara leksikal artinya berserah diri (taslîm) dan patuh. Secara teknikal berarti agama yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw dari Allah sebagai syariat ilahiah terakhir, yang komprehensif, universal dan abadi (takkan teranulir atau tercabut sampai kiamat).

Hal terpenting yang membedakan agama ini dengan semua agama lainnya, ialah keyakinan pada khâtamiyah Muhammad Saw, yakni beliau sebagai nabi penutup (nabi terakhir) dan indikasi makrifat ketauhidan dalam dimensi-dimensi berikut:

  1. Tauhid pada dzat, bahwa Allah Maha Esa, tak bersekutu dan tiada selain-Nya. Dia bukanlah suatu kombinasi yang mempunyai bagian-bagian, juga bukan bagian dari suatu kombinasi.

  2. Tauhid dalam penciptaan (khâliqiyah) dan pemeliharaan (rubûbiyah), bahwa Dialah Sang Pencipta dan Pengatur yang mandiri bagi alam keberadaan. Selain Dia (para utusan) termasuk malaikat hanyalah para abdi dan hamba-Nya, yang dalam keberadaan, penciptaan dan pengaturan segala urusan, mereka di bawah perintah-Nya Swt.

  3. Tauhid dalam penetapan aturan (tasyri’i), bahwa hanya Allah-lah satu-satunya sumber yang berhak membuat aturan bagi manusia. Sedangkan selain Dia (para utusan) menjelaskan dan membuat undang-undang sebatas apa yang diizinkan oleh Allah kepada mereka.

  4. Tauhid dalam ketuhanan (ulûhiyah), bahwa hanya Dialah Yang disembah dan patut disembah, bukan thâghut dan mahkluk.

Oleh karena itu, memeluk Islam berarti mengakui dua prinsip dan menerima segala konsekuensinya. Kalimat thayibah “lâ ilâha illallâh” adalah inti agama Islam dan kandungan segenap dimensi tauhid. Mengakui risalah nabi Muhammad Saw berarti mengakui khâtamiyah beliau dan bahwa agamanya sebagai agama penutup, menganulir semua ajaran sebelumnya. Konsekuensinya mematuhi secara mutlak semua ajaran, perintah dan larangan Sang Utusan Allah ini.